Pembiayaan Ketika menggunakan saluran pemasaran, maka produsen terhindar dari

16 Koperasi Susu “SAE” Pujon di tengah masyarakat telah menimbulkan dampak baik fisik maupun dampak sosial. Dampak fisiknya yaitu kesejahteraan masyarakat khususnya yang mempunyai jumlah kepemilikan sapi lebih dari lima ekor semakin meningkat, yaitu dalam hal pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan dari kondisi perumahan dan kepemilikan akan barang mewah semakin marak. Dampak sosialnya yaitu semakin meningkatnya kesadaran warga akan pentingnya pendidikan, dapat dilihat dari banyaknya anak sekolah yang tetap melanjutkan sekolahnya dan terbukanya lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar. P rogram ataupun fasilitas yang disediakan Koperasi Susu “SAE” Pujon juga dapat dikatakan menunjang kesejahteraan masyarakat seperti program biogas yang dapat membantu masyarakat dalam memperoleh energi pengganti yaitu berupa bahan bakar yang dirasa saat ini sudah mulai langka dan harganya mahal. Tersedia ada fasilitas kesehatan berupa Balai Kesehatan Ibu dan Anak BKIA Nurul Ihsan yang telah membantu masyarakat dalam mengakses fasilitas kesehatan karena sekarang menjadi balai pengobatan umum yang dapat diakses masyarakat umum, tidak hanya peternak anggota Koperasi Susu “SAE”. Namun terdapat sebagian masyarakat Pujon yang beranggapan bahwa beternak sapi perah itu malah justru rugi dan dengan menjadi anggota Koperasi Susu “SAE” Pujon tidak lantas sejahtera karena Koperasi Susu “SAE” Pujon tidak memberikan jaminan kepada peternak yang masih dalam kondisi miskin. Masyarakat tersebut adalah masyarakat dengan jumlah kepemilikan sapi perah kurang dari lima ekor. Ghosh 2003 melakukan penelitian tentang pengembangan koperasi susu dan dampaknya terhadap produktivitas dan peningkatan pendapatan rumah tangga di Distrik Sirajganj dan Distrik Gopalganj, Bangladesh. Hasil penelitian tersebut menyebutkan BMPCUL merupakan organisasi produsen susu di Bangladesh yang sudah berjalan dengan baik. Koperasi yang berada di bawah naungan BMPCUL sudah sangat banyak dan saat ini meningkat dengan cukup drastic, begitu pun dengan anggota masing-masing koperasi. Koperasi tersebut memberikan pelayanan seperti AI, vaksinasi, fasilitas perawatan lainnya, dan persilangan sapi yang ikut berkontribusi meningkatkan kualitas sapi. BMPCUL menjadi organisasi produksi susu yang dominan, mencapai 60 dari kebutuhan susu di Bangladesh. Pada waktu yang sama produksi susu setiap anggota koperasi meningkat secara tajam. Hal ini berimbas pada kualitas susu sapi yang dihasilkan oleh anggota koperasi lebih baik dibanding yang berasal dari luar koperasi. Harga yang didapat oleh anggota koperasi pun jauh lebih tinggi dibanding yang bukan anggota koperasi. Berdasarkan hal tersebut maka pendapatan peternak sapi perah yang menjadi anggota koperasi meningkat. Perbedaan penelitian ini dengan peneltian yang lain terletak pada saluran pemasaran yang akan diidentifikasi, analisis pendapatan serta lokasi penelitian. Saluran pemasaran yang akan diidentifikasi merupakan saluran pemasaran susu yang terdapat di Kecamatan Cepogo dari peternak sapi perah, KUD Cepogo, GKSI, serta Industri Pengolahan Susu yang terdapat di Boyolali. Pada penelitian ini, analisis pendapatan akan dibedakan menjadi dua yakni adalah pendapatan peternak atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. III KERANGKA PEMIKIRAN 17

3.1 Kerangka Pemikiran Operasional

Usahaternak sapi perah penghasil susu dapat dijadikan pilihan utama mata pencaharian dan solusi untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Permintaan akan susu yang meningkat tiap tahunnya mengindikasikan usaha ini sangat menguntungkan dan memiliki prospek yang baik. Kecamatan Cepogo merupakan kecamatan penghasil susu terbesar di Kabupaten Boyolali. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar penduduk Kecamatan Cepogo bermatapencaharian sebagai peternak sapi perah. Namun, banyak kendala yang harus dihadapi oleh peternak sapi perah yang ada di Kecamatan Cepogo. Kendala yang dihadapi oleh peternak seperti peningkatan biaya produksi akibat kenaikan harga pakan, populasi sapi yang masih rendah, dan lamanya waktu pengangkutan yang menyebabkan penurunan kualitas susu. Hal ini disebabkan oleh sifat susu yang mudah rusak sehingga memerlukan waktu yang singkat untuk mengangkut susu. Berdasarkan hal tersebut diperlukan lembaga pemasaran yang dapat mengangkut dan memasarkan susu dengan cepat agar segera terdistribusi ke konsumen. Penelitian ini menganalisis saluran pemasaran susu, peran koperasi dan perbandingan pendapatan usahaternak sapi perah berdasarkan keanggotaan dalam KUD Cepogo. Analisis saluran pemasaran susu di wilayah Kecamatan Cepogo dilakukan dengan mengidentifikasi lembaga pemasaran yang ikut serta memasarkan susu dari peternak hingga ke pengolahan susu. Saluran pemasaran yang terjadi di Kecamatan Cepogo akan memperlihatkan peternak sapi perah yang tergabung dalam koperasi dengan yang tidak menjadi anggota koperasi. Berdasarkan harga susu yang didapat petenak dapat dilihat perbandingan pendapatan peternak sapi perah berdasarkan keanggotaan koperasi. Selanjutnya untuk analisis peran koperasi unit usaha yang diteliti adalah KUD Cepogo, yakni unit usaha sapi perah dan pemasaran susu. KUD ini didirikan pada tahun 1973, berbadan hukum 8463bBHPADKWK.IIXII96 tertanggal 31 Desember 1996. Jumlah anggota KUD pada tahun 2013 telah mencapai 5.573 orang. Produksi susu segar yang dihasilkan oleh KUD ini mencapai 30.000 literhari. Susu yang diperoleh dari peterrnak dikumpulkan koperasi dua kali sehari. Petugas koperasi susu mengangkut susu dari 27 pos yang ada KUD Cepogo, 2014. Sering terjadi harga yang diberikan koperasi tidak sebanding dengan tingginya biaya produksi yang dikeluarkan. Perhitungan biaya produksi dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah biaya produksi peternak telah dapat ditutupi dengan harga jual susu di KUD. Selain itu juga bertujuan untuk melihat tingkat pendapatan peternak atas biaya yang telah dikeluarkan selama proses produksi. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan koperasi dalam penetapan harga susu segar di tingkat peternak yang berhubungan langsung dengan tingkat pendapatan dan kesejahteraan peternak sapi perah. Alur kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.