2.6. Kerangka Pemikiran Teoritis
2.6.1. Teori Supply dan Demand
Keseimbangan harga dapat digambarkan oleh perpotongan kurva supply dan kurva demand. Gambar 3 menggambarkan kurva supply dan kurva demand
yang membentuk keseimbangan harga. S
P
D
Sumber : Mankiw, 2005
Gambar 3. Kurva Supply dan Kurva Demand Return
saham dianalisis berdasarkan selisih harga saham. Pembentukan harga saham tidak terlepas dari adanya penawaran dan permintaan akan saham
Little, 2010. Kekuatan penawaran dan permintaan inilah yang akan menentukan naik turunnya harga suatu saham. Pada gambar kurva diatas digambarkan bahwa
āPā adalah harga keseimbangan saham di pasar modal dan āQā adalah jumlah keseimbangan di pasar modal. Jika dirumuskan, maka model keseimbangan
adalah : Q
d
= Q
s
Q P
Q
Dimana Q
d
merupakan fungsi dari permintaan dan Q
s
merupakan fungsi dari penawaran. Model pasar saham ini terdiri dari variabel endogen dan variabel
eksogen. Variabel endogennya adalah jumlah dan harga saham, sedangkan variabel eksogen adalah variabel yang mungkin diluar model yang menyebabkan
pergeseran pada kurva permintaan dan penawaran sehingga pada akhirnya menggeser harga keseimbangan.
Variabel- variabel ekonomi secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada keseimbangan pasar saham. Kondisi seperti inflasi akan
menyebabkan kenaikan biaya produksi. Peningkatan biaya produksi ini berdampak pada penurunan pendapatan dan akhirnya menurunkan keuntungan.
Hal ini akan membuat opini jelek dimata investor yang mengakibatkan penurunan permintaan saham perusahaan tersebut. Penurunan ini menyebabkan menurunnya
harga saham. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.
P
D
Sumber : Mankiw, 2005
Gambar 4. Pergeseran Kurva Demand Q
P
Q P
Q S
2.6.2. Teori Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter merupakan kebijakan bank sentral atau otoritas moneter dalam bentuk pengendalian besaran moneter dan atau suku bunga untuk
mencapai perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan. Kebijakan moneter terdiri dari dua macam yaitu kebijakan moneter kontraktif dan kebijakan
moneter ekspansif. Kebijakan moneter kontraktif dilakukan untuk memperlambat kegiatan ekonomi dengan mengurangi jumlah uang beredar. Sedangkan kebijakan
moneter ekspansif dilakukan untuk mendorong kegiatan ekonomi dengan meningkatkan jumlah uang beredar.
Perkembangan kegiatan ekonomi dapat dilihat dari indikator makroekonomi yang terdiri dari Widiatmojo, 2009 :
1. Pertumbuhan ekonomi yang diukur dengan dengan produk domestik bruto
PDB. 2.
Perkembangan moneter yang biasanya dihitung berdasarkan penawaran jumlah uang yang beredar dan tingkat nilai tukar rupiah terhadap US dollar.
3. Perkembangan neraca pembayaran luar negeri.
4. Perkembangan tingkat pengangguran.
5. Perkembangan inflasi.
2.6.3. Tingkat Pertumbuhan Ekonomi