Provinsi Jawa Timur Sumberdaya Perikanan Pelagis Kecil di Perairan Selat Bali

5.2.2. Provinsi Jawa Timur

Wilayah perairan Kabupaten Banyuwangi merupakan wilayah Perairan Selat Bali di sebelah Barat dan Samudera Indonesia di sebelah Selatan. Selat Bali mempunyai luas lebih kurang 960 mil persegi dengan basis utama produksi perikanan di wilayah Jawa Timur adalah Muncar. Potensi sumberdaya perikanan utamanya Lemuru Sardinella sp dengan potensi lestari sebesar 36 000.00 ton per tahun Fauzi et al., 2000. Perkembangan produksi perikanan dan kelautan di Kabupaten Banyuwangi-Muncar didominasi oleh perikanan laut terutama perikanan pelagis kecil. Secara rinci Produksi Perikanan dan Kelautan di Kabupaten Banyuwangi Muncar Tahun 2004- 2009 disajikan pada Tabel 8. Tabel 8. Produksi Perikanan dan Kelautan di Kabupaten Banyuwangi- Muncar Tahun 2004 – 2009 Tahun Produksi Ton Perkembangan 2004 11 692.00 2005 7 844.00 -33.00 2006 49 334.00 529.00 2007 55 810.00 13.00 2008 29 944.00 -46.00 2009 32 783.00 9.48 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan, 2009. Berdasarkan Tabel 8 terlihat bahwa terjadi kenaikan produksi yang sangat signifikan pada tahun 2006 yaitu sebesar 529.00 persen dengan rata-rata perkembangan produksi dalam 6 tahun terakhir sebesar 78.75 persen. Kenaikan dan penurunan produksi diduga karena berkurang atau bertambahnya effort trip. Terjadi penambahan effort pada tahun 2006 yaitu sebesar 66.47 persen dari tahun sebelumnya. Oleh karena TPI di Kecamatan Muncar tidak berfungsi sebagaimana mestinya sehingga data produksi perikanan yang didaratkan di TPI tidak dapat disajikan. Pemanfaatan sumberdaya perikanan di Perairan Selat Bali hingga saat ini sudah dilakukan secara intensif, sehingga dinyatakan sudah padat tangkap bahkan dikatakan overfishing dengan menggunakan pendekatan spesies tunggal. Sementara tingkat pemanfaatan di Perairan Samudera Indonesia masih relatif rendah, sehingga masih memungkinkan untuk ditingkatkan. Potensi perikanan pelagis terdapat di Perairan Selat Bali yang mempunyai luas 2 500.00 kilometer persegi, berbentuk corong dengan lebar pada bagian yang sempit di utara adalah 2.50 kilometer dan lebar bagian Selatan adalah 55.00 kilometer, dengan panjang 90.00 kilometer. Berdasarkan penelitian akustik oleh Balai Penelitian Perikanan Laut BPPL dengan menggunakan alat fish finder, ikan pelagis di Perairan Selat Bali hanya terpusat di paparan saja Paparan Jawa dan Bali pada kedalaman kurang dari 200.00 meter, sedangkan di luar paparan ikan pelagis tidak dapat ditemukan. Pada siang hari ikan pelagis mempunyai kebiasaan membentuk gerombolan dalam jumlah cukup padat di dasar perairan, sedangkan pada malam hari naik ke permukaan dan agak menyebar Dinas Pertanian Kehutanan dan Kelautan Kabupaten Jembrana, 2009. Pendugaan besarnya persediaan ikan Lemuru di Perairan Selat Bali 1973- 1981, baik dengan menggunakan metode akustik maupun model surplus produksi dari data hasil tangkapan dan upaya memberikan hasil dugaan potensi yang berkisar antara 35 000.00-66 000.00 ton ikan Sujastani dan Nurhakim, 1982. Martosubroto et al tahun 1986 melakukan pendugaan persediaan ikan Lemuru dari data yang sama dengan nilai dugaan MSY sebesar 62 000.00-66 000.00 ton ikan per tahun. Sedangkan Zulbainarni tahun 2002 menyatakan bahwa persediaan ikan Lemuru dari data tahun 1977-1998 dengan nilai dugaan MSY sebesar 56 815.37 ton ikan per tahun. Kegiatan perikanan tangkap di Perairan Selat Bali merupakan usaha perikanan rakyat yang mulai berkembang sejak lama sejak tahu 1950-an. Usaha penangkapan terutama ditujukan untuk menangkap ikan pelagis kecil seperti ikan Lemuru, Tongkol, Layang, Kembung dan ikan lainnya. Sebelum purse seine pukat cincin diperkenalkan, terdapat empat jenis alat tangkap yang digunakan oleh nelayan yaitu payang oras, jala tebar, serok, dan jaring “eder” gillnet Dwiponggo dan Subani, 1971. Dari keempat jenis alat tangkap ini, payang oras mampu mendapatkan hasil tangkapan terbanyak. Pada tahun 2008, jumlah rumah tanggaperusahaan perikanan tangkap di Kabupaten Jembrana adalah sebesar 1 448 RTP 10.89 persen dari total RTP di Provinsi Bali yang lebih banyak menggunakan motor temple outboard motor. Jumlah kapal penangkapan ikan di laut sebesar 1 855 unit 14.51 persen dari total jumlah kapal penangkap ikan di laut Provinsi Bali yang didominasi pula oleh kapal yang menggunakan motor tempel 84.96 persen. Jumlah nelayan di Kabupaten Jembrana adalah 7 421 orang 20.35 persen dari total nelayan di Provinsi Bali, umumnya adalah nelayan penuh yaitu sejumlah 6 072 nelayan 81.82 persen, kemudian nelayan sambilan sebanyak 1 070 orang 14.42 persen dan sisanya nelayan sambilan tambahan 3.76 persen Statistik Perikanan Tangkap Provinsi Bali, 2008 Jumlah nelayan di Kabupaten Banyuwangi Muncar adalah 12 257 jiwa. Umumnya jenis alat tangkap yang dipergunakan oleh nelayan Muncar Kabupaten Banyuwangi untuk menangkap ikan di Perairan Selat Bali meliputi berbagai jenis alat tangkap antara lain payang, purse seine, jaring insang hanyut, bagan tancap, pancing dan lain-lain. Armada penangkapan ikan di Pangkalan Pendaratan Ikan PPI Muncar pada umumnya sudah menggunakan tenaga penggerak motor mesin. Alat tangkap purse seine memberikan hasil tangkapan terbesar dengan hasil tangkapan terbesar adalah ikan Lemuru Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan Perikanan Pantai Muncar-Banyuwangi, 2008. Produksi perikanan laut Provinsi Bali mencapai 95 983 000.00 ton pada tahun 2008 dengan nilai Rp 907 391 715 000.00 Terjadi penurunan produksi sebesar 9.63 persen dari tahun sebelumnya 2007 yakni sebesar 106 211.50 ton Statistik Perikanan Tangkap Provinsi Bali Tahun 2007 dan 2008 dan sebaliknya terjadi kenaikan nilai produksi sebesar 26.37 persen dari tahun sebelumnya . Produksi perikanan laut Kabupaten Banyuwangi tahun 2008 didominasi oleh Ikan Lemuru yaitu sebesar 27 833.00 ton atau sebesar 77.84 persen dari total produksi dengan nilai Rp 69 325 617 000.00 atau sebesar 61.52 persen dari total nilai produksi perikanan laut Banyuwangi. Kemudian ikan Layang 8.05 persen, ikan Tongkol 7.53 persen dan sisanya 6.58 persen ikan lainnya. Kecamatan Muncar merupakan penyumbang terbesar di Kabupaten Banyuwangi baik dalam volume maupun nilai produksi. Di Muncar jenis ikan dominan yang di daratkan adalah ikan Lemuru, Layang, Tongkol dan Kembung serta ikan lainnya Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan Perikanan Pantai Muncar-Banyuwangi, 2008. Produksi perikanan pelagis yang ditangkap dengan alat tangkap purse seine dengan dua perahu di Perairan Selat Bali disajikan pada Gambar 4. Sumber : Data Primer, 2009 Gambar 4. Produksi Perikanan Pelagis Spesies Ikan Lemuru di Perairan Selat Bali

