Perumusan Masalah Analisis kelayakan usaha pengolahan kerupuk, perusahaan kerupuk cap dua gajah, Indramayu, Jawa Barat

5 Tabel 2 . Perusahaan Pengolah Kerupuk IkanUdang di Kabupaten Indramayu Tahun 2009 No Nama Perusahaan Jumlah Produksitahun ton 1 Candramawa 300 2 Gajah Tunggal 150 3 Bunga Matahari 240 4 Dua Mawar 324 5 Sri Tanjung 480 6 Perahu Kencana 300 7 Dua Naga 100 8 Kereta Kencana 100 9 Ganesha Utama Group 480 10 Dua Jempol 250 11 Kelapa Gading 450 12 Dua Gajah 720 13 Indrasari 545 Sumber: Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Indramayu, 2010 data diolah Tabel 2 menunjukkan bahwa Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah merupakan perusahaan dengan skala menengah yang memilki produksi terbesar diantara perusahaan-perusahaan kerupuk ikanudang lainnya di Indramayu yaitu dengan total produksi kerupuk ikanudang sebesar 720 ton yakni menyumbang 20,57 persen dari total produksi kerupuk ikanudang di Kabupaten Indramayu Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Indramayu, 2010. Selain itu, Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah juga merupakan perusahaan pelopor yang mengolah produk hasil perikanan berupa ikanudang menjadi kerupuk. Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah menjadi induk bagi perusahaan kerupuk lainnya yang ada di Indramayu dan mengalami perkembangan pesat mulai tahun 1989 sampai sekarang.

