Oleh karena itu, judul Analisis Kinerja Pasar Tradisional di Era Persaingan Global di Kota Bogor dipilih untuk mengkaji lebih lanjut mengenai kinerja Pasar
Tradisional terutama setelah semakin bertambahnya Toko Modern yang ada di Kota Bogor dan menganalisa permasalahan-permasalahan yang dialami oleh Pasar
Tradisional. Pada akhirnya ditelaah juga solusi dari Pemerintah Kota Bogor terhadap kinerja Pasar Tradisional saat ini.
1.2 Perumusan Masalah
Pertumbuhan Toko Modern di Indonesia tidak-serta merta terjadi. Perekonomian terjadi karena adanya tarik-menarik antara permintaan dan
penawaran, begitu pula dengan Pasar Modern. Kebutuhan masyarakat akan keberadaan Pasar Modern tidak lepas dari pergeseran gaya hidup masyarakat yang
semakin modern dan pola konsumtif masyarakat Indonesia. Di sisi lain kekuatan modal dari Pasar Modern terutama setelah Liberalisasi tahun 1998 memudahkan
Pasar Modern untuk berekspansi, terutama setelah melihat peluang bisnis dari sisi konsumtif masyarakat.
Pasar Tradisional secara manajerial tidak mengalami perubahan signifikan sejak zaman dahulu, pola berdagang dan pengawasan pasar seadanya ditambah
lagi tidak ada perbaikan dari sisi infrastruktur membuat Pasar Tradisional mulai ditinggalkan konsumen yang menuntut gaya „modern‟ dalam berbelanja. Pasar
Modern secara internal juga memiliki masalah-masalah yang harus ditanggapi dengan serius, seperti PKL yang memperparah tata ruang sebuah Pasar
Tradisional.
Berbeda halnya dengan Toko Modern. Sistem manajerial terpusat dan profesional membuat kemapanan dari segi internalnya. Keagresifan ekspansi
Toko Modern tentu saja menimbulkan kekhawatiran karena suatu saat jika tidak terjadi perbaikan pada Pasar Tradisional, maka eksistensi dari Pasar Tradisional
akan terancam dan menyebabkan ribuan bahkan jutaan pedagang kecil, pemasok, dan pekerja di Pasar Tradisional akan kehilangan mata pencaharian dan
pengangguran di Indonesia akan semakin bertambah. Kota Bogor dijadikan daerah penelitian karena memiliki peningkatan
jumlah Pasar Modern yang cukup tinggi di daerah Jabodetabek, selain itu sub sektor perdagangan memiliki sumbangan tertinggi dalam PDRB Kota Bogor dan
meningkat dari tahun ke tahun. Kota Bogor juga memiliki laju pertumbuhan pusat perbelanjaan modern sebesar 300 persen sejak tahun 2003-2006. Kota Bogor
pernah melakukan relokasi Pasar Induk Ramayana yang berada di tengah kota dalam rangka mengendalikan tata kota dan ketertiban yang lebih baik, namun di
saat ini di tanah bekas Pasar Induk Ramayana justru berdiri Pusat Perbelanjaan Modern. Hal ini menunjukan ambigu kebijakan pemerintah Kota Bogor terhadap
Pasar Tradisional. Penelitian ini terbatas menganalisa kinerja Pasar Tradisional, karena Pasar Tradisional dianggap lebih mewakili masyarakat Kota Bogor pada
umumnya. Rincian permasalahan yang akan dianalisa sebagai berikut: 1
Bagaimana kondisi Pasar Tradisional saat ini terutama setelah bertambahnya jumlah Pasar Modern secara signifikan di Kota Bogor?
2 Apakah permasalahan yang dialami oleh Pasar Tradisional Kota Bogor?
3 Bagaimana Pemerintah Kota Bogor khususnya dalam merespon permasalahan
yang dialami Pasar Tradisional?
1.3 Tujuan Penelitian