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

Model pada penelitian ini diaplikasikan untuk pengelolaan multispesies sumberdaya perikanan pelagis di Perairan Selat Bali yang berada diantara dua Provinsi yaitu Provinsi Jawa Timur dan Bali. Interaksi antara populasi-populasi sumberdaya perikanan pelagis yang dieksploitasi dapat dibagi ke dalam dua bagian yaitu interaksi secara biologis dan interaksi secara ekonomis. Jadi, sebuah industri perikanan yang mengeksploitasi beberapa spesies bisa berdampak merusak kedinamisan dan kestabilan dari kecocokan ekosistem. Di pihak lain, pengeksploitasian komponen-kompenen berbeda pada ekosistem yang serupa secara bebas, menyebabkan adanya saling memberikan faktor-faktor eksternal diantara para pelaku eksploitasi. Oleh karena itu penelitian ini menggabungkan analisis biologi dan ekonomi sehingga data biologi dan ekonomi diperlukan untuk mengembangkan model bioekonomi di Perairan Selat Bali. Meskipun penyelesaian masalah yang terkait dengan pengoptimalan eksploitasi sumberdaya perikanan multispesies jauh lebih sulit baik secara teoritis maupun praktis, namun keputusan-keputusan praktis manajemen sumberdaya perikanan tidak dapat menunggu hingga semua ”bukti ilmiah” terpenuhi sehingga keputusan-keputusan tersebut harus diambil berdasarkan ilmu pengetahuan yang tersedia saja. Oleh karena itu penelitian ini adalah langkah awal untuk menganalisis pengelolaan multispesies sumberdaya perikanan pelagis meskipun dengan berbagai keterbatasan. Perairan Selat Bali dipilih sebagai lokasi studi karena bersifat unik yaitu pada perairan yang sempit terdapat produksi ikan pelagis yang cukup besar yang didominasi oleh spesies Lemuru Sardinella