1.2 Perumusan Masalah

Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah merupakan perusahaan yang bergerak dalam usaha pengolahan kerupuk ikanudang yang ada dan berkembang di Desa Kenanga Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu. Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah terus berupaya untuk meningkatkan produksinya sehingga pada tahun 2009 perusahaan tersebut melakukan penambahan teknologi. Penambahan teknologi ini dilakukan dalam hal teknologi produksi kerupuk yaitu menambah 6 teknologi mesin dalam rangka meningkatkan efisiensi proses produksi kerupuk di perusahaan tersebut. Adapun jumlah produksi, nilai penjualan, keuntungan, harga jual rata-rata dan pengeluaran kebutuhan input bahan baku Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah dapat ditunjukkan oleh tabel 3. Tabel 3. Jumlah Produksi, Nilai Penjualan, Keuntungan, Harga jual rata-rata dan Pengeluaran Bahan Baku Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 Jumlah Produksi Ton 384 396 408 420 444 Nilai Penjualan Rp000 3.340.000 4.435.200 5.181.600 5.754.000 7.326.000 Keuntungan Rp000 460.000 672.200 734.400 882.000 932.400 ∆ Keuntungan - 31,57 8,47 16,73 5,41 Kebutuhan Input Rp000 2.880.000 3.762.000 4.447.200 4.872.000 6.393.000 Produktivitas Rpkg 7.500 9.500 10.900 11.600 14.397 ∆Produktivitas - 26,67 14,74 6,42 24,11 Harga Jual Rata- rata Rpkg 8.700 11.200 12.700 13.700 16.500 Sumber: Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah, 2010 data diolah Dari Tabel 3. diatas dapat diketahui bahwa jumlah produksi ton untuk setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2005-2008 jumlah produksi meningkat 12 tontahun, sedangkan pada tahun 2009 jumlah produksi meningkat 24 ton dari tahun sebelumnya, hal ini terjadi karena perusahaan melakukan penambahan teknologi dalam proses produksi pengolahan kerupuk ikanudang tersebut. Adapun nilai penjualan dan kebutuhan input bahan baku mengalami peningkatan dalam setiap tahunnya, artinya berkorelasi positif dengan jumlah produksi. Peningkatan jumlah produksi diikuti peningkatan nilai penjualan dan kebutuhan input bahan baku. Pada tabel 3 juga dapat dilihat, harga jual rata-rata hasil produksi setiap tahunnya mengalami peningkatan, hal ini sejalan dengan adanya peningkatan kebutuhan input bahan baku dalam setiap tahunnya. Adapun produktivitas perusahaan diperoleh dari ratio kebutuhan input dengan jumlah produksi, dari tabel tersebut diperoleh nilai produktivitas yang selalu mengalami peningkatan dalam setiap tahun. Produktivitas rata-rata meningkat sebesar 17,98 7 persen per tahun dan pada tahun 2009 produktivitas meningkat sebesar 24,11 persen, artinya dengan adanya penambahan teknologi yang dilakukan, perusahaan dapat meningkatkan produktivitasnya sebesar 24,11 persen. Sedangkan pada data keuntungan perusahaan, dapat dilihat terjadi peningkatan dalam setiap tahunnnya, peningkatan keuntungan berbeda-beda tiap tahunnya, namun dapat dilihat perubahan peningkatan dari tahun 2008 ke tahun 2009 justru mengalami peningkatan dengan perubahan peningkatan yang lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya yaitu sebesar 5,41 persen lebih rendah dari peningkatan keuntungan rata-rata pertahun yaitu sebesar 15,55 persen, padahal pada tahun 2009 tersebut perusahaan mulai menambah teknologi produksinya dengan penggunaan teknologi mesin. Keuntungan yang diperoleh perusahaan merupakan parameter tingkat efisiensi perusahaan dalam penggunaan sumber daya yang dimiliki. Keuntungan yang diperoleh perusahaan merupakan selisih total penerimaan dengan total biaya pada perusahaan. Jumlah produksi mempengaruhi tingkat keuntungan yang didapatkan oleh sebuah perusahaan. Produksi berpengaruh positif terhadap tingkat keuntungan, artinya semakin tinggi jumlah produksi maka keuntungan yang didapatkan akan semakin besar, cateris paribus. Adapun kebutuhan biaya produksi berpengaruh negatif terhadap tingkat keuntungan. Semakin tinggi biaya produksi maka akan semakin rendah keuntungan yang didapatkan. Dengan demikian, perubahan peningkatan keuntungan yang lebih rendah dari tahun sebelumnya dapat terjadi karena perusahaan mengeluarkan biaya yang lebih besar terutama untuk investasi penambahan teknologi yang dilakukan. Oleh karena itu, perlu dilihat sejauh mana pengaruh adanya penambahan teknologi dan investasi yang dilakukan perusahaan terhadap tingkat kelayakannya. Dalam hal ini, penambahan teknologi yang dilakukan oleh perusahaan diharapkan menjadikan perusahaan agar semakin efektif dan efisien, sehingga perlu diketahui seberapa besar keuntungan yang diperoleh perusahaan di waktu yang akan datang sehingga dibutuhkan analisis tingkat kelayakan dengan kondisi adanya penambahan teknologi. Adanya penambahan teknologi mesin yang dilakukan, Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah mengharapkan ada manfaat tambahan yang dapat 8 diperoleh oleh perusahaan. Sehingga perlu ditinjau tingkat kelayakan usaha pengolahan kerupuk yang telah dilakukan oleh perusahaan baik sebelum adanya penambahan teknologi maupun setelah adanya penambahan teknologi. Keuntungan perusahaan sangat dipengaruhi oleh jumlah produksi dan biaya produksi. Penurunan jumlah produksi dan peningkatan biaya produksi akan membuat keuntungan yang diterima perusahaan semakin berkurang, sehingga perusahaan harus melihat perubahan yang terjadi pada input dan output perusahaan tersebut. Berdasarkan riwayat perusahaan, seperti terlihat pada tabel 3, perusahaan tidak pernah mengalami penurunan produksi sehingga penurunan jumlah produksi merupakan faktor yang kurang sensitif terjadi pada perusahaan. Faktor biaya, terutama biaya bahan baku utama ikan dan tepung tapioka yang merupakan input bagi perusahaan tentu akan mengalami perubahan seiring dengan adanya inflasi. Umumnya, perubahan yang terjadi pada biaya input adalah perubahan harga kenaikan harga sehingga jika harga input mengalami kenaikan maka keuntungan perusahaan akan semakin berkurang karena perusahaan mengeluarkan biaya yang lebih banyak untuk memproduksi produknya. Oleh karena itu, pada penelitian ini juga akan dikaji bagaimana pengaruh perubahan harga input terhadap keuntungan perusahaan sehingga dibutuhkan analisis sensitivitas terhadap kenaikan harga input terhadap tingkat kelayakan perusahaan. Berdasarkan kondisi tersebut, maka perlu dilakukan analisis kelayakan usaha agar dapat diketahui manfaat bersih yang diperoleh perusahaan dengan adanya penambahan teknologi. Analisis kelayakan usaha dilakukan untuk mengetahui apakah usaha pengolahan kerupuk dengan teknologi mesin Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah layak untuk dijalankan jika dilihat dari aspek non finansial dan finansial. Dari aspek finansial, pengukuran kelayakan menggunakan indikator NPV, IRR, Net BC, dan PP. Untuk mengetahui kelayakan usaha pengolahan kerupuk ini juga dilakukan analisis dari berbagai aspek non finansial seperti aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial-ekonomi-budaya, dan aspek lingkungan. Analisis sensitivitas juga dilakukan untuk melihat bagaimana pengaruh kenaikan harga bahan baku terhadap tingkat kelayakan perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka terdapat beberapa permasalahan pokok 9 yang akan ditinjau dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana kelayakan usaha pengolahan kerupuk ikanudang Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah dari sisi non-finansial aspek pasar, teknis, manajemen dan hukum, sosial-ekonomi-budaya, dan lingkungan? 2. Bagaimana kelayakan usaha pengolahan kerupuk ikanudang Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah dari sisi finansial NPV, IRR, Net BC, dan PP? 3. Bagaimana tingkat kepekaan sensitivitas usaha pengolahan kerupuk ikanudang Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah apabila terjadi perubahan input bahan baku?

1.3 Tujuan Penelitian