Tingkat suku bunga yang berlaku pada setiap penjualan SBI ditentukan oleh mekanisme pasar berdasarkan sistem lelang. Sejak awal Juli 2005, BI
menggunakan mekanisme BI rate suku bunga BI, yaitu BI mengumumkan target suku bunga SBI yang diinginkan BI untuk pelelangan pada masa periode
tertentu. BI rate ini kemudian yang digunakan sebagai acuan para pelaku pasar dalam mengikuti pelelangan.
Umumnya suku bunga SBI berhubungan negatif dengan return bursa saham. Bila pemerintah mengumumkan suku bunga akan naik maka investor akan
menjual sahamnya dan mengganti kepada instrumen berpendapatan tetap seperti tabungan atau deposito.
Kaitan antara suku bunga dan return saham dikemukakan pula oleh Maysami 2004 yang mengatakan bahwa suku bunga dapat berpengaruh
positif pada jangka pendek dan negatif pada jangka panjang terhadap
return
saham batubara. Penelitian lain dilakukan Butt
et al
2009 yang menunjukkan bahwa suku bunga tidak berpengaruh kepada
return
saham.
2.6.6. Nilai Tukar Uang
Menurut Mankiw 2005, nilai tukar exchange rate atau dikenal juga dengan istilah kurs adalah tingkat harga yang disepakati penduduk kedua negara
untuk saling melakukan perdagangan. Para ekonom membedakan kurs menjadi dua yaitu kurs nominal dan kurs riil. Kurs nominal adalah harga relatif dari mata
uang dua negara. sedangkan kurs riil adalah harga relatif dari barang-barang di antara dua negara. Jika diformulasikan Kurs
IDRUSD
artinya Rupiah yang diperlukan untuk membeli satu US Dollar. Apabila kurs meningkat maka berarti
Rupiah mengalami apresiasi, sedangkan jika kurs menurun artinya Rupiah akan mengalami depresiasi.
Perubahan nilai tukar sangat berpengaruh terhadap nilai indeks di BEI karena mempengaruhi kinerja perusahaan. Apresiasi Rupiah menyebabkan
menurunnya daya saing komoditi ekspor Indonesia. Hal ini akan mengakibatkan penurunan pendapatan perusahaaan yang berdampak pada penurunan keuntungan.
Penurunan keuntungaan ini pada akhirnya akan berdampak pada penurunan return saham.
Beberapa bukti empiris mengeni pengaruh nilai tukar RupiahUS Dollar terhadap return saham menunjukkan bahwa nilai tukar memiliki pengaruh negatif
terhadap return saham. Penelitian Josep 2002 serta Ratti dan Hasan 1999 menunjukkan bahwa nilai tukar memiliki hubungan negatif dengan return saham.
Sedangkan Maysami 2004 menemukan pengaruh positif dari nilai tukar terhadap return
saham.
2.6.7. Jumlah Uang yang Beredar
Jumlah uang beredar adalah nilai keseluruhan uang yang berada di tangan masyarakat. Jumlah uang beredar dalam arti sempit narrow money adalah
jumlah uang beredar yang terdiri atas uang kartal dan uang giral. M1 = C + D
Dimana: M1 = jumlah uang yang beredar dalam arti sempit
C = Uang kartal =uang kertas+uang logam
D = uang giral atau cek Uang beredar dalam arti luas adalah ditambah deposito berjangka time deposit,
M2 = M1 + TD Dimana:
M2 = jumlah uang beredar dalam arti luas TD = deposito berjangka time deposit
Friedman dan Schwartz dalam Maysami 2004 menjelaskan hubungan jumlah uang yang beredar dengan return saham dengan hipotesis yang simpel
bahwa jumlah uang yang beredar akan mempengaruhi agregat ekonomi dan mempengaruhi return saham. Peningkatan pada jumlah uang yang beredar
mengindikasikan peningkatan likuiditas untuk membeli saham sehingga meningkatkan harga saham.
2.7. Penelitian Terdahulu