43 dengan rata-rata harga jual sapi pedet sebesar Rp 4.775.000,00. Total penerimaan
dari penjualan ternak sapi adalah Rp 1.638.888 per bulaan atau Rp 283.544 per ekor per bulan. Selain penerimaan dari penjualan sapi, terdapat penerimaan yang
diperhitungkan yakni penerimaan susu untuk pedet. Berdasarkan Tabel 14, penerimaan susu untuk pedet sebesar Rp 258.912
per ekor laktasi per bulan. Sehingga total penerimaan yang diterima peternak sapi perah tipe II dalam satu
bulan sebesar Rp 7.234.705 per bulan atau Rp 1.782.404 per ekor per bulan. Pengeluaran peternak sapi perah tipe II sama dengan pengeluaran peternak
sapi tipe I, yang membedakan hanya di peternak sapi tipe II tidak terdapat iuran anggota KUD Cepogo dan peternak tipe II melakukan inseminasi buatan dengan
bantuan mantri atau dokter di luar KUD, sehingga biaya inseminasi buatan lebih mahal. Total biaya produksi terdiri atas biaya tunai dan biaya non tunai.
Berdasarkan Tabel 13 komponen biaya produksi terbesar yang dikeluarkan peternak sapi perah tipe II adalah biaya konsentrat sebesar 51,50 persen dari total
biaya produksi atau sebesar Rp 1.692.188 per bulan atau Rp 292.878 per ekor per bulan. Rata-rata peternak menggunakan konsentrat untuk pangan tambahan satu
ekor sapi perah sebesar 501,39 kilogram per bulan dengan harga konsentrat adalah Rp 3.375 per kilogram. Kebutuhan pakan hijauan peternak sapi perah dipenuhi
dengan cara mencari rumput hijauan di lahan tegalan milik peternak. Rata-rata peternak responden menggunakan pakan hijauan 30.84 kilogram per ekor per
bulan atau 5.180,30 kilogram dalam satu bulan.
Selanjutnya biaya sarana produksi yang dikeluarkan peternak adalah biaya pembelian bekatul, singkong, dan garam. Pakan ini digunakan untuk pakan
tambahan selain pakan hijauan. Rata-rata peternak menggunakan bekatul untuk satu ekor sapi perah sebanyak 60,67 kilogram per bulan, dengan harga bekatul
sebesar Rp 1.300 per kilogram. Selain bekatul, peternak mengeluarkan biaya pembelian singkong sebanyak Rp 21.617 per ekor per bulan, dengan penggunaan
singkong untuk satu ekor sapi sebesar 62,26 kilogram per bulan. Garam digunakan untuk penambahan rasa untuk pakan sapi, sehingga peternak tidak
terlalu membutuhkan banyak garam. Peternak sapi perah tipe II juga menggunakan garam untuk tambahan rasa pakan ternak, rata-rata peternak
membutuhkan garam untuk satu ekor sapi perah sebanyak 2,20 kilogram per bulan, dengan harga garam per kilogram adalah Rp 1.500, sehingga total
pengeluaran untuk membeli garam sebesar Rp 3.295 per ekor per bulan.
Biaya lainnya adalah biaya inseminasi buatan, inseminasi buatan diperlukan untuk melakukan pembuahan pada sapi perah betina, selain dengan cara kawin
langsung dengan sapi jantan dewasa. Peternak tipe II tidak mendapat tunjangan dari KUD Cepogo, sehingga peternak harus mengeluarkan biaya inseminasi
buatan sebesar Rp 40.000 hingga Rp 50.000 per pelaksanaan inseminasi buatan. Sebanyak 12 responden dari 36 responden menggunakan inseminasi buatan,
dengan biaya rata-rata sebesar Rp 40.857 untuk satu kali inseminasi buatan.
Setiap bulan peternak sapi perah juga mengeluarkan biaya listrik, biaya air, upah tenaga kerja luar keluarga, dan biaya penyediaan pakan. Biaya listrik yang
dikeluarkan peternak tipe II adalah listrik untuk penerangan kandang sapi dan penerangan rumah peternak, dengan rata-rata pengeluaran adalah Rp 11.065 per
ekor per bulan. Sama seperti peternak tipe I, peternak tipe II juga mengeluarkan biaya perawatan air sebesar Rp 3.000 per bulan. Biaya penyediaan pakan
merupakan biaya pembelian bahan bakar untuk mencari pakan hijauan. Rata-rata
44 peternak mengeluarkan biaya sebesar Rp 69.417 per bulan. Sehingga, untuk satu
ekor sapi perah dibutuhkan biaya pengadaan pakan sebesar Rp 12.014 per bulan. Selain itu biaya yang harus dikeluarkan peternak sapi perah tipe II adalah upah
tenaga kerja luar keluarga HOK. Rata-rata peternak menggunakan tenaga kerja 2,34 HOK per ekor dengan biaya tunai yang dikeluarkan untuk tenaga kerja luar
keluarga adalah Rp 13.54 per HOK.
