, ,
y x
G dt
dy qEx
y x
F dt
dx =
− =
..............................................................................2.21
Nilai usaha E ditetapkan menjadi sebuah parameter. Model berikut adalah kedua populasi dari sistem dua variabelnya dapat
dipanen secara bebas, secara matematis dapat ditulis :
, ,
2 1
t h
y x
G dt
dy t
h y
x F
dt dx
− =
− =
.............................................................................2.22
Untuk penyederhanaan perhitungan dengan mengadaptasi bentuk-bentuk fungsional yang lebih spesifik maka persamaan 2.22 dapat ditulis menjadi :
, 1
, ,
1 ,
xy L
y sy
y x
G xy
K x
rx y
x F
β α
+
− =
+
− =
..................................................................2.23
Untuk kasus ,
β α
merupakan model Gause yang digunakan persamaan 2.20. Jika kasus alternatif
, β
α memberikan kenaikan pada sebuah
model mangsa-predator dimana predator y diumpankan pada mangsa x. Model mangsa- predator yang dihasilkan oleh persamaan 2.23 adalah stabil secara
struktural.
2.3. Model Spesies Tunggal Versus Model Mulispesies
Usaha-usaha pelestarian sumberdaya perikanan biasanya hanya fokus kepada identifikasi sejumlah spesies yang dominan ditangkap. Pendekatan ini
terus menantang perkembangan pengetahuan kita terhadap banyaknya dan
bervariasinya interaksi antar spesies, habitat dan lingkungannya. Tampak jelas bahwa penelahaan-penelahaan spesies tunggal tidak bisa memberikan saran
jangka menengah yang ilmiah pada sumberdaya perikanan yang bersifat gabungan atau multispesies seperti di Perairan Selat Bali. Dalam pengelolaan multispesies
sumberdaya perikanan pelagis di Perairan Selat Bali perlu diketahui bagaimana interaksi-interaksi antar spesies yang ada baik secara biologi maupun ekonomi
sehingga kebijakan yang ditentukan dalam pengelolaan menjadi lebih tepat. Perbandingan antara model spesies tunggal dan model multispesies disajikan pada
Tabel 2.
Tabel 2. Model Spesies Tunggal Versus Model Multispesies No. Model
Spesies Tunggal
Kelemahan Model Multispesies
Kelebihan
1. Clark 1973 : apabila harga lebih
besar dari biaya penangkapan untuk semua level stok, dan perubahan
harga cukup besar, maka potensial untuk punah akan muncul.
Menurut Clark 1990, memodelkan kedinamisan sebuah
populasi dengan menggunakan sebuah persamaan turunan atau
selisih secara tidak langsung menunjukkan sebuah pengabaian
dari hubungan-hubungan interelasi-interelasi ekologis.
Pengabaian ini dapat dibenarkan dalam beberapa kasus, khususnya
apabila hanya ada satu spesies dalam sebuah ekosistem yang
akan menjadi subjek pengeksploitasian. Dengan selalu
meningkatnya permintaan atas sumber-sumber daya yang dapat
diperbaharui, bagaimana pun, model-model spesies tunggal
menjadi semakin tidak memenuhi permintaan.
2. Pascoe, 1997 : jika beberapa unit
mentargetkan satu stok atau spesies tunggal yang diambil melalui
penangkapan atau bahkan dimangsa oleh lainnya, maka perikanan itu
bisa mengalami kerugian ekonomi Menurut Hollowed et al. 2000
keuntungan dari model multi spesies adalah
1. Dapat meningkatkan estimasi
dari mortalitas dan pengerahan alam;
2. Dapat memberikan
pemahaman bersama yang lebih baik antara hubungan
pengembang biak dengan rata- rata pertumbuhan yang
bervariasi; 3.
Merupakan alternatif pandangan terhadap poin
referensi biologis; 4.
