47 yakni sebesar Rp 2.510 per liter, sedangkan pendapatan peternak yang menjaul
susu ke pedagang pengumpul sebesar Rp 2.655 per liter susu. Selisih pendapatan dari dua tipe peternak adalah Rp 145 per liter susu.
Tabel 16 Pendapatan total peternak sapi perah per liter susu tahun 2015
No. Komponen
Peternak Tipe 1 Peternak Tipe II
1. Penerimaan
Tunai 3.600
4.350 Fasilitas dan Program KUD
589 -
Total Penerimaan 4.189
4.350 2.
Pengeluran TFC
202 232
TVC 1.114
1.113 Pengeluaran yang diperhitungkan
363 350
Total Pengeluaran 1.679
1.695 3
Pendapatan 2.510
2.655 Sumber: Data Primer. 2015 Diolah
6.4 Peran KUD Cepogo terhadap Pendapatan Peternak Sapi Perah
KUD Cepogo merupakan KUD yang berdiri sejak tanggal 28 November 1973. Kegiatan utama KUD Cepogo adalah pemasaran susu sapi perah. KUD
Cepogo memiliki lima unit yang menunjang kegiatan produksi susu oleh peternak sapi perah. Lima unit penunjang adalah unit usaha simpan pinjam, unit usaha
Kredit Umum “Swamitra”, unit usaha pembayaran listrik bulanan, unit usaha Warung Serba Ada waserda, dan unit pengadaan ternak. Selama lima tahun
terakhir jumlah anggota KUD Cepogo mengalami peningkatan, seperti terlihat pada Tabel 17.
Berdasarkan Data Perkembangan Tahunan KUD Cepogo tahun 2014, jumlah peternak mengalami peningkatan setiap tahunnya. Berdasarkan Tabel 17
peningkatan terjadi secara konstan. Rata-rata peningkatan jumlah peternak per tahun mencapai 10 orang.
Tabel 17 Perkembangan jumlah peternak anggota KUD Cepogo tahun 2010-2014
No. Tahun
Jumlah Anggota orang
1. 2010
5.531 2.
2011 5.548
3. 2012
5.564 4.
2013 5.573
5. 2014
5.583 Sumber: KUD Cepogo, 2014
Kepercayaan masyarakat terhadap KUD Cepogo untuk mengembangkan usaha ternak sapi perah masih tinggi. Besarnya jumlah peternak yang harus
dilayani oleh KUD Cepogo mengharuskan KUD Cepogo bekerja lebih keras agar kewajban dan peran KUD tetap berjalan sebagaimana mestinya. Peran KUD
Cepogo terhadap peternak sapi perah adalah:
Pelayanan Kesehatan
48 Pelayanan kesehatan berupa pelayanan mantri hewan dan obat-obatan
dengan adanya tunjangan dari pemerintah. Peternak juga akan mendapatkan tunjangan jika melakukan Inseminasi Buatan IB. KUD Cepogo memiliki dua
petugas kesehatan hewan. Berdasarkan hasil penelitian, tidak semua peternak sapi perah melakukan inseminasi buatan. Inseminasi buatan hanya dilakukan jika ada
permintaan dari peternak. Adanya tunjangan dari pemerintah terhadap obat- obatan dan pelaksanaan inseminasi buatan mengakibatkan penurunan biaya
produksi yang ditanggung oleh peternak sapi perah yang menjadi anggota KUD. Pelayanan KUD di bidang kesehatan meliputi pelaksanaan inseminasi buatan IB,
pemeriksaan kebuntingan, pengadaan obat-obatan dan vitamin, dan pemeriksaan penyakit.
Pelaksanaan inseminasi buatan di KUD Cepogo sudah sesuai dengan literatur yang ada. Sistem pelaporan inseminasi buatan dapat dilakukan dengan
beberapa cara, yaitu: mendatangi langsung KUD Cepogo untuk mendaftar nama peternak, menitipkan nama peternak melalui petugas KUD yang mengambil susu
dari peternak tiap hari, atau melalui telepon atau pesan singkat. Selama proses pengambilan data berlangsung, dari 37 responden tipe I sebanyak 11 responden
melaksanakan inseminasi buatan. Banyak keuntungan yang didapat peternak dari program inseminasi buatan, seperti: peternak dapat mengatur jarak kelahiran,
menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan yang akan menghemat biaya produksi, menghindari kecelakaan akibat perkawinan, menghindari penularan
penyakit melalui hubungan kelamin, dan menghindari perkawinan sedarah inbreeding. KUD Cepogo juga memiliki ruangan khusus dengan teknologi yang
canggih yang digunakan untuk menyimpan sperma dan semen beku, sehingga sperma dapat disimpan dalam waktu yang lama dan semen beku dapat digunakan
untuk beberapa tahun kemudian.
