Kerangka Pemikiran Teoritis 1. Analisis Kelayakan Bisnis

24 III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

Suatu bisnis erat kaitannya dengan kegiatan investasi. Pihak yang menginvestasikan modalnya tentu harus mengkaji secara mendalam bisnis tersebut. Oleh karena itu, di setiap bisnis perlu dilakukan analisis berupa studi kelayakan bisnis beserta aspek-aspeknya untuk melihat secara menyeluruh berbagai aspek mengenai kemampuan suatu bisnis dalam memberikan manfaat terhadap modal. Adapun aspek-aspek kelayakan bisnis yang dianalisis antara lain : aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial, ekonomi, dan budaya, aspek lingkungan serta aspek finansial.

3.1. 1. Analisis Kelayakan Bisnis

Nurmalina et al. 2009 mengungkapkan bahwa bisnis secara umum merupakan suatu kegiatan yang mengeluarkan biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh hasilbenefit dan secara logika merupakan wadah untuk melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan, pembiayaan, dan pelaksanaan dalam satu unit. Menurut Gray et al. 1992 dalam Nurmalina et al. 2009, kegiatan investasi diartikan sebagai kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan benefit . Dalam kegiatan usaha terdapat peluang dan kesempatan yang membuat para pelaku usaha berfikir untuk mengambil manfaat dari usaha tersebut sehingga perlu dilakukan sebuah peninjauan terhadap sejauhmana kegiatan atau kesempatan itu dapat memberikan manfaat yang diusahakan. Peninjauan ini dapat dilakukan dengan menggunakan studi kelayakan bisnis. Studi kelayakan bisnis merupakan penelaahan atau analisis tentang apakah suatu kegiatan investasi memberikan manfaat atau hasil bila dilaksanakan Nurmalina et al. 2009. Dengan demikian studi kelayakan bisnis erat kaitannya dengan keputusan investasi. Senada dengan pernyataan tersebut, Husnan dan Muhammad 2005 juga mendefinisikan studi kelayakan investasi sebagai suatu penelitian tentang dapat tidaknya proyek investasi dilaksankan secara menguntungkan dengan indikasi 22 adanya manfaat bagi masyarakat luas yang bisa terwujud dari penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan sumberdaya yang melimpah ataupun manfaat untuk pemerintah berupa penghematan atau penambahan devisa. Hasil dari analisis studi kelayakan dapat berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan pada bisnis itu sendiri. Adapun pihak-pihak yang akan memperoleh manfaat dari analisis ini antara lain Nurmalina et al. 2009 : 1 Investor, dengan adanya analisis kelayakan bisnis, maka investor dapat menilai apakah dana yang ditanamkan akan memberikan keuntungan sehingga investor dapat membuat keputusan investasi secara lebih objektif, 2 KreditorBank, hasil analisis yang diperoleh dapat dijadikan acuan apakah dana yang dipinjamkan pada suatu bisnis dapat dikembalikan, selain itu payback period dari bisnis tersebut juga sangat diperhatikan oleh kreditorbank, 3 Analis, hasil yang diperoleh dari analisis studi kelayakan digunakan oleh analis untuk dapat menunjang tugas-tugasnya dalam melakukan penilaian suatu bisnis baru, pengembangan bisnis atau menilai bisnis yang sudah ada, 4 Masyarakat, hasil dari analisis ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian serta kesejahteraan masyarakat baik secara langsung maupun secara tidak langsung melalui nilai tambah yang muncul akibat bisnis tersebut, 5 Pemerintah, dilihat dari sudut pandang mikro, analisis ini diharapkan mampu mengembangkan pemanfaatan sumberdaya manusia maupun sumberdaya alam, peningkatkan pemasukan pemerintah melalui pajak dan retribusi, sedangkan secara makro, analisis ini diharapkan mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah maupun nasional sehingga terjadi pertumbuhan PDRB dan pendapatan per kapita Selain dilihat dari aspek finansial, analisis studi kelayakan ini juga didasarkan pada berbagai aspek non finansial seperti aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial, ekonomi, dan budaya, aspek lingkungan.