Dapat digunakan sebagai kerangka untuk mengevaluasi
properti-properti ekosistem; 3. Pope 1991 : penelaahan-
penelaahan spesies tunggal tidak bisa memberikan saran jangka
panjang menengah yang ilmiah pada sumberdaya perikanan
gabungan atau multi spesies.
Dalam sebagian besar penelaahan persedian ICES hanya meliputi stok
yang diatur, yang tidak sepenuhnya merupakan stok penting dalam
sebuah wilayah dan khususnya di perikanan pesisir.
Menurut Hannesson 1988 dalam pendekatan multi spesies
dimasukkan beberapa faktor penyebab pertumbuhan surplus
populasi ikan hasil tangkapan yaitu :
1. Kegiatan menangkap ikan
selalu memperkecil sumberdaya perikanan yang
bersangkutan, artinya ikan yang tinggal mendapatkan
jatah makanan yang lebih besar sehingga keadaan ini
cenderung menaikkan laju pertumbuhan setiap ikan.
2. Kegiatan menangkap ikan akan
menggeser umur rata-rata sumberdaya perikanan
menjadi lebih muda tetapi cepat besar.
3. Sumberdaya yang tidak banyak
di tangkap, kapasitas hidup telur mungkin berbanding
terbalik dengan jumlah ikan yang bertelur dan jumlah telur
yang dihasilkan, artinya jumlah anggota yang
bertelur berkurang, jumlah anggota muda akan
bertambah besar. 4. Menurut
Rijnsdorp et al. 2000
Interaksi-interaksi teknis utama yang terdapat dalam satu unit
perikanan bisa menggantikan atau mencampuri operasi unit perikanan
lainnya atau interaksi sumberdaya tempat unit-unit perikanan yang
ICES ICES, 1988, 1989, 1994, 1997. Paling tidak terdapat dua
tipe efek penangkapan terhadap ekosistem :
1. Mortalitas langsung pada
spesies target dan mortalitas tambahan pada biota lainnya;
berbeda mengeksploitasi stok yang sama atau spesies tunggal.
dan 2.
Efek-efek tidak langsung yang berkaitan dengan perubahan-
perubahan aliran energi disepanjang ekosistem.
Model-model dari spesies tunggal dapat memberikan petunjuk pada
efek yang pertama, sedangkan model-model dari multi spesies
akan memberikan petunjuk pada efek yang kedua.
5. Menurut Tetard
et al. 1995 bahwa interaksi-interaksi tidak bisa
dijumlahkan secara akurat tanpa adanya studi-studi yang besar-
besaran mengenai semua spesies dan aktivitas perikanan yang
dilibatkan dalam seluruh perikanan. Mesnil dan Sherpherd 1990;
Laurec et al. 1991 mengatakan bahwa akibat adanya kebutuhan
operasional managemen perikanan, perhitungan interaksi-
interaksi teknis menjadi kunci penting. Perhitungan ini
memungkinkan perkiraan bagian perikanan pada spesies-spesies
yang berhubungan, baik yang berhubungan dengan jangka waktu
penangkapan maupun penerimaan.
6. Pada model spesies tunggal, kondisi
yang muncul adalah keuntungan harus benar-benar dihasilkan oleh
spesies yang dilindungi. Bagaimanapun, ketika konservasi
dari alam liar memberikan manfaat bagi banyak spesies, keuntungan
akan dihasilkan oleh semua spesies yang berkontribusi dan juga
mendapatkan keuntungan dari lahan sumberdaya yang disediakan.
Hollowed et al., 2000 model- model multispesies dapat
memperjelas pemahaman kita paling tidak dalam dua cara:
1. melalui perlakuan yang lebih
realistis terhadap ketidakpastian dan kemampuan
berubah-ubah dalam parameter populasi seperti mortalitas
alam dari spesies target; atau
2. dengan menggambarkan
spesies non-target tambahan dan hubungan ekologis antar
spesies seperti independent, predator-mangsa dan kompetisi
yang satu atau lainnya dapat berubah akibat penangkapan
2.4. Aspek Biologi Sumberdaya Perikanan Pelagis