Tabel 14 Analisis pendapatan peternak tipe II per ekor per bulan di Kecamatan Cepogo, Maret 2015
No Komponen
Jumlah Harga
Satuan Rpsatuan
Nilai Rpbulan A
TOTAL PENERIMAAN 1.782.404
Penerimaan tunai 1.penjualan
susu literbulan
326,99 4.791
1.423.175 2. penjualan sapi
283.544 Penerimaan yang diperhitungkan
1. susu untuk pedet literbulan
59,32 4.350
66.685 B
TOTAL BIAYA TUNAI 463.965
1. sarana Produksi 367.225
a.konsentrat kgbulan
86,78 3.375
292.878 50,50
b. bekatul kgbulan 60,67
1.300 78.875
13,60 c.
singkong kgbulan
62.26 300
21.617 3,73
d. garam kgbulan 2,20
1.500 3.295
0,57 2.
biaya IB
ekorbulan 0,09
40.857 3.780
0,65 3. listrik Rpbulan
11.065 1,91
4. air Rpbulan 519
0,09 5. tenaga kerja luar
HOK 2,34
16.527 39.919
6,88 6. pengadaan pakan
1,77 6.700
12.014 2,07
C BIAYA NON TUNAI
115.951 1. penyusutan alat
13.516 2,33
2. HOK Keluarga 6,20
16.527 102.434
17,66 D
TOTAL BIAYA 579.915
100 E
PENDAPATAN ATAS BIAYA TUNAI 1.318.439
F PENDAPATAN ATAS BIAYA TOTAL
1.202.489 Sumber: Data Primer, 2015 Diolah
Biaya tunai yang harus dikeluarkan oleh peternak sapi perah tipe II selama satu bulan adalah sebesar Rp 2.680.691 per bulan atau Rp 463.965 per ekor sapi.
Biaya penyusutan alat dan kandang yang dimasukkan dalam biaya total produksi pada peternak sapi perah tipe II adalah Rp 78.127 per bulan, sehingga untuk satu
ekor ternak biaya penyusutan sebesar Rp 13.516 per bulan. Selanjutnya tenaga kerja dalam keluarga yang digunakan oleh peternak tipe II rata-rata sebesar 6,20
45 HOK dengan biaya per HOK adalah Rp 16.527, sehingga biaya yang
diperhitungkan dari penggunaan tenaga kerja dalam keluarga sebesar Rp 102.434 per ekor per bulan. Biaya total yang dikeluarkan oleh peternak sapi perah tipe II
dalam satu bulan adalah Rp 579.916 per ekor. Dengan demikian pendapatan peternak atas biaya tunai adalah Rp 4.554.041 per bulan atau Rp 1.318.439 per
ekor per bulan, dan pendapatan peternak sapi perah atas biaya total adalah Rp 3.883.813 per bulan atau Rp 1.202.489 per ekor per bulan.
6.3.3 Perbandingan Pendapatan Peternak Tipe I dan Peternak Tipe II
Peternak sapi perah di Kecamatan Cepogo dibedakan menjadi dua tipe peternak, peternak tipe I adalah peternak sapi perah yang menjual susu ke KUD
Cepogo, sedangkan peternak tipe II adalah peternak yang menjual susu ke pedagang pengumpul. Harga beli yang ditetapkan KUD Cepogo adalah Rp 3.400-
3.600 per liter susu, sedangkan harga beli dari pedagang pengumpul adalah Rp 4.350 per liter susu. Rata-rata pendapatan peternak tipe I dan II dapat dilihat pada
Tabel 15.
Tabel 15 menjelaskan rata-rata pendapatan peternak tipe I dan tipe II. Pada bulan Maret 2015, terdapat perbedaan jumlah pendapatan yang diterima peternak
sapi perah tipe I dan II. Perbedaan pendapatan atas biaya total antara peternak tipe I dan II adalah Rp 213.869 per bulan. Berdasarkan Tabel 15, terdapat perbedaan
penerimaan yang diterima peternak tipe I dan tipe II. Perbedaan cukup besar diakibatkan oleh perbedaan harga jual yang ditetapkan oleh KUD Cepogo dan
pedagang pengumpul. Pada peternak tipe I, rata-rata susu dijual dengan harga Rp 3.956 per liter, sedangkan pada tipe II, susu dijual dengan harga rata-rata sebesar
Rp 4.791 per liter. Sehingga, ketika produksi susu peternak tipe I dan peternak tipe II memiliki kuantitas yang sama, maka penerimaan yang didapat peternak tipe
II akan lebih besar daripada penerimaan yang diperoleh peternak tipe I.
Pada Tabel 15, pengeluaran peternak tipe I lebih besar dibanding peternak tipe II. Hal ini disebabkan oleh perbedaan pada komponen biaya tetap. Biaya
input tetap atau Total Fixed Cost TFC merupakan komponen biaya berupa biaya inseminasi buatan, listrik, air, upah tenaga kerja luar keluarga, biaya pengadaan
pakan, dan untuk peternak tipe I ada tambahan iuran simpanan wajib anggota KUD per bulan. TFC peternak tipe I sebesar Rp 706.913
per bulan, sedangkan TFC peternak tipe II adalah Rp 647.313 per bulan. Pada komponen biaya variabel
atau Total Variabel Cost TVC peternak tipe I dan tipe II cenderung sama. Pada peternak tipe I, TVC untuk satu bulan adalah Rp 2.165.001, sedangkan pada
peternak tipe II adalah Rp 2.313.699 per bulan. Selisih pendapatan peternak tiep I dan tipe II adalah Rp 829.467 per bulan. Pendapatan peternak tipe II lebih besar
dibanding peternak tipe I. Pada kondisi di lapang, walaupun pada peternak tipe I telah diberikan potongan harga, serta memiliki kewajiban membayar iuran
anggota bulanan, namun komponen biaya TFC peternak tipe II tetap lebih besar dibanding peternak tipe I. Sehingga, berdasarkan perhitungan pada Tabel 15,
pendapatan atas biaya total yang diterima peternak tipe II tetap lebih besar dibanding peternak tipe I. Diharapkan KUD Cepogo dapat meningkatkan harga
beli susu ke peternak sapi perah, sehingga pendapatan peternak tipe I dapat meningkat dan tidak berbeda jauh dengan pendapatan peternak tipe II.
46 Tabel 15 Rata-rata pendapatan peternak sapi perah per bulan di Kecamatan
Cepogo Maret 2015
No. Komponen
Peternak Tipe 1 Peternak Tipe II
1. Penerimaan
Tunai 6.391.717
6.975.793 Non Tunai
210.233 258.912
Total Penerimaan 6.601.950
7.234.705 2.
Pengeluran TFC
706.913 647.317
TVC 2.165.001
2.313.699 Pengeluaran yang diperhitungkan
640.608 670.200
Total Pengeluaran 3.337.371
3.350.892 3
Pendapatan 3.054.346
3.883.813 Sumber: Data Primer, 2015 Diolah
Pada dasarnya harga beli susu oleh KUD Cepogo lebih rendah dibanding pedagang pengumpul, namun KUD Cepogo menyediakan berbagai fasilitas dan
program penunjang untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan peternak secara tidak langsung. Contohnya adalah program penyuluhan, pelatihan,
pelayanan kesehatan, dan lain sebagainya. Hal ini merupakan keuntungan tersendiri yang diperoleh peternak sapi perah yang menjadi anggota KUD. Pada
dasarnya KUD Cepogo tidak hanya membayar susu berdasarkan harga beli susu saja, namun KUD Cepogo juga membayar peternak melalui pengadaan fasilitas
dan program penunjang yang berpengaruh pada pendapatan peternak. Pendapatan peternak jika program KUD dimasukkan dalam perhitungan pendapatan dapat
dilihat pada Tabel 16.