3.1.2 Aspek-Aspek Analisis Kelayakan Bisnis

Menurut Nurmalina et al. 2009, penilaian dalam studi kelayakan bisnis 23 dilakukan secara menyeluruh dari berbagai aspek yaitu dari aspek non finansial yang meliputi: aspek pasar, teknis, manajemen dan hukum, sosial-ekonomi- budaya, lingkungan dan dari aspek finansial keuangan. Beberapa aspek non finansial yang merupakan aspek dalam studi kelayakan bisnis dianalisis secara kualitatif dan tidak terkait dengan biaya dan manfaat yang bersifat kuantitatif. Aspek non finansial yang akan dibahas dalam penelitian ini meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial-ekonomi-budaya, dan aspek lingkungan .

3.1.2.1 Aspek Pasar

Pasar meliputi keseluruhan pembeli potensial yang akan memenuhi kebutuhan dan keinginannya, dimana pembeli tersebut bersedia dan mampu membeli alat-alat pemuas melalui pertukaran Kotler, 1988 diacu dalam Sudiyono 2002. Menurut Husnan dan Muhammad 2005 aspek pasar mengkaji tentang: 1 Permintaan Demand Menurut Kotler 1988 dalam Husnan dan Muhammad 2005, jumlah yang diminta untuk jumlah komoditi yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga disebut permintaan. Dari konsep permintaan tersebut dapat diketahui bahwa variabel-variabel yang mempengaruhi permintaan adalah harga komoditi tersebut, harga komoditi barang lain, pendapatan rata-rata rumah tangga, selera, distribusi pendapatan diantara rumah tangga, dan jumlah penduduk. Kajian permintaan perlu dianalisis baik secara total ataupun terperinci menurut daerah, jenis konsumen, perusahaan besar pemakai dan proyeksi permintaan tersebut di masa yang akan datang 2 Penawaran Supply Menurut Kotler 1988 dalam Husnan dan Muhammad 2005, jumlah yang ditawarkan untuk jumlah komoditi yang ingin dijual oleh perusahaan disebut penawaran, sehingga dari konsep penawaran tersebut dapat diketahui bahwa variabel-variabel yang mempengaruhi penawaran yang dilakukan oleh suatu industri perusahaan adalah harga barang tersebut, harga barang lain, harga faktor produksi, dan teknologi. Kajian penawaran perlu dianalisis baik yang 24 berasal dari dalam negeri maupun dari impor, baik perkembangannya di masa lalu maupun proyeksi di masa yang akan datang. 3 Program pemasaran Menurut Kotler 1988 dalam Husnan dan Muhammad 2005, program pemasaran sering disebut sebagai bauran pemasaran marketing mix, yang terdiri dari empat komponen yaitu produk product, harga price, distribusi distribution, dan promosi promotion. Program pemasaran mencakup strategi pemasaran yang akan digunakan bauran pemasaran serta identifikasi siklus kehidupan produk, pada tahap apa produk akan dibuat. Sebuah perusahaan sebelum memproduksi sebuah produk harus terlebih dahulu melihat permintaan yang benar-benar dilakukan oleh konsumen, penawaran yang dilakukan oleh produsen dalam industri tersebut, market share perusahaan selama ini, serta peluang market share yang masih bisa ditingkatkan. Hal ini perlu dilakukan agar produk yang ditawarkan perusahaan tepat sasaran dan menghindari kerugian bagi perusahaan. Kondisi pasar cenderung memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga untuk memudahkan maka perlu dilakukan segementasi pada pasar tersebut agar pasar memiliki karakteristik yang lebih sama. Segmentasi dapat berdasarkan aspek geografis yang terdiri dari bangsa, negara, provinsi, dan kabupatenkota madya, aspek demografis yang terdiri dari usia dan tahap daur hidup, jenis kelamin, dan pendapatan, aspek psikografis yang meliputi kelas sosial, gaya hidup, dan kepribadian serta aspek perilaku yang terdiri dari kesempatan, tingkat penggunaan, status kesetiaan, tahap kesiapan pembelian, dan sikap. Setelah dilakukan segementasi perlu analisis untuk menentukan segmen pasar yang dicakup dan dapat dilayani. Tahap terakhir adalah penentuan posisi pada segmen terpilih yang akan ditempati. Pesaing juga akan menentukan keberlanjutan sebuah bisnis sehingga perlu dilakukan analisis pesaing. Pesaing merupakan suatu perusahaan lain yang mempunyai salah satu atau lebih ciri-ciri : 1 perusahaan yang menawarkan produk dan harga yang sama di pasar, 2 perusahaan yang membuat produk atau kelas produk yang sama, 3 perusahaan yang membuat produk dan memasok yang sama, dan 4 perusahaan yang memperebutkan uang dari konsumen yang sama. 25

