Tingkat Inflasi Tingkat Suku bunga

Dimana I adalah indeks, Ri adalah produksi relatif dan Wi adalah bobot pembagi. Industrial Production Index IPI biasanya berhubungan positif dengan return saham. Hal ini dikarenakan peningkatan jumlah output yang dihasilkan mengindikasikan peningkatan pada produksi. Peningkatan ini berarti peningkatan pada pendapatan yang akhirnya meningkatkan keuntungan juga deviden. Hal ini membuat investor berminat menanamkan dananya pada saham sehingga permintaan meningkat dan harga saham pun meningkat. Peningkatan harga saham ini berarti peningkatan pada return Maysami, 2004.

2.6.4. Tingkat Inflasi

Inflasi adalah peningkatan dalam seluruh tingkat harga Mankiw, 2005. Kadang-kadang kenaikan harga ini berlangsung terus-menerus dan berkepanjangan. Menurut Friedman dalam Mankiw 2005, inflasi adalah suatu fenomena moneter yang terjadi dimanapun. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas atau menyebabkan kenaikan kepada barang lainnya Mankiw, 2005. Adapun indikator yang sering digunakan dalam mengukur tingkat inflasi adalah : 1. Indeks Harga Konsumen IHK atau Customer Price Index CPI merupakan indikator yang umum digunakan untuk menggambarkan pergerakan harga. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. 2. Indeks Harga Perdagangan Besar IHPB merupakan indikator yang menggambarkan pergerakan harga dari komoditi-komoditi yang diperdagangkan di suatu daerah. 3. Produk Domestik Bruto PDB menggambarkan pengukuran level harga barang akhir final goods dan jasa yang diproduksi di dalam suatu ekonomi negeri. Deflator PDB dihasilkan dengan membagi PDB atas dasar harga nominal dengan PDB atas harga konstan. Inflasi dapat mempunyai dampak positif dan negatif terhadap return saham di pasar saham. Hess dan Lee dalam Sodikin 2007 mengatakan bahwa tingkat inflasi berpengaruh negatif terhadap return jika penyebab inflasi adalah sektor riil supply stock yang mencakup tingkat produktifitas dan tingkat pengangguran. Inflasi dapat berpengaruh positif jika penyebab inflasi adalah sektor moneter monetary shock yang mencakup pasokan uang dan tingkat bunga.

2.6.5. Tingkat Suku bunga

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.813DPM tentang Penerbitan Sertifikat Bank Indonesia Melalui Lelang, Sertifikat Bank Indonesia yang selanjutnya disebut SBI adalah surat berharga dalam mata uang Rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek dengan sistem diskontobunga. SBI merupakan salah satu mekanisme yang digunakan Bank Indonesia untuk mengontrol kestabilan nilai Rupiah. Tujuan diterbitkannya SBI adalah agar Bank Indonesia dapat menyerap kelebihan uang primer yang beredar. Tingkat suku bunga yang berlaku pada setiap penjualan SBI ditentukan oleh mekanisme pasar berdasarkan sistem lelang. Sejak awal Juli 2005, BI menggunakan mekanisme BI rate suku bunga BI, yaitu BI mengumumkan target suku bunga SBI yang diinginkan BI untuk pelelangan pada masa periode tertentu. BI rate ini kemudian yang digunakan sebagai acuan para pelaku pasar dalam mengikuti pelelangan. Umumnya suku bunga SBI berhubungan negatif dengan return bursa saham. Bila pemerintah mengumumkan suku bunga akan naik maka investor akan menjual sahamnya dan mengganti kepada instrumen berpendapatan tetap seperti tabungan atau deposito. Kaitan antara suku bunga dan return saham dikemukakan pula oleh Maysami 2004 yang mengatakan bahwa suku bunga dapat berpengaruh positif pada jangka pendek dan negatif pada jangka panjang terhadap return saham batubara. Penelitian lain dilakukan Butt et al 2009 yang menunjukkan bahwa suku bunga tidak berpengaruh kepada return saham.

2.6.6. Nilai Tukar Uang

Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT (ERC) PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)

0 25 18

Analisis pengaruh harga komoditas dunia terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), indeks LQ 45, dan Jakarta Islamic Index (JII) di BEI

0 10 132

Faktor yang mempengaruhi perkembangan saham syariah di Jakarta Islamic Index (JII)

0 3 113

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKROEKONOMI YANG MEMPENGARUHI RETURN SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX DAN PERAMALANNYA MENGGUNAKAN VAR

0 3 95

Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Return Saham Syariah Pada Perusahaan yang Tergabung Dalam Jakarta Islamic Index (Jii) Tahun 2007-2011

0 2 7

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM SYARIAH PADA Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Return Saham Syariah Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2007-2011.

0 2 14

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Return Saham Syariah Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2007-2011.

0 2 7

KARYA ILMIAH Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Return Saham Syariah Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2007-2011.

0 4 17

496 REAKSI SIGNAL FAKTOR MAKROEKONOMI, FUNDAMENTAL, DAN RESIKO SISTEMIS (BETA SAHAM) TERHADAP RETURN SAHAM SYARIAH YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)

0 0 17

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RASIO HUTANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) PERIODE 2010-2014

0 0 20