Ikan Tongkol Euthynnus affinis

melalui terusan Suez. Secara morfologi duri punggung total keseluruhan : 8 – 11; duri punggung lunak total keseluruhan: 12 - 12; Duri dubur 0; Sirip dubur lunak: 12. Kepala lebih panjang daripada lebar badan. Maxilla sebagian tersembunyi, yang tertutupi oleh tulang yang berhubungan dengan mata tetapi berkembang ke sekitar garis tepi mata paling belakang. Bulu keras pada insang terpanjang raker 105 pada satu sisi di dalam spesimen 12.70 cm, 140.00 di dalam 16.00 cm, dan 160.00 di dalam 19.00 cm bercabang dua spesimen panjangnya. Noda hitam pada badan dekat garis tepi yang lebih rendah dari sirip berkenaan dengan dada. Proses Interpelvic yang kecil dan tunggal. Tulang belakang anal bersifat rudimenter. Secara biologi Ikan Kembung terdapat di teluk pantai, pelabuhan dan danau di pinggir laut dalam, yang pada umumnya beberapa plankton-rich membentuk kelompok dalam perairan keruh. Ikan Kembung memakan phytoplankton diatoms dan zooplankton kecil cladocerans, ostracods, larval polychaetes, etc.. Sekelompok kecil memakan telur dari Cheilio inermis setelah mereka bertelur. Ikan Kembung dewasa memakan macroplankton seperti larva udang dan ikan. Secara umum Ikan Kembung dapat dipasarkan secara segar, beku, kaleng, kering asin dan asap serta juga bisa sebagai bahan baku saus ikan. Ikan ini adalah jenis ikan yang tidak berbahaya.

2.5. Kebijakan Perikanan

Model multispesies diarahkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam industri perikanan. Pokok motivasi dari segala model yang muncul dalam bidang perikanan, baik tunggal maupun multispesies untuk memahami dan memberitahukan para pengambil keputusan akan konsekuensi yang mungkin terjadi dari kegiatan-kegiatan penangkapan. Ketika kepentingan membawa pendekatan ekosistem dalam konservasi spesies telah di dokumentasikan dengan baik dalam literatur-literatur ekologi dan biologi konservasi maka pendekatan ekonomi perlu dilakukan. Berangkat dari kerangka bioekonomi yang ada maka perlu pengembangan model multispesies yang memberikan gambaran beberapa pendekatan ekonomi dan dalam beberapa bagian diilustrasikan tindakan-tindakan insentif dibalik kelakuan manusia yang di observasi. Poin penting yang diperoleh dari membuat sebuah model adalah kita dapat menggunakannya untuk memprediksi sebuah kondisi di bidang perikanan Indonesia dimana model multispesies adalah model yang cocok jika dibandingkan dengan model spesies tunggal. Hal ini disebabkan hasilnya dari model multispesies lebih signifikan secara ekonomi sehingga kesalahkaprahan hasil dan akhirnya berujung pada kesalahan pembuatan undang-undang atau peraturan atau kebijakan perikanan dapat dihindari. Di dalam kebijakan perikanan terdapat dua hal yang paling kritikal yaitu sumberdaya perikanan adalah public goods dan menyangkut rezim kepemilikan yang bersifat common property yaitu kepemilikan bersama dan rezim akses yang bersifat open access yaitu siapa saja boleh memanfaatkan sumberdaya tersebut tanpa ijin dari siapapun. Dalam jangka panjang common property bisa menjadi open access jika institutional tidak bekerja Bromley, 1991. Di Indonesia open access murni tidak ada, yang terjadi adalah quasi open access setengah atau semi open access karena setiap nelayan yang akan berusaha, paling tidak harus