3.1.2.2 Aspek Teknis

Aspek teknis merupakan analisis yang berhubungan dengan input proyek penyediaan dan output produksi berupa barang dan jasa, dimana Aspek teknis berkaitan dengan proses pembangunan proyek secara teknis dan pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun Husnan dan Muhammad, 2005. Analisis teknis akan dapat menentukan hasil-hasil yang potensial di areal proyek, pengujian fasilitas-fasilitas pemasaran dan penyimpanan yang dibutuhkan untuk mendukung dalam pelaksanaan proyek, pengujian sistem- sistem pengolahan yang dibutuhkan. Menurut Nurmalina et al. 2009 beberapa hal yang perlu dikaji dalam aspek teknis antara lain lokasi bisnis, luas produksi, proses produksi, layout, dan pemilihan jenis teknologi dan equipment. 1 Lokasi Bisnis Variabel yang mempengaruhi pemilihan lokasi bisnis ini terdiri atas variabel utama dan variabel bukan utama yang dimungkinkan untuk berubah. Variabel utama antara lain 1 ketersedian bahan baku, bila suatu usaha memerlukan bahan baku dalam jumlah yang besar maka bahan baku menjadi variabel yang cukup penting dalam penentuan lokasi bisnis sehingga pengusaha perlu mengetahui jumlah bahan baku yang dibutuhkan, kelayakan harga bahan baku, kapasitas, kualitas, dan kontinuitas sumber bahan baku, serta biaya pendahuluan yang diperlukan sebelum bahan baku diproses. 2 letak pasar yang dituju, informasi yang perlu diperoleh antara lain daya beli konsumen, pesaing dan analisis pasar lainnya. 3 Tenaga listrik dan air, pada perusahaan yang menggunakan listrik dalam jumlah besar tentu perlu mengetahui ketersediaan listrik di suatu lokasi. Sama halnya dengan kebutuhan air bagi perusahaan yang menggunakan air cukup banyak. 4 Supply tenaga kerja yang sangat mempengaruhi biaya produksi yang ditanggung oleh perusahaan harus tersedia dengan baik. 5 Fasilitas transportasi, hal ini berkaitan dengan pertimbangan bahan baku dan pertimbangan pasar. Jika lokasi berdekatan dengan sumber bahan baku, maka pertimbangan utama adalah transportasi menuju pasar. Variabel bukan utama antara lain 1 hukum dan peraturan di 26 Indonesia maupun di tingkat lokal pada rencana lokasi, karena dimungkinkan ada peraturan yang melarang pendirian suatu bisnis di suatu lokasi atau adanya keringanan dari pemerintah untuk mendirikan suatu lokasi. 2 Sikap dari masyarakat setempat yang mendukung atau tidak pada pendirian suatu bisnis. 3 Rencana masa depan perusahaan dalan kaitannya dengan perluasan bisnis. 2 Luas Produksi Beberapa faktor yang mempengaruhi penentuan luas produksi yaitu batasan permintaan, tersedianya kapasitas mesin, jumlah dan kemampuan tenaga kerja pengelolaan proses produksi, kemampuan finansial dan manajemen perusahaan, dan kemungkinan adanya perubahan teknologi produksi di masa yang akan datang. Pada produk baru, kapasitas produksi biasanya masih belum optimal, namun sebaiknya kapasitas produksi ini masih berada di tingkat titik impas. 3 Proses Produksi Proses produksi terdiri atas tiga jenis yaitu proses produksi yang terputus-putus, proses produksi yang kontinu, dan proses produksi kombinasi. 4 Layout Layout ini mencakup layout site, layout pabrik, layout bangunan bukan pabrik, dan fasilitas-fasilitanya. Kriteria-kriteria yang dapat digunakan yakni kosistensi dengan teknologi produksi, arus produk dalam proses produksi yang lancar dari satu proses ke proses lain, penggunaan ruangan yang optimal, kemudahan melakukan ekspansi, meminimisasi biaya produksi, dan memberikan jaminan yang cukup untuk keselamatan tenaga kerja. 5 Pemilihan Jenis Teknologi dan Equipment Pada dasarnya pemilihan teknologi ini berpatokan pada seberapa jauh derajat mekanisasi yang diinginkan dan manfaat ekonomi yang diharapkan. Saat ini digunakan pula teknologi tepat yang dalam hal ini dapat digunakan kriteria tentang penggunaan potensi ekonomi lokal dan kesesuaian dengan kondisi sosial budaya setempat. Pemilihan mesin dan peralatan serta jenis teknologi mempunyai hubungan yang erat sekali karena pemilihan mesin wajib mengikuti ketentuan 27 jenis teknologi yang telah ditetapkan walaupun juga mempertimbangkan faktor non teknologi lainnya seperti keadaan infrastruktur dan fasilitas pengangkutan mesin, keadaan fasilitas pemeliharaan dan perbaikan mesin dan peralatan yang ada di sekitar lokasi bisnis, kemungkinan memperoleh tenaga ahli yang akan mengelola mesin dan peralatan tersebut.