Dalam pelaksanaan inseminasi buatan, peternak tipe I dapat menghemat biaya produksi. Hal ini disebabkan oleh biaya inseminasi buatan yang disediakan
KUD Cepogo lebih murah dibanding dengan dokter luar. Pada umunya, peternak harus membayar dokter untuk pelaksanaan inseminasi buatan sebesar Rp 40.000,-
untuk sekali pelaksanaan. Dilihat dari segi biaya produksi, KUD berperan mengurangi beban peternak untuk membayar biaya produksi.
Selain pelaksanaan inseminasi buatan, KUD juga menyediakan pemeriksaan kebuntingan yang menjadi satu paket dengan inseminasi buatan, pemeriksaan
penyakit, dan pemberian vitamin. Pada ketiga jenis pelayaan kesehatan tersebut peternak harus membayar sendiri biaya pemeriksaannya.
Penyuluhan dan Pelatihan
Kegiatan penyuluhan dan pelatihan budidaya ternak sapi perah telah sering dilakukan KUD Cepogo. Pada pelaksanaan kegiatan penyuluhan, seringkali KUD
Cepogo bekerja sama dengan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali. Kegiatan penyuluhan oleh KUD cepogo kepada anggota KUD tidak
menentu, kadang dilakukan dalam waktu tiga bulan sekali terkadang enam bulan sekali. Seperti saat pengambilan data, pada tanggal 6 Maret 2015, KUD Cepogo
mengadakan Rapat Anggota Tahunan RAT sekaligus pelatihan budidaya ternak dengan menggunakan keset kesehatan. Materi penyuluhan yang disajikan KUD
Cepogo sangat beragam, namun lebih sering mengenai hal-hal teknis pemeliharan ternak sapi perah yang baik dan benar. Selain itu, juga ada penyuluhan mengenai
49 resiko dalam beternak sapi perah, mengingat Kecamatan Cepogo terletak di lereng
Gunung Merapi, sehingga resiko yang dihadapi peternak sangat besar jika terjadi bencana letusan Gunung Merapi.
Kegiatan penyuluhan dan pelatihan budidaya yang diselenggarakan oleh KUD Cepogo hanya boleh diikuti oleh peternak yang menjadi anggota KUD
Cepogo, dalam hal ini adalah peternak tipe I. Manfaat pengetahuan yang didapat dari penyuluhan dan pelatihan budidaya ternak hanya dirasakan oleh peternak tipe
I. Kegiatan penyuluhan dan pelatihan budidaya tidak berdampak langsung pada pendapatan peternak sapi perah. Manfaat pengetahuan yang didapat oleh peternak
dapat membantu peternak untuk menjalankan usaha ternak sapi perah dengan efektif dan efisien. Hal ini akan berdampak pada penurunan biaya produksi dan
peningkatan produktivitas yang akan meningkatkan pendapatan peternak sapi perah. Hal ini yang tidak didapat oleh peternak tipe II, dimana peternak tipe II
tidak menjadi anggota KUD, sehingga tidak mendapatkan pengetahuan dari kegiatan penyuluhan yang diadakan oleh KUD Cepogo.
Kegiatan penyuluhan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh KUD Cepogo terkadang mendatangkan tim penyuluh dari Dinas Peternakan dan Perikanan atau
dari pihak lain. Dalam penyampaiannya, penyuluh menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa pengantar sehingga materi penyuluhan akan mudah dimengerti
oleh peternak sapi perah. Hal ini dikarenakan pendidikan peternak sapi perah masih tergolong rendah, sehingga penyuluh harus menggunakan bahasa yang
tepat dan mudah dimengerti agar peternak memahami dan mengerti materi penyuluhan dengan baik. Pada akhirnya peternak dapat mengaplikasikan materi
yang diperoleh dari kegiatan tersebut dengan baik. Selain itu, KUD Cepogo juga melakukan pemantauan terhadap produksi peternak melalui petugas KUD yang
mengambil susu dari peternak.
Warung Serba Ada Waserda, unit Simpan Pinjam dan unit Kredit Umum
KUD Cepogo memiliki unit Waserda dan unit simpan pinjam. Unit Waserda merupakan sebuah warung usaha yang dikelola oleh petugas KUD yang
menyediakan berbagai perlengkapan kebutuhan anggota, meliputi perlengkapan usaha ternak sapi perah dan kebutuhan hidup sehari-hari. Barang-barang yang
tersedia di Waserda sangat beragam dan lengkap. Berbagai kebutuhan input produksi usaha ternak sapi perah tersedia di Waserda, seperti pakan konsentrat,
perlengkapan fisik seperti ember dan milkcan, kebutuhan sehari-hari seperti sembilan bahan pokok hingga fotokopi. Dilihat dari sisi harga, produk yang
disediakan oleh Waserda KUD Cepogo relatif lebih murah dibanding dengan warung-warung yang lain. Saat ini Waserda KUD Cepogo tetap diminati anggota
KUD.
Unit simpan pinjam yang dikelola oleh KUD Cepogo merupakan unit simpan pinjam yang hanya diperuntukkan bagi peternak sapi perah yang menjadi
anggota KUD Cepogo, dalam hal ini peternak tipe I. Unit simpan pinjam KUD Cepogo meliputi kegiatan simpanan dan pinjaman. Simpanan yang dimaksud
adalah simpanan pokok, simpanan wajib, serta simpanan cadangan atau tabungan. Simpanan pokok merupakan jumlah uang yang harus dibayarkan oleh peternak
sapi perah saat pertama kali menjadi anggota KUD Cepogo. Simpanan wajib merupakan tabungan yang dibayarkan oleh peternak sapi perah secara berkala.
Simpanan wajib tiap anggota adalah Rp 1.000 per bulan, seringkali anggota
50 membayar simpanan wajib pada saat Rapat Anggota Tahunan di awal tahun. Bagi
anggota yang belum membayar, KUD Cepogo menerapkan sistem pemotongan jumlah uang yang dibayarkan KUD kepada peternak dari hasil setor susu dari
masing-masing peternak sapi perah. Sistem ini sangat efektif dan sering dipilih oleh peternak, karena peternak tidak merasakan secara langsung membayar
simpanan wajib, karena dipotong dari setoran susu peternak. Dana cadangan atau tabungan merupakan dana yang ditabung oleh anggota secara sukarela dan tidak
diwajibkan untuk seluruh anggota KUD. KUD berperan dalam menumbuhkan sifat gemar menabung di kalangan peternak sapi perah.
Pinjaman merupakan unit usaha KUD Cepogo yang melayani anggota untuk meminjam dana. Unit usaha ini membantu anggota menyelesaikan masalah dalam
hal permodalan berupa pinjaman uang. KUD menyediakan dana untuk anggota dalam bentuk pinjaman dengan bunga sebesar 3 persen. Proses peminjaman
dilakukan langsung di KUD Cepogo, sehingga peternak harus mendatangi langsung kantor KUD untuk meminjam sejumlah dana sesuai yang diinginkan.
Anggota dapat meminjam dana dari unit simpan pinjam maksimal sebanyak lima juta rupiah, jika lebih dari lima juta rupiah anggota dapat meminjam melalui unit
kredit umum Swamitra. Waktu pengembalian pinjaman anggota tidak sama satu sama lain. KUD Cepogo menerapkan sistem pengembalian pinjaman dengan
memotong jumlah uang yang harus dibayarkan KUD dari jumlah susu yang disetorkan anggota setiap sepuluh hari. Sehingga, dalam waktu tertentu anggota
tidak menerima uang hasil setoran susu dari KUD Cepogo, namun secara tidak langsung anggota telah membayar pinjaman secara sedikit demi sedikit, hingga
akhirnya pinjaman lunas dalam waktu tertentu.
