Model Surplus Produksi Schnute

Berdasarkan lima model surplus produksi yang dijelaskan sebelumnya akan diperoleh nilai parameter biologi. Hasil dari model-model surplus produksi tersebut akan dipilih salah satu model untuk mendeskripsikan kondisi pengelolaan sumberdaya perikanan pelagis di Perairan Selat Bali secara detail dan dapat menjadi petunjuk dalam penetapan kebijakan pengelolaan perairan tersebut. Pemilihan salah satu model tersebut dilakukan melalui evaluasi model secara statistik, ekonomi dan ekonometrika. Berdasarkan estimasi parameter-parameter biologi yan dihasilkan dari model yang memenuhi ktriteria statistik, ekonomi dan ekonometrika dapat diketahui pula pengelolaan multispesies sumberdaya perikanan pelagis di Perairan Selat Bali pada kondisi Maximum Sustainable Yield MSY : 4 n n MSY n r K h = . .....................................................................................4.25 2 n MSY n K x = . ........................................................................................4.26 q r E MSY n 2 = . ........................................................................................4.27 dimana : h nMSY : Hasil tangkapan spesies ke-n maksimum lestari x nMSY : Biomass spesies ke-n maksimum lestari E nMSY Selain mengestimasi parameter biologi dari masing-masing spesies, pada penelitian ini juga dilihat hubungan timbal balik antar spesies atau ketergantungan antar spesies. Dalam lingkungan alami bagaimanapun juga populasi-populasi atau spesies-spesies didistribusikan diseluruh ruang dan ruang sangat tidak bersifat : Effort spesies ke-n maksimum lestari homogen. Terdapat beberapa hubungan timbal balik antar spesies atau ketergantungan antar spesies yaitu hubungan kompetisi competition, pemangsa- mangsa prey-predator dan hubungan bebas independent. Berdasarkan literatur-leratur yang diperoleh pada penelitian ini bahwa multispesies sumberdaya perikanan pelagis di Perairan Selat Bali mempunyai jenis makanan yang sama yaitu phytoplankton dan krustacea kecil sehingga hubungan timbal balik antar spesies diduga adalah saling berkompetisi. Untuk membuktikan hal ini pada penelitian ini akan dibuktikan bagaimana hubungan timbal balik antar spesies atau ketergantungan antar spesies. Populasi-populasi atau spesies-spesies multispesies yang saling berkompetisi dalam kegiatan penangkapan, secara matematika dapat ditulis : 5 4 3 2 1 5 5 5 5 5 4 3 2 1 5 5 4 3 2 1 4 4 4 4 5 4 3 2 1 4 5 4 3 2 1 3 3 3 3 5 4 3 2 1 3 5 4 3 2 1 2 2 2 2 5 4 3 2 1 2 5 4 3 2 1 1 1 1 1 5 4 3 2 1 1 1 , , , , 1 , , , , 1 , , , , 1 , , , , 1 , , , , x x x x ex K x x r x x x x x J dt dx x x x x dx K x x r x x x x x I dt dx x x x x cx K x x r x x x x x H dt dx x x x x bx K x x r x x x x x G dt dx x x x x ax K x x r x x x x x F dt dx −       − = = −       − = = −       − = = −       − = = −       − = = ...................4.28 dimana : n : Spesies ke-1, 2, 3, 4, 5 x 1 : Biomass Spesies Lemuru x 2 : Biomass Spesies Tongkol x 3 x : Biomass Spesies Layang 4 : Biomass Spesies Kembung