3.1.2.3 Aspek Manajemen dan Hukum

Aspek Manajemen meneliti sistem manajerial suatu usaha antara lain kesanggupan dan keahlian staf dalam menangani masalah proyek. Evaluasi aspek manajemen operasional bertujuan untuk menentukan secara efektif dan efisien mengenai bentuk badan usaha yang dipilih, struktur organisasi yang akan digunakan, jenis-jenis pekerjaan yang diperlukan agar usaha tersebut dapat berjalan dengan lancar serta kebutuhan biaya gaji dan upah tenaga kerja. Dengan demikian, analisis aspek manajemen dibagi kedalam dua kelompok yaitu manajemen dalam pembangunan bisnis dan manajemen dalam masa operasi. Dalam masa pembangunan bisnis, hal yang perlu dipelajari meliputi pelaksana bisnis, jadwal penyelesaian bisnis tersebut, pelaku studi masing-masing aspek kelayakan bisnis. Sedangkan manajemen dalam operasi meliputi struktur organisasi, deskripsi masing-masing jabatan, jumlah tenaga kerja yang diperlukan, dan menentukan anggota direksi dan tenaga inti. Analisis aspek hukum diperlukan dengan mempertimbangkan bentuk badan hukum dari badan usaha yang telah dibangunnya. Pertimbangan ini didasarkan dari kekuatan hukum, konsekuensi, dan mempelajari jaminan-jaminan yang bisa disediakan bila akan menggunakan sumber dana berupa pinjaman, berbagai akta, sertifikat, dan izin. Dengan kata lain perijinan yang dilakukan oleh perusahaan merupakan suatu cara untuk menghindari kesulitan yang mungkin dihadapi yang berasal dari pemerintah. Ketika perusahaan telah melakukan perijinan, maka perusahaan telah terdaftar sebagai badan usaha dan diakui keberadaannya oleh pemerintah setempat dan pusat.

3.1.2.4 Aspek Sosial, Ekonomi, Budaya

Pada aspek ini, analisis yang dilakukan akan menilai apa dampak sosial, ekonomi, dan budaya terhadap masyarakat keseluruhan. Beberapa pertimbangan 28 sosial yang harus dipikirkan secara cermat agar dapat menentukan apakah suatu proyek yang diusulkan tanggap terhadap keadaan sosial seperti penciptaan kesempatan kerja yang merupakan masalah terdekat dari suatu wilayah Gittinger, 1986. Nurmalina et al. 2009 menambahkan bahwa dalam menganalisis aspek sosial perlu mempertimbangkan pola dan kebiasaan sosial yang lebih luas dari adanya investasi proyek. Sehingga pada aspek sosial yang dinilai antara lain penambahan kesempatan kerja atau pengurangan pengangguran, pemerataan kesempatan kerja dan pengaruh bisnis tersebut terhadap lingkungan sekitar lokasi bisnis. Sedangkan dari aspek ekonomi akan dinilai apakah suatu bisnis mampu memberikan peluang peningkatan pendapatan masyarakat, pendapatan asli daerah, pendapatan dari pajak, dan dapat menambah aktivitas ekonomi. Aspek budaya dapat dianalisis melalui dampak adanya bisnis pada budaya masyarakat sekitar. Suatu bisnis tidak akan ditolak bila secara sosial budaya dapat diterima oleh masyarakat dan secara ekonomi mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