Pada Tabel 16 terlihat pendapatan peternak sapi perah per liter susu. Pada perhitungan tersebut dimasukkan data mengenai biaya yang dikeluarkan KUD
untuk menyediakan fasilitas dan program penunjang untuk anggota KUD. Ber
bagai
program telah dilakukan oleh KUD Cepogo, seperti program pelatihan dan penyuluhan, pelayanan kesehatan, dan pelayanan simpan pinjam. Fasilitas dan
program penunjang tersebuut merupakan keuntungan peternak secara intangible atau tidak ternilai berapa besarannya. Dalam penelitian ini biaya yang dikeluarkan
KUD Cepogo untuk menyediakan fasilitas dan program penunjang dianggap sebagai harga yang dibayarkan KUD Cepogo kepada peternak, sehingga
dimasukkan dalam pendapatan peternak anggota KUD atau peternak tipe I. Biaya yang dikeluarkan KUD Cepogo yang dimasukkan dalam perhitungan pada Tabel
16 adalah biaya penyelenggaraan Rapat Anggota Tahunan RAT sekaligus penyuluhan pada bulan Maret sebesar Rp 75.000.000, biaya uang saku peternak
sebesar Rp 125.000.000, biaya transportasi dan cooling sebesar Rp 25.000.000 per bulan, dan biaya pengadaan sperma dan operasional petugas kesehatan sebesar Rp
28.780.000 per bulan. Biaya tersebut dibagi dengan total produksi susu yang diproduksi KUD Cepogo. Selama bulan Maret 2015 KUD Cepogo telah
memproduksi susu sebesar 264.318 liter. Biaya total yang dikeluarkan KUD Cepogo untuk pengadaan fasilitas dan program penunjang adalah sebesar Rp 589
per liter susu. Pada Tabel 16, pada dasarnya peternak menerima harga beli susu cukup tinggi, hampir setara dengan harga beli susu di tingkat pedagang
pengumpul, yakni sebesar Rp 4.189 per liter susu. Pendapatan anggota KUD pun tidak jauh berbeda dengan peternak yang tidak menjadi anggota KUD Cepogo,
47 yakni sebesar Rp 2.510 per liter, sedangkan pendapatan peternak yang menjaul
susu ke pedagang pengumpul sebesar Rp 2.655 per liter susu. Selisih pendapatan dari dua tipe peternak adalah Rp 145 per liter susu.
Tabel 16 Pendapatan total peternak sapi perah per liter susu tahun 2015
No. Komponen
Peternak Tipe 1 Peternak Tipe II
1. Penerimaan
Tunai 3.600
4.350 Fasilitas dan Program KUD
589 -
Total Penerimaan 4.189
4.350 2.
Pengeluran TFC
202 232
TVC 1.114
1.113 Pengeluaran yang diperhitungkan
363 350
Total Pengeluaran 1.679
1.695 3
Pendapatan 2.510
2.655 Sumber: Data Primer. 2015 Diolah
6.4 Peran KUD Cepogo terhadap Pendapatan Peternak Sapi Perah
KUD Cepogo merupakan KUD yang berdiri sejak tanggal 28 November 1973. Kegiatan utama KUD Cepogo adalah pemasaran susu sapi perah. KUD
Cepogo memiliki lima unit yang menunjang kegiatan produksi susu oleh peternak sapi perah. Lima unit penunjang adalah unit usaha simpan pinjam, unit usaha
Kredit Umum “Swamitra”, unit usaha pembayaran listrik bulanan, unit usaha Warung Serba Ada waserda, dan unit pengadaan ternak. Selama lima tahun
terakhir jumlah anggota KUD Cepogo mengalami peningkatan, seperti terlihat pada Tabel 17.
Berdasarkan Data Perkembangan Tahunan KUD Cepogo tahun 2014, jumlah peternak mengalami peningkatan setiap tahunnya. Berdasarkan Tabel 17
peningkatan terjadi secara konstan. Rata-rata peningkatan jumlah peternak per tahun mencapai 10 orang.
Tabel 17 Perkembangan jumlah peternak anggota KUD Cepogo tahun 2010-2014
No. Tahun
Jumlah Anggota orang
1. 2010
5.531 2.
2011 5.548
3. 2012
5.564 4.
2013 5.573
5. 2014
5.583 Sumber: KUD Cepogo, 2014
Kepercayaan masyarakat terhadap KUD Cepogo untuk mengembangkan usaha ternak sapi perah masih tinggi. Besarnya jumlah peternak yang harus
dilayani oleh KUD Cepogo mengharuskan KUD Cepogo bekerja lebih keras agar kewajban dan peran KUD tetap berjalan sebagaimana mestinya. Peran KUD
Cepogo terhadap peternak sapi perah adalah:
Pelayanan Kesehatan