Perangkat Hukum dan Kelembagaan

konservasi, penggunaan daerah tangkapan yang berkelanjutan, termasuk tanah, air dan tumbuhan. 2. Meyakinkan terusnya stabilitas dan produktivitas tanah, kelangsungan suplai air serta pemeliharaan tumbuhan permukaan yang sesuai dan produktif; dan 3. Meyakinkan bahwa tanah dalam daerah tangkapan digunakan sesuai kapasitasnya, sementara tetap melihat kemungkinan penggunaannya di masa depan. Pada bulan Mei 1988, Lembaga Sumberdaya Air, Australia mensponsori sebuah lokakarya nasional tentang pengelolaan daerah tangkapan secara terpadu. Perwakilan dari semua negara bagian dan wilayah teritori datang membawa usulan tentang kebijakan dan strategi pengelolaan daerah tangkapan secara terpadu Iintegrated Catchment Management atau ICM, suatu istilah yang menjadi populer mengikuti istilah TCM yang diperkenalkan di negara bagian New South Wales. Pemerintah negara bagian Australia Barat membuat beberapa keputusan kunci berkaitan dengan penerapan ICM. Pertama, penerapan hanya akan dilakukan melalui kerjasama kebijakan antar lembaga yang ada. Kedua, satu sekretariat kecil akan dibentuk untuk memfasilitasi kerjasama dan koordinasi. Ketiga, prioritas akan dipilih dan dikembangkan. Dengan kata lain, tidak ada lembaga baru yang dibentuk, karena diyakini bahwa sistem lembaga di Australia Barat tidak cukup kompleks, sehingga memanfaatkan lembaga yang ada di . anggap lebih baik daripada menciptakan birokrasi baru. Mekanisme koordinasi ini menjadi terkenal dengan Integrated Catchment Management Coordinating Group. Lembaga ini didukung oleh sekretariat kecil yang dinamakan Office for Catchment Management OCM. OCM mempunyai staf dan anggaran yang tidak terlalu besar. Akhirnya kelompok komunitas lokal juga dibentuk untuk memungkinkan masyarakat lokal menyampaikan kepedulian dan terlibat dalam identifikasi masalah serta perumusan alternatif penyelesaiannya. Kelompok penasehat teknis juga disusun, terdiri dari para ahli dengan berbagai disiplin untuk bekerja bersama kelompok komunitas. Suatu kajian terhadap pengalaman penerapan sistem di atas dilakukan dengan menggunakan kerangka enam bagian yang meliputi Mitchell, 1990 : 1. Konteks Perhatian harus diberikan pada latar belakang sejarah, budaya, ekonomi dan institusi, termasuk pula kondisi lingkungan biofisik. 2. Legitimasi atau kredibilitas Jika sebuah kebijakan atau program akan diterapkan, ia akan mendapatkan legitimasi melalui komitmen politis, undang-undang, dukungan finansial atau administrasi. Legitimasi akan semakin kuat jika lebih dari beberapa elemen tersebut muncul. 3. Fungsi Keputusan harus diambil berkaitan dengan fungsi-fungsi pengelolaan mana yang harus dipadukan. Fungsi dapat berupa umum pengembangan kebijakan, koleksi data, perencanaan, pembangunan, peraturan, dan pelaksanaan atau substantif suplai air, kontrol polusi, pengelolaan daerah banjir, atau pengelolaan daerah basah. Tidak selalu bahwa semua fungsi harus dipadukan. Terdapat banyak alasan mengapa beberapa fungsi harus dipisahkan.