3.1.2.5 Aspek Lingkungan

Pembangunan suatu usaha tentu akan memberikan dampak bagi lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Analisis aspek lingkungan diperlukan untuk menganalisis dampak tersebut. Nurmalina et al. 2009 menyatakan bahwa dalam menganalisis aspek lingkungan yang perlu diperhatikan adalah bagaimana pengaruh keberadaan bisnis terhadap lingkungan sekitar. Pertimbangan tentang sistem alami dan kualitas lingkungan dalam analisis suatu bisnis justru akan menunjang kelangsungan suatu bisnis itu sendiri, sebab tidak ada bisnis yang bertahan lama apabila tidak bersahabat dengan lingkungan. Sehingga untuk membangun sebuah usaha perlu dilakukan analisis terhadap aspek lingkungan.

3.1.3 Analisis Finansial

Menurut Husnan dan Muhammad 2005, analisis finansial financial analysis merupakan analisis yang hanya membatasi manfaat dan pengorbanan dari sudut pandang perusahaan. Analisis aspek finansial merupakan bagian dari analisis studi kelayakan bisnis yang sangat diperlukan untuk menentukan manfaat yang diterima dari bisnis tersebut. Oleh karena itu analisis finansial yang 29 dilakukan ini akan mencakup definisi-definisi manfaat dan biaya yang berkaitan dengan suatu bisnis. Analisis finansial terhadap suatu bisnis dilakukan untuk menganalisis berbagai aspek finansial dalam bisnis tersebut. Aspek finansial bersifat sangat kuantitatif karena analisis ini mengkaji jumlah dana yang dibutuhkan untuk membangun dan mengoperasikan kegiatan bisnis. Selain itu, aspek ini juga memperhitungkan penerimaan yang diperoleh selama suatu usaha berjalan. Beberapa data yang diperlukan antara lain biaya investasi, biaya operasional yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel serta penerimaan yang diperoleh selama umur bisnis. Data-data ini akan diolah dengan menggunakan analisis kelayakan bisnis berupa kriteria investasi seperti Net Present Value NPV, Net Benefit-Cost Ratio Net BC, Internal Rate of Return IRR, dan Payback Period PP. Adanya perubahan-perubahan yang mungkin terjadi selama bisnis berjalan dapat dianalisis dengan menggunakan analisis sensitivitas.

