Sebagian besar negara pantai serta sejumlah instansi pemerintah yang terkait dengan sumberdaya pesisir dan kelautan mengelola sumberdaya perikanan
mereka dengan melakukan koordinasi pada satu instansi yang bertanggung jawab. Misalnya, di Afrika Selatan dikoordinasikan oleh Section of Environmental
Conservation Departemen of Water Affair, di Australia oleh Council of Nature Conservation Ministry dan di Canada oleh Council of Resource and Enviromental
Ministry Marine and Coastal Protection Area Clark, 1992
2.5.4. Review Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Negara Lain
2.5.4.1. Pengelolaan Daerah Tangkapan Secara Terpadu di Australia
Selama pertengahan tahun 1980-an, pemerintah negara bagian New South Wales memperkenalkan konsep pengelolaan daerah tangkapan secara menyeluruh
Total Catchment Management, yang kemudian secara cepat menjadi terkenal dengan sebutan TCM. Tujuannya adalah untuk mengelola tanah, lahan, air,
tumbuhan serta komponen lingkungan lain secara bersama untuk mencapai penggunaan dan produksi yang berkelanjutan. Penekanan metode ini diberikan
pada koordinasi seluruh kepentingan, kegiatan, dan penggunaan semua komponen lingkungan, khususnya tanah untuk menghindari kerusakan atau memfasilitasi
usaha-usaha rehabilitasi komponen lingkungan tersebut. Lebih khusus, pengelolaan daerah tangkapan secara terpadu bertujuan
untuk Cunningham, 1986 : 1.
Meningkatkan efektifitas koordinasi kebijakan dan tindakan dari departemen terkait, perusahaan serta individu yang berkaitan dengan usaha-usaha
konservasi, penggunaan daerah tangkapan yang berkelanjutan, termasuk tanah, air dan tumbuhan.
2. Meyakinkan terusnya stabilitas dan produktivitas tanah, kelangsungan suplai
air serta pemeliharaan tumbuhan permukaan yang sesuai dan produktif; dan 3.
Meyakinkan bahwa tanah dalam daerah tangkapan digunakan sesuai kapasitasnya, sementara tetap melihat kemungkinan penggunaannya di masa
depan. Pada bulan Mei 1988, Lembaga Sumberdaya Air, Australia mensponsori
sebuah lokakarya nasional tentang pengelolaan daerah tangkapan secara terpadu. Perwakilan dari semua negara bagian dan wilayah teritori datang membawa
usulan tentang kebijakan dan strategi pengelolaan daerah tangkapan secara terpadu Iintegrated Catchment Management atau ICM, suatu istilah yang
menjadi populer mengikuti istilah TCM yang diperkenalkan di negara bagian New South Wales.
Pemerintah negara bagian Australia Barat membuat beberapa keputusan kunci berkaitan dengan penerapan ICM. Pertama, penerapan hanya akan
dilakukan melalui kerjasama kebijakan antar lembaga yang ada. Kedua, satu sekretariat kecil akan dibentuk untuk memfasilitasi kerjasama dan koordinasi.
Ketiga, prioritas akan dipilih dan dikembangkan. Dengan kata lain, tidak ada lembaga baru yang dibentuk, karena diyakini bahwa sistem lembaga di Australia
Barat tidak cukup kompleks, sehingga memanfaatkan lembaga yang ada di
.
anggap lebih baik daripada menciptakan birokrasi baru. Mekanisme koordinasi ini
menjadi terkenal dengan Integrated Catchment Management Coordinating Group. Lembaga ini didukung oleh sekretariat kecil yang dinamakan Office for
Catchment Management OCM. OCM mempunyai staf dan anggaran yang tidak terlalu besar. Akhirnya kelompok komunitas lokal juga dibentuk untuk
memungkinkan masyarakat lokal menyampaikan kepedulian dan terlibat dalam identifikasi masalah serta perumusan alternatif penyelesaiannya. Kelompok
penasehat teknis juga disusun, terdiri dari para ahli dengan berbagai disiplin untuk bekerja bersama kelompok komunitas.
Suatu kajian terhadap pengalaman penerapan sistem di atas dilakukan dengan menggunakan kerangka enam bagian yang meliputi Mitchell, 1990 :
1. Konteks
Perhatian harus diberikan pada latar belakang sejarah, budaya, ekonomi dan institusi, termasuk pula kondisi lingkungan biofisik.
