17
3.1 Kerangka Pemikiran Operasional
Usahaternak sapi perah penghasil susu dapat dijadikan pilihan utama mata pencaharian dan solusi untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Permintaan
akan susu yang meningkat tiap tahunnya mengindikasikan usaha ini sangat menguntungkan dan memiliki prospek yang baik.
Kecamatan Cepogo merupakan kecamatan penghasil susu terbesar di Kabupaten Boyolali. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar penduduk
Kecamatan Cepogo bermatapencaharian sebagai peternak sapi perah. Namun, banyak kendala yang harus dihadapi oleh peternak sapi perah yang ada di
Kecamatan Cepogo. Kendala yang dihadapi oleh peternak seperti peningkatan biaya produksi akibat kenaikan harga pakan, populasi sapi yang masih rendah, dan
lamanya waktu pengangkutan yang menyebabkan penurunan kualitas susu. Hal ini disebabkan oleh sifat susu yang mudah rusak sehingga memerlukan waktu yang
singkat untuk mengangkut susu. Berdasarkan hal tersebut diperlukan lembaga pemasaran yang dapat mengangkut dan memasarkan susu dengan cepat agar
segera terdistribusi ke konsumen.
Penelitian ini menganalisis saluran pemasaran susu, peran koperasi dan perbandingan pendapatan usahaternak sapi perah berdasarkan keanggotaan dalam
KUD Cepogo. Analisis saluran pemasaran susu di wilayah Kecamatan Cepogo dilakukan dengan mengidentifikasi lembaga pemasaran yang ikut serta
memasarkan susu dari peternak hingga ke pengolahan susu. Saluran pemasaran yang terjadi di Kecamatan Cepogo akan memperlihatkan peternak sapi perah yang
tergabung dalam koperasi dengan yang tidak menjadi anggota koperasi. Berdasarkan harga susu yang didapat petenak dapat dilihat perbandingan
pendapatan peternak sapi perah berdasarkan keanggotaan koperasi.
Selanjutnya untuk analisis peran koperasi unit usaha yang diteliti adalah KUD Cepogo, yakni unit usaha sapi perah dan pemasaran susu. KUD ini didirikan
pada tahun 1973, berbadan hukum 8463bBHPADKWK.IIXII96 tertanggal 31 Desember 1996. Jumlah anggota KUD pada tahun 2013 telah mencapai 5.573
orang. Produksi susu segar yang dihasilkan oleh KUD ini mencapai 30.000 literhari. Susu yang diperoleh dari peterrnak dikumpulkan koperasi dua kali
sehari. Petugas koperasi susu mengangkut susu dari 27 pos yang ada KUD Cepogo, 2014.
Sering terjadi harga yang diberikan koperasi tidak sebanding dengan tingginya biaya produksi yang dikeluarkan. Perhitungan biaya produksi dalam
penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah biaya produksi peternak telah dapat ditutupi dengan harga jual susu di KUD. Selain itu juga bertujuan untuk melihat
tingkat pendapatan peternak atas biaya yang telah dikeluarkan selama proses produksi. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan koperasi
dalam penetapan harga susu segar di tingkat peternak yang berhubungan langsung dengan tingkat pendapatan dan kesejahteraan peternak sapi perah. Alur kerangka
pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.
18
Gambar 2 Kerangka Pemikiran Operasional
Peluang peternak sapi
perah: 1. Peningkatan
permintaan akan susu
segar. 2. Peningkatan
konsumsi susu masyarakat.
Potensi kecamatan Cepogo sebagai
penghasil susu terbesar di Kabupaten Boyolali
Peternak sapi perah di Kecamatan Cepogo
Permasalahan yang dihadapi peternak sapi perah:
1. Kenaikan biaya input
produksi menyebabkan kenaikan biaya produksi
susu
2. Lamanya proses
pengangkutan menyebabkan kualitas susu rendah.
Ditambah pula dengan sifat susu yang mudah rusak.
3. Populasi dan produktifitas
sapi masih rendah sehingga menurunkan pendapatan
peternak sapi perah. Analisis saluran
pemasaran Pendapatan peternak
sapi perah berdasarkan keanggotaan di KUD
Bahan pertimbangan KUD Cepogo dalam menetapkan harga beli susu dari peternak dan
meningkatkan peran serta fungsinya kepada peternak sapi perah yang tergabung sebagai
anggota koperasi Analisis peran
koperasi oleh peternak sapi perah
yang tergabung di dalam KUD Cepogo
dan petugas KUD Analisis pendapatan
peternak sapi perah atas biaya tunai dan pendapatan
peternak atas biaya total berdasarkan keanggotaan di
KUD
Pendapatan UntungRugi Peternak Anggota
KUD Tipe I Peternak Bukan
Anggota KUD Tipe II
19
IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan analisis pendapatan dan deskriptif. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode survei. Fokus penelitian ini adalah: 1.
Saluran pemasaran susu di Kecamatan Cepogo 2.
Peran koperasi dalam peningkatan produktivitas dan pemberdayaan peternak sapi perah.
3. Analisis pendapatan yang diterima peternak sapi perah berdasarkan
keanggotaan di koperasi.
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Mliwis dan Desa Sumbung serta di KUD Cepogo, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Pemilihan lokasi
dilakukan secara sengaja purposive berdasarkan pertimbangan KUD Cepogo merupakan koperasi pengumpul susu segar terbesar yang berperan penting di
Kabupaten Boyolali. Pengumpulan data primer dilakukan selama dua bulan, terhitung pada bulan Februari-Maret 2015.
4.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan teknik wawancara menggunakan
daftar pertanyaan Lampiran 4 kepada responden dan turun lapang melakukan observasi langsung ke unit koperasi. Data primer meliputi lama beternak sapi,
produktivitas per petani, pemasaran susu, harga yang dibayarkan oleh koperasi, biaya produksi, serta penghasilan per bulan. Data sekunder didapat dari Badan
Pusat Statistik BPS, Kementerian Pertanian, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, laporan tahunan KUD Cepogo, Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Boyolali, dan berbagai literatur, baik buku, jurnal, situs internet dan referensi yang terkait dalam penelitian. Data sekunder yang dikumpulkan meliputi
data time-series produktivitas susu 2004-2014 dari KUD Cepogo, data anggota peternak sapi perah KUD Cepogo 2014, data time-series produktivitas susu
Kecamatan Cepogo 2014, data time-series produktivitas susu Kabupaten Boyolali 2009-2013, data time-series produktivitas susu Provinsi Jawa Tengah
2009-2013, data time-series produktivitas susu Indonesia 2009-2013 dari Kementerian Pertanian.
4.4 Metode Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel sebagai responden dalam penelitian ini menggunakan metode stratified and purposive sampling, yaitu populasi sampel dibagi dalam
kelompok yang homogen terlebih dahulu strata dan anggota sampel ditarik dari setiap strata. Strata penarikan sampel dalam penelitian ini didasarkan pada