3.1.3.1 Biaya dan Manfaat

Biaya adalah segala sesuatu yang mengurangi tujuan bisnis yakni manfaat. Menurut Gittinger 1986 biaya yang digunakan dalam suatu bisnis dapat digolongkan ke dalam tujuh kelompok yakni : 1 Barang-barang fisik, biaya jenis ini pada umumnya mudah diidentifikasi. Contoh barang-barang fisik antara lain saluran irigasi, pupuk, dan obat- obatan, bahan untuk bangunan rumah, dan bangunan. Namun penentuan kapan dan berapa banyak barang ini diperlukan agak sulit dipastikan. 2 Tenaga Kerja 3 Lahan, tidak terlalu sulit untuk menetukan lokasi tanah yang cocok untuk bisnis maupun jumlah yang dibutuhkan. 4 Cadangan-cadangan tak terduga, biaya tak terduga dibagi kedalam biaya tak terduga fisik dan biaya tak terduga harga. Biaya tak terduga harga juga dibagi ke dalam dua golongan yakni perubahan harga relatif dan inflasi umum. Biaya tak terduga fisik dan biaya tak terduga harga membantu kenaikan biaya relatif yang didasarkan pada harapan kita mengenai perubahan fisik dan harga yang terjadi. 5 Pajak 6 Jasa Pinjaman, biaya jasa pinjaman pada analisis keuangan terdiri dari bunga 30 dan pelunasan kembali pinjamannya. 7 Biaya-Biaya Tidak Diperhitungkan, yaitu semua biaya yang dikeluarkan pada waktu yang lampau yang didasarkan pada suatu usulan investasi yang baru biasanya biaya ini juga disebut sebagai Sunk cost. Pada umumnya biaya seringkali lebih mudah diperkirakan dibandingkan dengan manfaat yang akan diperoleh. Biaya juga dapat digolongkan berdasarkan fungsi pokok dalam perusahaan. Terdapat tiga fungsi pokok biaya yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap dijual. Menurut objek pengeluarannya, biaya produksi dibagi menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik baik yang bersifat variabel maupun tetap Mulyadi, 2000. Adapun pengertian dari biaya-biaya tersebut antara lain: 1 Biaya bahan baku, yakni seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh bahan baku. 2 Biaya tenaga kerja, sebenarnya biaya tenaga kerja terbagi menjadi biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung. Biaya tenaga kerja langsung merupakan imbalan yang diberikan pada tenaga kerja yang terlibat langsung dalam menghasilkan output. Sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung merupakan imbalan yang diberikan pada tenaga kerja, akan tetapi manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan pada produk yang dihasilkan perusahaan. Biaya tenaga kerja yang diperhitungkan dalam biaya produksi merupakan biaya tenaga kerja langsung. 3 Biaya overhead yakni biaya yang secara tidak langsung mempengaruhi proses produksi. Biaya overhead tetap adalah biaya overhead yang tidak berubah dengan perubahan jumlah produksi. Sedangkan biaya overhead variabel yaitu biaya yang berubah sebanding dengan perubahan jumlah produksi perusahaan. Biaya pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contoh biaya ini antara lain biaya iklan, promosi, transportasi, dan pengiriman. Sedangkan biaya administrasi dan umum merupakan biaya-biaya untuk yang dikeluarkan untuk mengkoordinasikan kegiatan produksi 31 dan pemasaran produk. Contoh biaya ini antara lain gaji karyawan bagian keuangan, personalia, biaya fotocopy, dan lain-lain. Manfaat dapat dibagi ke dalam tiga golongan besar yakni Tangible Banefit , Indirect Benefit, dan Intangible Benefit Nurmalina et al. 2009. 1 Tangible Benefit, merupakan manfaat yang dapat diukur. Manfaat ini dapat diperoleh melalui 1 peningkatan produksi 2 perbaikan kualitas produk karena jika kualitas meningkat maka harga dapat meningkat sehingga dengan jumlah yang sama total penerimaan akan meningkat pula, 3 perubahan waktu dan lokasi penjualan baik yang berhubungan dengan peningkatan ketersediaan produk sepanjang waktu maupun penurunan biaya transportasi, 4 perubahan bentuk produk yang meliputi pengolahan lebih lanjut dan penetapan grading pada produk, 5 mekanisasi pertanian sehingga mampu mengurangi biaya misalnya karena menurunnya penggunaan tenaga kerja, 6 penggunaan biaya transportasi, 7 penurunan atau menghidari kerugian. 2 Indirect Benefit, yakni manfaat yang dirasakan di luar bisnis itu sendiri sehingga mempengaruhi keadaan eksternal bisnis. 3 Intangible Benefit, yakni manfaat yang riil namun sulit diukur contohnya manfaat keindahan, kenyamanan, dan kesegaran pada bisnis pertamanan.