Unit simpan pinjam KUD Cepogo sedikit berbeda dari unit simpan pinjam pada umumnya. KUD Cepogo memberikan kebijakan untuk mengembalikan 0,5
persen dari total pinjaman kepada anggota yang meminjam dalam bentuk voucher belanja di unit Waserda KUD Cepogo. Anggota dapat membelikan 0,5 persen
uang dari total uang yang dipinjam ke Waserda, dan KUD Cepogo tidak membatasi anggota untuk membeli barang tertentu. Hal ini dilakukan KUD
Cepogo agar anggota bersedia meminjam dana dari KUD Cepogo dan tidak meminjam dari lintah darat yang dapat merugikan anggota. Selain itu, strategi ini
juga dapat meningkatkan partisipasi anggota untuk selalu memanfaatkan unit Waserda KUD Cepogo.
Unit simpan pinjam ini hanya dapat dimanfaatkan oleh anggota KUD. Sedangkan peternak yang tidak menjadi anggota KUD, tidak dapat merasakan
berbagai keuntungan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, jika peternak tipe II mengalami permasalahan dalam permodalan maka peternak akan meminjam dana
melalui pedagang pengumpul. Peternak tipe II tidak dapat merasakan keuntungan meminjam seperti yang dirasakan peternak tipe I.
KUD Cepogo telah menyediakan fasilitas dan program penunjang untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya, seperti kegiatan pelatihan dan
penyuluhan mengenai beternak sapi perah, pelayanan kesehatan yang lebih murah, adanya unit simpan pinjam sehingga peternak bisa meminjam dari KUD dengan
bunga rendah, kredit pengadaan ternak, serta adanya Warung Serba Ada Waserda. Fasilitas yang telah disediakan KUD Cepogo merupakan salah satu
manfaat menjadi anggota KUD Cepogo. Peternak yang tidak menjadi anggota KUD Cepogo tidak dapat merasakan manfaat yang didapat oleh anggota KUD.
51 Hal yang harus diperhatikan adalah harga beli susu dari KUD Cepogo masih
cukup rendah dibandingkan dari pedagang pengumpul yang ada di desa tersebut.
VII SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
1. Di Kecamatan Cepogo terdapat lima saluran pemasaran susu sapi perah yang
dipakai peternak sapi perah untuk memasarkan susu. Saluran 1
: Peternak – Pedagang Pengumpul – IPS – Konsumen Luar
Kota Saluran 2
: Peternak – KUD – IPS – Konsumen Luar Kota
Saluran 3 : Peternak
– KUD – Warung Minuman – Konsumen Saluran 4
: Peternak – KUD – Konsumen
Saluran 5 : Peternak
– Konsumen 2.
Rata-rata tingkat pendapatan peternak sapi perah tipe I lebih rendah dibanding pendapatan peternak tipe II. Selisih pendapatan atas biaya total
peternak tipe I dan tipe II adalah Rp Rp 829.467 per bulan. Selisih pendapatan peternak tipe I dan tipe II jika fasilitas dan program KUD
dimasukkan dalam perhitungan adalah Rp 145 per liter susu. Nilai tersebut menunjukkan bahwa harga beli susu oleh KUD Cepogo lebih rendah dari
harga beli oleh pedagang pengumpul. Peternak sapi perah sudah mendapatkan keuntungan atas usaha ternak sapi perah, namun harga beli
susu masih rendah.
3. KUD Cepogo berperan aktif dari proses produksi hingga pemasaran susu.
KUD Cepogo menyediakan kemudahan untuk anggota, seperti pelayanan kesehatan, penyediaan bahan baku produksi, penyuluhan dan pelatihan, serta
pelayanan simpan pinjam untuk anggota yang memerlukan untuk keperluan usahaternaknya. Peternak sapi perah yang menjadi anggota KUD dapat
merasakan manfaat dari keberadaan KUD Cepogo.
7.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan: 1.
Peternak harus meningkatkan produksi susu sapi perah dengan cara meningkatkan kualitas dan kuantitas pakan ternak. Sehingga, pendapatan
peternak akan meningkat seiring dengan peningkatan produksi susu sapi perah.
2. Peran KUD Cepogo sangat diperlukan dalam peningkatan produksi susu
sapi perah, sehingga diharapkan KUD Cepogo dapat terus memantau dan melakukan bimbingan serta penyuluhan kepada peternak sapi perah. Selain
itu, KUD Cepogo dirasa perlu meningkatkan harga beli susu dari peternak, untuk menjaga peternak agar tetap menyetorkan susu ke KUD Cepogo.