Kerangka Pemikiran Operasional Pengaruh Keanggotaan Koperasi Terhadap Pendapatan Peternak Sapi Perah Di Kud Cepogo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali

23 ibukota Provinsi Jawa Tengah. Desa Sumbung memiliki batas administratif sebagai berikut: Sebelah Utara : Desa Sumbung Sebelah Selatan : Kecamatan Musuk Sebelah Barat : Desa Gedangan Sebelah Timur : Desa Paras Desa Sumbung memiliki iklim sedang, dengan curah hujan 2000 Mm pada tahun 2013, selama satu tahun jumlah hari hujan 176 Hh, dengan rata-rata turun hujan selama tiga bulan. Suhu rata-rata harian pada musim hujan Desa Sumbung berkisar 17°-19° C, dan pada musim kemarau antara 21°- 25° C. Monografi Desa Sumbung, 2013.

5.2 Gambaran Umum KUD Cepogo

Kantor Unit Desa KUD Cepogo terletak di Jalan Boyolali-Selo, Desa Mliwis, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. KUD Cepogo didirikan pada tanggal 28 November 1973 dengan Badan Hukum No: 8472cBHPADKWK.11X1996. KUD Cepogo dibentuk dari kelompok kelompok koperasi kecil di Kecamatan Cepogo. Sebelum tahun 1960, di Kecamatan Cepogo telah berdiri beberapa koperasi yang kebanyakan koperasi tersebut bernanung di bawah partai masing-masing. Pemerintah membentuk wadah baru yang disebut BUUD, di mana kepengurusan dari BUUD diambil dari pengurus koiperasi-koperasi partai yang masih aktif pada saat ini. BUUD belum dapat mengadakan kegiatan usaha secara luas, sehingga untuk meningkatkan keberadaan organisasi, BUUD diubah menjadi Koperasi Unit Desa dengan BH No. 8472BHVI1973. Kemudian pada tahun 1996 diperbaharui menjadi BH No. 8472cBHPADKWK.11X1996. KUD Cepogo memiliki luas daerah kerja sebanyak 15 desa, dengan batas wilayah kerja: Sebelah Utara : KUD Ampel Sebelah Timur : KUD Kota Boyolali Sebelah Selatan : KUD Musuk Sebelah Barat : KUD Selo. Kegiatan utama KUD Cepogo adalah penyaluran susu sapi perah dari anggota KUD. Setiap harinya, petugas KUD mengambil susu sapi perah segar dari peternak pada pukul 05.30 WIB dan 14.30 WIB. Terdapat Tempat Penampungan Susu TPS di setiap desa di Kecamatan Cepogo, sehingga peternak tidak eprlu membawa susu ke KUD Cepogo. KUD Cepogo memiliki standar susu yang akan disetorkan ke KUD. Susu yang ditampung oleh KUD disalurkan ke pembeli lokal dan perusahaan pengolah susu sapi perah PT Cita Nasional Salatiga dan PT So Good Food Boyolali. KUD Cepogo juga memiliki unit usaha lain yang mendukung aktivitas anggota untuk meningkatkan produktivitas dari sapi masing- masing, dan dapat pula digunakan oleh masyarakat umum lainnya. Unit usaha tersebut terdiri dari unit usaha simpan pinjam, unit usaha Kredit Umum “Swamitra”, unit usaha pembayaran listrik bulanan, unit usaha Warung Serba Ada waserda, dan unit pengadaan ternak. Unit-unit usaha tersebut menyediakan kebutuhan anggota seperti pakan dan konsentrat yang merupakan variabel input 24 pada kegiatan produksi susu sapi perah. Saat ini unit usaha KUD cepogo masih berjalan dan banyak diminati oleh anggota serta masyarakat Cepogo. Anggota aktif di KUD Cepogo pada tahun 2014 sebesar 5.583 jiwa, yang tersebar di 15 desa. Produksi susu yang dihasilkan oleh KUD Cepogo cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Produksi susu KUD cepogo dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Produksi susu KUD Cepogo tahun 2008-2014 Tahun produksi Jumlah produksi susu liter 2008 3.076.560 2009 3.175.673 2010 3.421.753 2011 3.397.851 2012 2.700.000 2013 3.240.000 2014 3.546.000 Sumber: Data primer, 2015 Diolah Pada Tabel 4 produksi susu KUD Cepogo cenderung mengalami kenaikan. Pada tahun 2008 hingga 2010 produksi susu meningkat dengan rata-rata peningkatan sebesar 172.596,5 litertahun. Pada tahun 2011 produksi susu mengalami penurunan sebesar 23.902 liter. Penurunan produksi susu berlanjut hingga tahun 2012 yang hanya berproduksi sebanyak 2.700.000 liter. Hal ini disebabkan oleh adanya aktivitas Gunung Merapi yang mempengaruhi kesehatan hewan dan aktivitas pemerahan susu. Sehingga banyak hewan sapi yang mati dan pemasaran susu sapi perah menjadi terganggu. Banyak prestasi yang telah diraih KUD Cepogo hingga saat ini. Pada tahun 1990 hingga 1996, KUD Cepogo dinobatkan menjadi KUD Mandiri Teladan Nasional. Dengan berbagai fasilitas yang menunjang jalannya KUD Cepogo, hingga saat ini KUD Cepogo menjadi pilihan peternak sapi perah di Kecamatan Cepogo untuk menyalurkan produksi susu sapi perah KUD Cepogo, 2014. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Karakteristik Responden

Pada penelitian ini, total responden yang diwawancarai sebanyak 75 responden, yang dibagi menjadi tiga kelompok responden. Kelompok responden yang pertama adalah kelompok peternak sapi perah dengan jumlah responden 67 orang yang tinggal di Desa Miliwis dan Desa Sumbung Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Kelompok responden yang pertama dibagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok peternak sapi perah anggota KUD, dan kelompok peterrnak sapi perah bukan anggota KUD. Kelompok peternak anggota KUD dalam penelitian ini disebut Tipe I, dan kelompok peternak non KUD disebut Tipe II. Tipe I dalam penelitian ini berjumlah 31 responden, sedangkan Tipe II berjumlah 36 responden. Kelompok responden yang kedua adalah kelompok 25 pedagang pengumpul yang membeli susu dari sebagian peternak. Kelompok responden kedua berjumlah tiga orang. Kelompok responden ketiga adalah kelompok responden petugas KUD berjumlah tiga orang. Karakteristik yang diamati dalam penelitian ini adalah umur responden, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengalaman beternak sapi perah, dan kepemilikan sapi perah. Distribusi responden pada penelitian ini dapat dilihat di Tabel 5 dan Tabel 6. Tabel 5. Distribusi responden peternak sapi perah Kecamatan Cepogo bulan Maret 2015 Karakteristik Responden Jumlah Responden Orang Jumlah Orang Presentase Tipe I Tipe II Umur tahun 30 3 1 4 5,97 31-40 9 11 20 29,85 41-50 13 18 31 46,27 51-60 6 6 12 17,91 Jenis Kelamin Laki-laki 25 18 43 64,18 Perempuan 6 18 24 35,82 Tingkat Pendidikan Tidak Tamat SD 1 1 1,49 Tamat SD 9 16 25 37,31 Tamat SMP 10 11 21 31,34 SMA 8 7 15 22,39 DiplomaS1 4 1 5 7,46 Pengalaman Tahun 0-10 9 7 16 23,88 11- 20 9 16 25 34,71 21-30 12 13 25 34,71 31 1 1 1,49 Kepemilikan sapi laktasi ekor 3 11 6 17 26,15 3-5 14 25 39 60,00 5 6 3 9 13,85 Kepemilikan sapi non laktasi 3 26 24 50 74,63 3-5 5 12 17 25,37 Sumber: Data Primer, 2015 Diolah Umur Responden Umur responden dianggap penting dalam penelitian ini. Umur responden akan berpengaruh pada tingkat pengetahuan dan kemampuan fisik responden untuk menjalankan aktivitas peternakan. Kegiatan peternakan sapi perah ini membutuhkan tenaga yang sangat besar sehingga umur akan berpengaruh pada produktivitas usaha. Pada Tabel 5 sebagian besar responden peternak sapi perah berada pada kelompok umur 41-50 tahun, yakni sebanyak 31 responden atau sekitar 46,27 persen dari total responden peternak. Berdasarkan kondisi di lapang peternak pada lokasi penelitian memiliki kesempatan dan potensi untuk meningkatkan produktivitas dari ternak. Presentase umur terendah berada di kelompok umur 30 tahun sebanyak empat responden atau 4,97 persen. Pada