3.1.3.2 Kriteria Kelayakan Bisnis

Dalam menganalisis kelayakan suatu bisnis maka perlu ditinjau dari aspek penanaman investasinya. Studi kelayakan bisnis pada dasarnya bertujuan untuk menentukan kelayakan bisnis berdasarkan kriteria investasi sehingga kelayakan bisnis harus pula dilihat dari sisi kelayakan kriteria investasi. Beberapa kriteria investasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1 Net Present Value NPV 2 Net Benefit-Cost Ratio Net BC 3 Internal Rate of Return IRR 4 Payback Period PP 3.2 . Kerangka Pemikiran Operasional Kabupaten Indramayu memiliki sektor agribisnis perikanan yang potensial termasuk di dalamnya usaha pengolahan hasil perikanan menjadi kerupuk 32 ikanudang dimana saat ini dalam usaha pengolahan tersebut mengalami perkembangan peningkatan pelaku usaha. Sentra produksi usaha pengolahan kerupuk ikanudang berlokasi di Desa Kenanga Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu. Dalam industri ini terdiri dari perusahaan dengan skala kecil, menengah dan besar. Sektor industri ini telah menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat sekitar. Demikian halnya dengan adanya peningkatan jumlah usaha dalam pengolahan ini mengindikasikan usaha pengolahan ini potensial. Salah satu perusahaan yang memanfaatkan potensi perikanan kabupaten Indramayu dengan mendirikan usaha pengolahan kerupuk udangikan adalah Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah. Perusahaan ini merupakan sebuah perusahaan pionir dalam menjalankan usaha pengolahan kerupuk ikanudang di Indramayu dan sampai saat ini masih menjadi perusahaan dengan produksi tertinggi dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lainnya. Pada tahun 2009, perusahaan ini melakukan penambahan teknologi terhadap salah satu bagian produksi dari penggunaan tenaga manusia secara manual kepada penggunaan teknologi mesin. Adanya penambahan teknologi mengakibatkan terjadinya peningkatan jumlah produksi dan produktivitas perusahaan. Namun dengan adanya perubahan teknologi ini, ternyata pada tahun 2009 perubahan delta peningkatan keuntungan yang diperoleh perusahaan menurun. Oleh karena itu, dibutuhkan analisis untuk mengetahui seberapa besar tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan, sehingga dalam penelitian ini akan dilakukan analisis kelayakan usaha pengolahan kerupuk ikanudang pada perusahaan Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah terkait dengan kelayakan usaha sebelum adanya perubahan teknologi dan setelah adanya perubahan teknologi serta menganalisis sensitivitas perusahaan terhadap kenaikan biaya input bahan baku utama kenaikan harga ikan segar dan harga tepung tapioka. Melalui penelitian ini, akan dikaji kriteria kelayakannya yang dilihat dari aspek finansial dan non finansial. Aspek non-finansial meliputi : 1 aspek pasar yang meliputi penawaran dan permintaan yang menunjukkan adanya peluang pasar serta bauran pemasaran yang diterapkan; 2 Aspek teknis meliputi lokasi usaha, skala usaha, layout , pengadaan input, proses produksi; 3 Aspek manajemen meliputi bentuk badan usaha, struktur organisasi, job description, dan sistem upah; 4 aspek 33 hukum meliputi izin dalam melakukan usaha baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah setempat untuk kelancaran usaha pengolahan; 5 Aspek sosial- ekonomi-budaya meliputi dampak lingkungan dan sosial yang ditimbulkan dari usaha; 6 Aspek lingkungan meliputi dampak terhadap lingkungan akibat usaha yang dijalankan. Pada aspek finansial perlu dilihat kelayakan pengembangan usaha pengolahan kerupuk udangikan dengan kondisi kelayakan usaha jika dilakukan adanya perubahan dengan penambahan teknologi. Analisis kelayakan didasarkan pada kriteria kelayakan investasi seperti NPV, Net BC, IRR, dan Payback period. Beberapa perubahan yang dapat mempengaruhi kelayakan pengembangan usaha dengan adanya perubahan teknologi pada usaha pengolahan kerupuk ikanudang di Perusahaan kerupuk cap Dua Gajah antara lain kenaikan harga input berupa kenaikan harga ikan segar dan kenaikan harga tepung tapioka. Untuk itu perlu dilakukan analisis sensitivitas terhadap perubahan tersebut. Jika hasil analisis finansial menunjukan bahwa usaha tersebut layak untuk dilaksanakan, maka analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat sensitivitas usaha terhadap variabel yang mengalami perubahan. Jika hasil analisis finansial menunjukkan tidak layak maka perlu dilakukan evaluasi oleh perusahaan. Hasil dari analisis kelayakan ini dapat dijadikan pedoman bagi Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah untuk menjalankan pengembangan usaha. Apabila hasil analisis kelayakan menunjukkan bahwa pengembangan usaha ini layak maka pengembangan usaha ini dilanjutkan dan bila tidak layak maka perlu pertimbangan dari pihak Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah mengenai tindakan yang akan dijalankan oleh perusahaan selanjutnya. 34 Gambar 1 . Bagan Kerangka Pemikiran Operasional Lanjut kan Analisis Sensit ivit as Layak Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah dalam Upaya Peningkat an Produksi: M enam bah Teknologi M esin  M engkaji kelayakan penam bahan t eknologi m esin Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah dari berbagai aspek  M enganalisis sensitivit as usaha dengan adanya penam bahan t eknologi m esin Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah t erhadap perubahan input dan out put Analisis Kelayakan Bisnis Tidak Layak 1. Aspek Pasar, 2. Aspek Teknis, 3. Aspek M anajem en dan Hukum , 4. Aspek Sosial- Ekonom i-Budaya, dan 5. Aspek Lingkungan Krit eria Kelayakan Invest asi: 1. NPV, 2. IRR, 3. Net B C, Analisis Finansial Analisis Non-Finansial Lanjut kan Analisis Sensit ivit as Layak 35 IV METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu