kebakaran besar beberapa kali. Pada Pasar Induk Kemang, beberapa pedagang mengeluhkan tentang konstruksi atap yang membuat panas sehingga beberapa
pedagang menjadi tidak nyaman ketika berdagang di siang hari. Keamanan dalam pasar untuk kedua pasar dikatakan cukup baik. Pada
Pasar Baru Bogor, unit keamanan cukup siaga di dalam dan luar pasar, ditambah lagi beberapa pedagang di dalam pasar yang berjualan 24 jam membuat jengah
untuk pencuri. Di Pasar Induk Kemang, keamanan bisa dikatakan cukup baik. Tersedia unit keamanan di beberapa lokasi dalam areal pasar. Namun beberapa
pedagang mengeluhkan pengawasan dari unit keamanan, unit keamanan Pasar Induk Kemang kurang intensif dalam berpatroli, ditambah lagi keadaan ramai
pasar terjadi saat malam hari, sehingga pedagang harus tetap waspada terhadap pengutil.
5.2.2 Analisis Dampak Fluktuasi Harga dan Penurunan Dayabeli Konsumen
Untuk fluktuasi harga, pedagang Pasar Induk Kemang menganggap masalah utama dalam pergerakan omset dan keuntungan, juga keramaian pasar.
Peningkatan sedikit saja harga menyebabkan perubahan besar dalam volume transaksi grosir harian dalam hitungan puluhan kilo. Fluktuasi omset dan
keuntungan secara umum dapat berubah-ubah tergantung kiriman dari agen, semakin langka barang yang dikirim akan semakin mahal harganya. Namun
secara umum tetap lonjakan harga dan menurunnya nilai uang menyebabkan kemampuan pembelian dari Pasar Induk Kemang ke agen menurun drastis dalam
beberapa tahun.
Seorang pedagang mengakui dengan jumlah uang yang sama saat ini, hanya bisa membeli setengah dari volume barang jika dibandingkan dengan
beberapa tahun lalu. Saat penelitian dilakukan, memang terjadi lonjakan harga pada hampir seluruh komoditi yang ada di Pasar Induk Kemang. Diakui
pedagang, biasanya lonjakan harga terjadi menjelang Hari Raya, namun tahun ini terjadi beberapa bulan sebelum Bulan Ramadhan sehingga sangat mungkin akan
terjadi lonjakan lagi. Dayabeli konsumen menurun juga menyebabkan penurunan omset di
Pasar Induk Kemang. Konsumen utama pasar ini adalah Pasar-pasar pengecer dari Bogor dan sekitarnya juga saat ini mengalami keluhan yang sama, yaitu
menurunnya dayabeli konsumen pasar pengecer. Efek domino terjadi dimulai dari konsumen akhir dari ibu rumah tangga IRT, akibat lonjakan harga IRT
mengurangi belanjanya ke tukang sayur keliling ataupun pasar pengecer. Menurunnya volume belanja konsumen menyebabkan penurunan omset dari pasar
pengecer. Pasar pengecer merespon dengan membeli komoditi lebih sedikit ke Pasar Grosir ataupun agen sehingga omset dari pasar grosir ikut menurun.
Pasar Induk Kemang mendapat tekanan penurunan omset dari melonjaknya harga dan penurunan volume belanja dari pelanggan utama mereka.
Diakui baik di Pasar Induk Kemang maupun Pasar Baru Bogor, sulitnya meyakinkan pelanggan bahwa terjadi lonjakan harga, karena di satu sisi
konsumen memiliki keterbatasan dana untuk berbelanja karena nilai mata uang yang semakin kecil. Turunnya dayabeli konsumen menyebabkan ibu rumah
tangga memilih untuk berbelanja harian di sekitar perumahan mereka, yaitu dari tukang sayur keliling ataupun warung. IRT lebih sering mengunjungi Pasar
Tradisional pada akhir minggu, biasanya saat ingin mengadakan pesta atau syukuran sehingga membeli dalam volume lebih banyak, bukan belanja harian.
5.2.3 Analisis Masalah Persaingan Tidak Sehat dan Keberadaan PKL terhadap Pasar Tradisional