sehingga walaupun penarikan sampel dilakukan secara acak, sampel-sampel yang terpilih dapat mewakili pedagang Pasar Tradisional secara menyeluruh.
Dari beberapa pedagang menjadi responden secara khusus dipilih beberapa pedagang untuk diwawancarai lebih dalam mengenai permasalahan Pasar
Tradisional lebih lanjut. Digunakan metode Purposive Sampling untuk mendapatkan informasi yang spesifik. Pedagang yang dipilih adalah pedagang-
pedagang yang dianggap senior ataupun yang mengetahui seluk beluk permasalahan Pasar Tradisional lebih lanjut.
3.4 Metode Analisis
Metode Analisis yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan deskriptif kualitatif. Analisis Kualitatif berdasarkan hasil wawancara mendalam
digunakan untuk melihat secara langsung kinerja dari pedagang Pasar Tradisional. Juga wawancara dengan penanggung jawab pasar terkait, dan kebijakan-kebijakan
pusat maupun daerah yang dikeluarkan melalui Perpres, Perda, maupun aturan tertulis lainnya.
3.4.1 Analisis Kinerja Bisnis Pasar Tradisional Kota Bogor
Analisa diawali dengan mengamati perubahan-perubahan dalam sistem pengelolaan pasar. Pihak Pemerintah Kota Bogor menunjuk suatu dinas dalam
menyelenggarakan kegiatan pasar. Tatakelola yang dilakukan saat ini ditelaah untuk melihat aktualisasi pelayanan pasar dari pihak pengelola. Kondisi umum
individu pedagang dianalisa untuk melihat adanya perubahan karakteristik pedagang Pasar Tradisional saat ini.
Dari sisi kinerja ekonomi, ditelaah mengenai perubahan omset dan keuntungan beberapa tahun terakhir, jumlah variasi barang dagangan, strategi
dagang dan daya saing pedagang, metode pemasokan barang dagangan, dan sumber modal. Pengamatan langsung dilakukan untuk melihat secara garis besar
jumlah pedagang dan pembeli harian di Pasar Tradisional. Analisis kemudian diperkuat oleh pendekatan teori SCP untuk menganalisa secara sederhana
bagaimana struktur organisasi pasar di dalam Pasar Tradisional.
3.4.2 Analisis Permasalahan Pasar Tradisional Kota Bogor
Permasalahan Pasar Tradisional ditelaah melalui pendapat pedagang mengenai persaingan, PKL dan Pasar Modern, masalah infrastruktur, dayabeli
konsumen, kenaikan harga barang-barang dan apa yang diharapkan pedagang terhadap penanggung jawab Pasar. Kemudian dianalisis juga melalui pengawas
pasar, bagaimana permasalahan itu mempengaruhi pasar secara keseluruhan.
3.4.3 Analisis Respon Pemerintah Kota Bogor terhadap Permasalahan Pasar Tradisional Kota Bogor
Peraturan Pemerintah baik pusat dan daerah memegang peranan penting dalam suatu kegiatan ekonomi. Dalam penelitian ini, Perda maupun Perpres yang
akan ditelaah adalah yang berhubungan dengan pengaturan Pasar Tradisional. Perda yang ditelaah adalah yang diklaim oleh pihak pengelola pasar sebagai solusi
atas permasalahan-permasalahan yang ada di Pasar Tradisional dan bagaimana perencanaan ke depan dari pihak pengelola terhadap pelayanan kepada pedagang
Pasar Tradisional.
Respon Pemerintah Kota Bogor dalam bentuk Perda dan aplikasinya didalami dengan wawancara mendalam terhadap pihak yang bertanggung jawab,
yaitu PD Pasar Pakuan Jaya selaku penanggung jawab utama dalam kegiatan penyelenggaraan Pasar Tradisional. Untuk memperkuat argumentasi, ditelaah juga
rekomendasi-rekomendasi dari lembaga-lembaga ekonomi asing yang mengkaji bidang perkembangan Ritel dan Pasar di negara-negara di Asia seperti India. Hal
ini dilakukan sebagai perbandingan respon yang dilakukan di negara-negara yang memiliki kultur pasar yang serupa dengan Indonesia.
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Kondisi Umum Kota Bogor