Penelitian Terdahulu Pengaruh Keanggotaan Koperasi Terhadap Pendapatan Peternak Sapi Perah Di Kud Cepogo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali

20 keanggotaan peternak di KUD Cepogo. Teknik pengambilan sampel berupa wawancara serta observasi langsung. Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah peternak sapi perah di Kecamatan Cepogo yang menjadi anggota KUD Cepogo dan peternak sapi perah yang tidak menjadi anggota KUD Cepogo. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 73 responden, terdiri dari 67 responden peternak sapi perah yang terbagi menjadi peternak anggota KUD Cepogo dalam hal ini disebut peternak tipe I dan peternak bukan anggota KUD Cepogo disebut peternak tipe II, tiga responden merupakan pedagang pengumpul yang terdapat Kecamatan Cepogo, dan tiga responden lainnya merupakan petugas KUD Cepogo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali.

4.5 Teknik Analisis

4.5.1 Analisis Saluran Pemasaran Susu dan Peran Koperasi

Analisis saluran pemasaran dilakukan dengan cara mengidentifikasi lembaga pemasaran yang terlibat serta deskripsi alur pemasaran yang terjadi dalam bentuk skema. Skema pemasaran dapat terbentuk beberapa macam sesuai alur pemasaran yang terjadi pada pemasaran susu sapi perah di Kecamatan Cepogo. Peran koperasi dianalisis menggunakan analisis kuantitatif. Sampel yang digunakan adalah peternak sapi perah yang tergabung menjadi anggota koperasi dan petugas koperasi yang menjalankan tugas dan fungsi koperasi sehari-hari. Berdasarkan hasil yang didapat dapat digunakan untuk memberikan masukan kepada koperasi untuk meningkatkan produktifitas dan peran koperasi kepada peternak sapi perah.

4.5.2 Analisis Pendapatan

Analisis pendapatan dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. Pendapatan atas biaya tunai didasarkan kepada biaya yang dikeluarkan oleh peternak dalam bentuk uang. Pendapatan atas biaya total didasarkan atas semua biaya yang dikeluarkan, baik tunai maupun tidak tunai. Metode perhitungan pendapatan peternak sapi perah dapat dilihat pada Tabel 3. Penerimaan usahaternak adalah perkalian antara jumlah produksi susu dengan harga jual susu dan perkalian antara jumlah sapi yang dijual dengan harga jual sapi. 4.1 Keterangan: TR = Penerimaan Total Rp Y = Susu yang dihasilkan liter Py = Harga jual susu Rpliter X = Sapi yang dijual ekor Px = Harga jual sapi Rpekor Biaya usahaternak sapi perah dibedakan menjadi dua yaitu biaya tetap fixed cost dan biaya tidak tetap variabel cost. Biaya tetap merupakan biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Biaya tidak tetap merupakan biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Komponen biaya tidak tetap 21 diantaranya adalah upah tenaga kerja, pembelian pakan, serta pembelian obat- obatan. Biaya total produksi dirumuskan sebagai berikut: 4.2 Keterangan: TC = total biaya produksi TFC = biaya tetap total TVC = biaya variabel total Struktur pendapatan peternak adalah hasil pengurangan total penerimaan dengan jumlah biaya yang dikeluarkan oleh peternak dalam satu kali periode. Untuk menghitung pendapatan peternak digunakan rumus: 4.3 Keterangan: π =Pendapatan petani TR = Total penerimaan TC = Total biaya produksi Dengan kriteria: 1. TRTC maka usaha untung, 2. TR=TC, maka usaha impas, dan 3. TRTC, maka usaha rugi. Tabel 3 Metode perhitungan pendapatan peternak sapi perah Uraian Tunai Tidak tunai Total Penerimaan: Penerimaan penjualan susu √ - √ Penerimaan penjualan sapi √ - √ Total penerimaan A √ - √ Biaya variabel: Pakan hijauan √ - √ Dedak √ - √ Ampas √ - √ Obat-obatan √ - √ Inseminasi buatan √ - √ Penyusutan peralatan tidak tahan lama - √ √ Tenaga kerja keluarga - √ √ Tenaga kerja luar keluarga √ - √ Lainnya √ - √ Total Biaya Variabel B √ √ √ Biaya Tetap: Penyusutan peralatan tahan lama - √ √ Penyusutan kandang - √ √ Sewa dan pajak lahan √ - √ Total Biaya Tetap C √ √ √ Pendapatan A-B-C √ √ √ Keterangan: √ = termasuk dalam perhitungan - = tidak termasuk dalam perhitungan Sumber : Soekartawi, 1985 22 V GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN

5. 1 Letak Geografis dan Pembagian Administratif Lokasi Penelitian

Kecamatan Cepogo merupakan salah satu dari 19 kecamatan yang ada di Kabupaten Boyolali. Kecamatan Cepogo berada di bagian selatan Kabupaten Boyolali seperti terlihat pada Lampiran 5. Kecamatan Cepogo terdiri dari 15 desa. Wilayah Kecamatan Cepogo dibatasi oleh : Sebelah Utara : Kecamatan Ampel Sebelah Timur : Kecamatan Boyolali Sebelah Selatan : Kecamatan Musuk Sebelah Barat : Kecamatan Selo Jumlah penduduk Kecamatan Cepogo ada tahun 2013 sebanyak 54.033 jiwa dengan rincian jumlah laki-laki sebanyak 26.640 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 27.393 jiwa. Tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 0.38 dari tahun 2012 penduduk Kecamatan Cepogo sebanyak 53.820 jiwa dan pada tahun 2013 meningkat menjasi 54.033 jiwa. Kecamatan Cepogo memiliki luas sebesar 5.299,8 Ha yang didominasi oleh tanah tegalan atau ladang sebesar 3.118,6 Ha. Kecamatan Cepogo beriklim sedang, dengan curah hujan 2984 Mm pada tahun 2013 dengan jumlah hari hujan 176 Hh Badan Pusat Statistik Kabupaten Boyolali, 2014. Desa Mliwis merupakan salah satu dari 15 desa yang ada di Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Desa Mliwis terletak sekitar 3 km dari pusat Kecamatan Cepogo, 8 km dari ibukota Kabupaten Boyolali dan 80 km dari ibukota Provinsi Jawa Tengah. Desa Mliwis memiliki batas administratif sebagai berikut: Sebelah Utara : Desa Cabean Kunti Sebelah Selatan : Desa Sumbung Sebelah Barat : Desa Jelok Sebelah Timur : Desa Sukabumi Desa Mliwis beriklim sedang, dengan curah hujan 2000 Mm pada tahun 2013, selama satu tahun jumlah hari hujan 176 Hh, dengan rata-rata turun hujan selama tiga bulan. Suhu rata-rata harian pada musim hujan Desa Mliwis berkisar 18° C-19° C, dan pada musim kemarau antara 22° C - 25° C. Luas wilayah Desa Mliwis, Kecamatan Cepogo adalah 230 Ha. Sebagian besar lahan di Desa Mliwis digunakan untuk sawahtegalan sebesar 150 Ha atau mencapai 65,21 dari total luas area Desa Mliwis Monografi Desa Mliwis, 2013. Berdasarkan laporan dari kantor Desa Mliwis pada tahun 2013, penduduk di Desa Mliwis berjumlah 6.527 jiwa, dengan jumlah laki-laki sebesar 3.293 jiwa dan perempuan berjumlah 3.234 jiwa. Komposisi penduduk Desa Mliwis berdasarkan matapencaharian terdiri dari: petani 1.293 orang, peternak 581 orang, pedagang 198 orang, buruh bangunan 163 orang, wiraswasta 513 orang, dan lain lain 239 orang Monografi Desa Mliwis, 2013. Selain Desa Mliwis, lokasi penelitian juga terdapat di Desa Sumbung . Desa Sumbung merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Desa Sumbung terletak sekitar 6 km dari pusat Kecamatan Cepogo, 14 km dari ibukota Kabupaten Boyolali dan 85 km dari 23 ibukota Provinsi Jawa Tengah. Desa Sumbung memiliki batas administratif sebagai berikut: Sebelah Utara : Desa Sumbung Sebelah Selatan : Kecamatan Musuk Sebelah Barat : Desa Gedangan Sebelah Timur : Desa Paras Desa Sumbung memiliki iklim sedang, dengan curah hujan 2000 Mm pada tahun 2013, selama satu tahun jumlah hari hujan 176 Hh, dengan rata-rata turun hujan selama tiga bulan. Suhu rata-rata harian pada musim hujan Desa Sumbung berkisar 17°-19° C, dan pada musim kemarau antara 21°- 25° C. Monografi Desa Sumbung, 2013.

5.2 Gambaran Umum KUD Cepogo

Kantor Unit Desa KUD Cepogo terletak di Jalan Boyolali-Selo, Desa Mliwis, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. KUD Cepogo didirikan pada tanggal 28 November 1973 dengan Badan Hukum No: 8472cBHPADKWK.11X1996. KUD Cepogo dibentuk dari kelompok kelompok koperasi kecil di Kecamatan Cepogo. Sebelum tahun 1960, di Kecamatan Cepogo telah berdiri beberapa koperasi yang kebanyakan koperasi tersebut bernanung di bawah partai masing-masing. Pemerintah membentuk wadah baru yang disebut BUUD, di mana kepengurusan dari BUUD diambil dari pengurus koiperasi-koperasi partai yang masih aktif pada saat ini. BUUD belum dapat mengadakan kegiatan usaha secara luas, sehingga untuk meningkatkan keberadaan organisasi, BUUD diubah menjadi Koperasi Unit Desa dengan BH No. 8472BHVI1973. Kemudian pada tahun 1996 diperbaharui menjadi BH No. 8472cBHPADKWK.11X1996. KUD Cepogo memiliki luas daerah kerja sebanyak 15 desa, dengan batas wilayah kerja: Sebelah Utara : KUD Ampel Sebelah Timur : KUD Kota Boyolali Sebelah Selatan : KUD Musuk Sebelah Barat : KUD Selo. Kegiatan utama KUD Cepogo adalah penyaluran susu sapi perah dari anggota KUD. Setiap harinya, petugas KUD mengambil susu sapi perah segar dari peternak pada pukul 05.30 WIB dan 14.30 WIB. Terdapat Tempat Penampungan Susu TPS di setiap desa di Kecamatan Cepogo, sehingga peternak tidak eprlu membawa susu ke KUD Cepogo. KUD Cepogo memiliki standar susu yang akan disetorkan ke KUD. Susu yang ditampung oleh KUD disalurkan ke pembeli lokal dan perusahaan pengolah susu sapi perah PT Cita Nasional Salatiga dan PT So Good Food Boyolali. KUD Cepogo juga memiliki unit usaha lain yang mendukung aktivitas anggota untuk meningkatkan produktivitas dari sapi masing- masing, dan dapat pula digunakan oleh masyarakat umum lainnya. Unit usaha tersebut terdiri dari unit usaha simpan pinjam, unit usaha Kredit Umum “Swamitra”, unit usaha pembayaran listrik bulanan, unit usaha Warung Serba Ada waserda, dan unit pengadaan ternak. Unit-unit usaha tersebut menyediakan kebutuhan anggota seperti pakan dan konsentrat yang merupakan variabel input