Pemilihan Model ARCH-GARCH Terbaik Pemeriksaan Model ARCH-GARCH

lebih umum lagi diperlihatkan sebuah proses dimana ragam bersyaratnya tergantung pada jumlah lag terhingga dari 2 t-j : h t = ξ + πL 2 t 7 dengan π L = Σ π j L 2 j =1 kemudian πL diparameterisasi sebagai rasio dari 2 orde polinomial terhingga : πL = αL = α 1 L 1 + α 2 L 2 + α 3 L 3 +.... + α m L m 1- L 1- 1 L 1 – 1- 2 L 2 – 1- 3 L 3 - ... – 1- m L m dimana diasumsikan bahwa akar dari 1- L = 0. Jika persamaan 7 dikalikan dengan 1- L, maka diperoleh persamaan sebagai berikut : [1- L] h t = [1- L] ξ + αL 2 t atau dapat ditulis sebagai berikut : h t = K + 1 h t-1 + 2 h t-2 + ... + r h t-r + α 1 2 t-1 + α 2 2 t-2 + ... + α m 2 t-m 8 untuk nilai K = [1- 1 - 2 - ... - r ] ξ Persamaan 8 dikenal sebagai model General Autoregressive Conditional Heteroscedasticity dengan orde m yang biasa dinotasikan sebagai t ~ GARCH r,m Firdaus, 2006.

3.4.1. Pemilihan Model ARCH-GARCH Terbaik

Kriteria model terbaik adalah memiliki ukuran kebaikan model yang besar dan koefisien yang nyata. Terdapat dua bentuk pendekatan yang dapat digunakan sebagai ukuran kebaikan model yaitu : 1. AIC = ln MSE + 2KN Akaike Information Criterion AIC 2. Schwartz Criterion SC SC = ln MSE + [Klog N]N Dimana : MSE = Mean Square Error K = banyaknya parameter, yaitu p+q+1 N = banyaknya pengamatan SC dan AIC adalah dua standar informasi yang menyediakan ukuran informasi yang dapat menemukan keseimbangan antara ukuran kebaikan model dan spesifikasi model yang terlalu hemat. Nilai ini dapat membantu untuk mendapatkan seleksi model terbaik. Model yang baik dipilih berdasarkan nilai AIC dan SC yang terkecil dengan melihat juga signifikansi koefisien model.

3.4.2. Pemeriksaan Model ARCH-GARCH

Pemeriksaan kecukupan model dilakukan untuk menguji asumsi, sehingga model yang diperoleh cukup memadai. Jika model tidak memadai, maka kembali ke tahap identifikasi untuk mendapatkan model yang lebih baik. Diagnosis model dilakukan dengan menganalisis residual yang telah distandardisasi. Diagnosis meliputi : 1. Sebaran Residual 2. Kebebasan residual yang dilihat dari fungsi autokolerasi dan kuadrat residual. 3. Pengujian efek ARCH-GARCH dari residual. Langkah awal yang dilakukan adalah memeriksa kenormalan residual baku model dengan uji Jarque-Bera JB. Uji JB mengukur perbedaan antara Skewness kemenjuluran dan Kurtosis keruncingan data dari sebaran normal, serta memasukkan ukuran keragaman. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut: H : Sisaan baku menyebar normal H 1 : Sisaan baku tidak menyebar normal Statistik uji JB dihitung dengan persamaan berikut : JB = N – K S 2 + ¼ k – 3 2 6 Dimana : S = kemenjuluran K = keruncingan k = banyaknya koefisien penduga N = banyaknya data pengamatan Di bawah ini dijelaskan kondisi hipotesis nol. JB memiliki derajat bebas 2. Tolak H jika JB χ 2 2 α atau jika Pχ 2 2 JB kurang dari α = 0,05. Artinya data residual terbakukan tidak menyebar normal. Model ARCH-GARCH menunjukan kinerja yang baik jika dapat menghilangkan autokorelasi yang ada pada data, yaitu bila residual baku merupakan proses white noise. Langkah selanjutnya adalah memeriksa koefisien autokorelasi residual baku, dengan Uji Ljung-Box. Uji Ljung-Box Q pada dasarnya adalah pengujian kebebasan residual baku. Untuk data deret waktu dengan N pengamatan, statistik uji Ljung-Box diformulasikan sebagai berikut : Q = nn+2 Σ r 1 2 t l =1 dimana r 1 t adalah autokorelasi contoh pada lag 1 dan k adalah maksimum lag yang diinginkan. Jika nilai Q lebih besar dari nilai χ 2 2 α dengan derajat bebas k- p-q atau jika P χ 2 k-p-q Q lebih kecil dari taraf nyata 0,05 maka model tersebut dinyatakan tidak layak.

3.5. Model Penelitian

Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT (ERC) PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)

0 25 18

Analisis pengaruh harga komoditas dunia terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), indeks LQ 45, dan Jakarta Islamic Index (JII) di BEI

0 10 132

Faktor yang mempengaruhi perkembangan saham syariah di Jakarta Islamic Index (JII)

0 3 113

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKROEKONOMI YANG MEMPENGARUHI RETURN SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX DAN PERAMALANNYA MENGGUNAKAN VAR

0 3 95

Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Return Saham Syariah Pada Perusahaan yang Tergabung Dalam Jakarta Islamic Index (Jii) Tahun 2007-2011

0 2 7

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM SYARIAH PADA Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Return Saham Syariah Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2007-2011.

0 2 14

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Return Saham Syariah Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2007-2011.

0 2 7

KARYA ILMIAH Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Return Saham Syariah Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2007-2011.

0 4 17

496 REAKSI SIGNAL FAKTOR MAKROEKONOMI, FUNDAMENTAL, DAN RESIKO SISTEMIS (BETA SAHAM) TERHADAP RETURN SAHAM SYARIAH YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)

0 0 17

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RASIO HUTANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) PERIODE 2010-2014

0 0 20