Metode Pengumpulan Data Metode Penentuan Sampel

III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Lokasi

Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat yang dilakukan pada bulan Maret sampai dengan Juli 2010. Pemilihan lokasi di kota Bogor dilakukan secara sengaja purposive karena Kota Bogor memiliki kaitan erat dengan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran, dengan pertimbangan : 1 Subsektor Perdagangan memiliki peran penting dalam Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran yang merupakan penyumbang terbesar pertama terhadap PDRB Kota Bogor dalam kurun waktu 2004-2008. 2 Pertumbuhan Subsektor Perdagangan Kota Bogor bernilai positif. Secara fisik pertambahan Pasar Modern di kota Bogor cukup pesat, namun dapat memberikan dampak positif maupun negatif terhadap kesejahteraan masyarakat dan pedagang di Pasar Tradisional.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu data sekunder dan data primer. Data sekunder yang digunakan diperoleh dari BPS, PD Pasar Pakuan Jaya, Dinas Perdagangan, Perindustrian, dan Koperasi Kota Bogor, dan data-data penunjang yang relevan dengan penelitian. Data penunjang diperoleh dari laporan hasil penelitian terkait, jurnal, buletin, internet, serta sumber-sumber lainnya. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui metode wawancara terstruktur dengan pedagang Pasar Tradisional. Wawancara terstruktur dengan pedagang Pasar Tradisional secara garis besar menganalisa kinerja berdagang dari pedagang Pasar Tradisional pada saat ini, yaitu ketika maraknya Pasar Modern. Wawancara terstruktur dilakukan secara langsung kepada responden pedagang dengan format pertanyaan yang sudah disusun sebelumnya, beberapa pertanyaan telah disiapkan jawabannya berupa pilihan ganda untuk menanggulangi apabila responden tidak segera mengerti pertanyaan yang diajukan. Wawancara mendalam juga dilakukan kepada pelaku-pelaku yang memegang peran penting dalam sub sektor perdagangan di Kota Bogor seperti, aparat Dinas Pasar, Pejabat Dinas Pasar, dan narasumber yang kompeten di bidang usaha ini. Untuk melengkapi bahan pertimbangan dalam menyusun rekomendasi kebijakan, ditelaah juga mengenai peraturan perundang-undangan mengenai Pasar dan peraturan daerah Kota Bogor terkait yang telah diberlakukan.

3.3. Metode Penentuan Sampel

Sampling terhadap dua jenis pasar dilakukan untuk melihat dampak persaingan dengan Pasar Modern. Dugaan awal adalah berkembangnya Pasar Modern dapat berbeda pengaruhnya terhadap Pasar Tradisional tergantung skala penjualan komoditasnya, oleh karena itu klasifikasi awal dari sampling adalah membedakan Pasar Tradisional yaitu Pasar Eceran dan Pasar Grosir. Dari dugaan awal, kemudian ditentukan dua Pasar yang akan diamati, penentuan dilakukan secara sengaja purposive berdasarkan pengamatan awal dan wawancara dengan konsumen Pasar Tradisional mengenai pasar-pasar tradisional yang dianggap potensial. Untuk sampling Pasar Pengecer, dari 7 Pasar Pengecer di Kota Bogor, Pasar Tradisional Pengecer yang terpilih adalah Pasar Baru Bogor. Pasar Baru Bogor dipilih menjadi Pasar Sampel dengan pertimbangan: 1. Pasar Baru Bogor merupakan Pasar Tradisional Eceran yang terletak di Bogor Tengah yang memiliki Pusat Perbelanjaan Modern yang lebih banyak dibanding Kecamatan Kota Bogor lainnya. 2. Konsumen Kota Bogor meyakini bahwa Pasar Baru Bogor merupakan Pasar Pengecer terlengkap dan banyak variasi barangnya, termasuk jumlah pedagang. 3. Dua alasan diatas membuat Pasar Baru Bogor juga dipenuhi oleh PKL yang menganggap daerah sekitar Pasar Baru Bogor merupakan daerah potensial untuk berusaha. Pasar Tradisional Grosir yang terpilih adalah Pasar Induk Kemang. Berdasarkan pendapat pedagang Pasar Tradisional, di Kota Bogor Pasar Induk Kemang dianggap pasar utama untuk komoditi sayur mayur dan bahan masakan dalam distribusinya kepada Pasar Tradisional Pengecer. Oleh karena itu Pasar Induk Kemang dianggap cukup mewakili Pasar Grosir Kota Bogor. Penyelenggaraan pasar pihak swasta di Pasar Induk Kemang juga memiliki poin perspektif tersendiri untuk menganalisa adanya perbedaan perlakuan pengelola terhadap pedagang yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bogor ataupun swasta sebagai pihak ketiga. Dari kedua Pasar sampel tersebut selanjutnya dilakukan Penarikan sampel kepada 30 pedagang pasar tradisional dari masing-masing kedua pasar untuk memenuhi syarat sebaran normal. Pemilihan sampel pedagang dilakukan dilakukan secara acak Non-Probability Sampling dengan pertimbangan pedagang di Pasar Tradisional cenderung homogen tanpa perbedaan yang cukup signifikan sehingga walaupun penarikan sampel dilakukan secara acak, sampel-sampel yang terpilih dapat mewakili pedagang Pasar Tradisional secara menyeluruh. Dari beberapa pedagang menjadi responden secara khusus dipilih beberapa pedagang untuk diwawancarai lebih dalam mengenai permasalahan Pasar Tradisional lebih lanjut. Digunakan metode Purposive Sampling untuk mendapatkan informasi yang spesifik. Pedagang yang dipilih adalah pedagang- pedagang yang dianggap senior ataupun yang mengetahui seluk beluk permasalahan Pasar Tradisional lebih lanjut.

3.4 Metode Analisis