2. Legitimasi atau kredibilitas
Jika sebuah kebijakan atau program akan diterapkan, ia akan mendapatkan legitimasi melalui komitmen politis, undang-undang, dukungan finansial atau
administrasi. Legitimasi akan semakin kuat jika lebih dari beberapa elemen tersebut muncul.
3. Fungsi
Keputusan harus diambil berkaitan dengan fungsi-fungsi pengelolaan mana yang harus dipadukan. Fungsi dapat berupa umum pengembangan kebijakan,
koleksi data, perencanaan, pembangunan, peraturan, dan pelaksanaan atau substantif suplai air, kontrol polusi, pengelolaan daerah banjir, atau
pengelolaan daerah basah. Tidak selalu bahwa semua fungsi harus dipadukan. Terdapat banyak alasan mengapa beberapa fungsi harus dipisahkan.
4. Struktur
Hal ini menyangkut jumlah dan jenis lembaga yang bertanggungjawab dalam pengelolaan fungsi. Lembaga dapat berjumlah sedikit dan terpusat, atau
banyak tetapi tidak terpusat. Walaupun lembaga telah dirancang dengan baik, selalu ada daerah atau batas yang tumpang tindih antara berbagai kepentingan
dan tanggung jawab. 5.
Proses dan mekanisme Betapapun baiknya fungsi dan struktur disusun, akan selalu ada
ketidakcocokan, atau tumpang tindih. Oleh karenanya, selalu ada kebutuhan untuk merumuskan proses dan mekanisme yang jelas, misalnya kelompok-
kelompok kerja antar departemen atau partisipasi publik untuk mengatasi kemungkinan tumpang tindih tersebut.
6. Budaya organisasi dan sikap
Efektifitas penerapan akan dipengaruhi sekali oleh orang-orang yang mempunyai tanggung jawab terhadap hal tersebut, juga oleh budaya organisasi
misalnya apakah budayanya memacu kompetisi atau kerjasama? serta sikap- sikap dari peserta apakah mereka punya kemauan bekerjasama.
Butir-butir di atas dipakai untuk mengkaji efektifitas penerapan dari ICM di Australia Barat dengan hasil sebagai berikut. Berkaitan dengan legitimasi, ICM
didukung oleh kebijakan negara dan dibentuknya sekretariat kecil untuk mendukung grup tersebut. Kemudian sejumlah dana kecil juga diberikan untuk
membentuk sekelompok komunitas. Walaupun demikian, sebagaimana dengan kasus lain, baik sekretariat kecil maupun kelompok tersebut tidak mempunyai
kekuatan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi antar lembaga. Ini berarti
bahwa OCM serta kelompok koordinator harus mengandalkan persuasi yang dalam banyak hal tidaklah efektif.
Keterpaduan fungsi tidak pernah didefinisikan secara jelas. Akibatnya, sementara grup koordinasi berhasil berfungsi sebagai forum untuk
mengkoordinasikan berbagai kebijakan dan aktivitas, tidak pernah ada usaha sistematik tentang fungsi-fungsi mana yang sebetulnya dapat dipadukan. Struktur
juga dapat menjadi penghambat, karena terdapatnya kantor atau lembaga yang sudah berkembang cukup lama untuk menangani hal-hal spesifik sehingga tidak
mau bekerjasama dengan lembaga-lembaga lain. Karena tidak adanya dukungan politis yang kuat, peraturan yang mendukung atau dukungan dana yang cukup,
banyak strategi yang diusulkan dalam ICM tidak berhasil secara baik. Akhirnya pada akhir tahun 1995, OCM diberhentikan, dan tanggungjawabnya dibagikan
lagi pada berbagai lembaga. Terlalu sering, perhatian diberikan pada penyatuan dan restrukturisasi
lembaga-lembaga untuk meningkatkan kerjasama sehingga tidak aneh apabila hal ini tidak berhasil. Yang paling penting adalah mengajak banyak orang untuk
bekerjasama, dan kita tidak dapat begitu saja melakukannya dengan menyatukan lembaga-lembaga tersebut. Kita masih harus bekerja keras untuk meningkatkan
kerjasama dan semangat tim Robinson, 1992.
2.5.4.2. Pengelolaan Sumberdaya Perikanan di Jepang