53
VI HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Analisis Aspek Non Finansial
Analisis aspek-aspek non finansial dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana usaha pengolahan kerupuk ikanudang Perusahaan Kerupuk Cap Dua
Gajah layak jika dilihat dari aspek-aspek non finansial. Dalam penelitian ini, dikaji beberapa aspek non finansial diantaranya aspek pasar, teknis, manajemen,
sosial-ekonomi-budaya, dan hukum.
6.1.1 Aspek Pasar
Analisis aspek pasar pada sebuah usaha perlu dilakukan untuk melihat kondisi pasar dalam usaha tersebut, sehingga produk dari hasil usaha tersebut
diharapkan dapat diterima dengan baik oleh pasar tujuan. Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah juga memerlukan analisis aspek pasar agar produk utama yakni
kerupuk udangikan yang dihasilkan dapat diterima oleh pasar.
6.1.1.1 Analisis Peluang Pasar
Kerupuk ikanudang merupakan sebuah produk yang memiliki prospek pemasaran yang cukup baik karena kerupuk merupakan bahan pelengkap
makanan dan kebanyakan masyarakat menyukainya. Sampai saat ini, jumlah permintaan kerupuk ikanudang yang diterima oleh Perusahaan Kerupuk Cap Dua
Gajah selalu lebih tinggi daripada penawaran yang diberikannya, dalam setiap bulannya rata-rata permintaan kerupuk ikanudang kepada Perusahaan Kerupuk
Cap Dua Gajah sebesar 151 ton sedangkan penawaran perusahaan hanya mencapai 110 ton produksi tertinggi perusahaan, terkadang perusahaan juga
hanya dapat memenuhi 50 persen saja dari permintaan pasar tersebut karena keterbatasan bahan baku ikan. Informasi tersebut menunjukan bahwa perusahaan
pengolahan kerupuk udangikan memiliki peluang untuk meningkatkan jumlah produksinya agar kekurangan permintaan sebesar 41 ton per bulan dapat dipenuhi.
Selain itu, adanya penambahan teknologi yang dilakukan perusahaan menyebabkan jumlah produski kerupuk ikanudang yang dihasilkan perusahaan
meningkat. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3. Dilihat dari data perusahaan pada tabel 3, rata-rata produksi kerupuk ikanudang dan nilai
penjualannya terus meningkat dari tahun ke tahun. Untuk lebih jelasnya mengenai
54
data permintaan dan penawaran kerupuk ikanudang Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah dapat dilihat pada tebel berikut.
Tabel 5. Data Permintaan dan Penawaran Kerupuk UdangIkan Perusahaan
Kerupuk Cap Dua Gajah Tahun 2010
No. Lokasi
Pemasaran Penawaran
tonbulan Permintaan
tonbulan Selisih
tonbulan
1. Semarang
32 40
8 2.
Magelang 21
30 9
3. Bandung
16 22
6 4.
Serang Cilegon 26
32 6
5. Sumatra
8 15
7 6.
Kalimantan 6
10 4
7. Indramayu
1 2
1
Total
110 151
41 Sumber : Data Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah 2010
Permintaan yang datang dari masing-masing daerah berasal dari agen, distributor, dan konsumen langsung. Sedangkan penawaran adalah jumlah yang
dapat disediakan perusahaan. Dari tabel diatas dapat menunjukkan bahwa terdapat excess demand
kelebihan permintaan dan dari selisih permintaan dan penawaran tersebut terdapat peluang sebesar 27,15 persen yang belum mampu dimanfaatkan
oleh Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah. Dengan demikian, masih ada peluang untuk perusahaan terus meningkatkan produksinya agar dapat memberikan
penawaran lebih dan memenuhi permintaan pasar. Tidak adanya data mengenai jumlah permintaan kerupuk ikanudang baik
dari Badan Pusat Statistik maupun data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Indramayu dan Jawa Barat menyebabkan perhitungan terhadap
perhitungan pasar potensial hanya dilakukan dalam skala usaha perusahaan yaitu sama dengan peluang pasar sebesar 27,15 persen. Sedangkan market share usaha
pengolahan kerupuk ikanudang Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah hanya dapat dilakukan dalam skala daerahKabupaten Indramayu. Pangsa pasar
Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah diperoleh sebesar 14 persen yaitu dengan produksi 1.320 ton dalam setahun dari seluruh produksi perusahaan kerupuk di
Indramayu sebesar 9.425 ton yang dihasilkan dari 62 perusahaan.
6.1.1.2 Analisis Pesaing
Pesaing adalah perusahaan lain yang memproduksi produk yang sama. Pesaing Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah merupakan perusahaan-perusahaan
55
pengolah kerupuk ikanudang lain yang menghasilkan kerupuk ikanudang. Berdasarkan dari data Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Indramayu mengenai jumlah dan lokasi perusahaan pengolahan kerupuk ikanudang yang ada di Indramayu, maka dapat diketahui bahwa terdapat 62
perusahaan pengolahan kerupuk di Indramayu yang sebagian besar menghasilkan kerupuk ikanudang, 49 perusahaan diantaranya adalah perusahaan yang termasuk
dalam skala kecil dan 13 perusahaan termasuk kedalam skala menengah. Perusahaan dalam skala menengah dapat dilihat pada Tabel 2. Dengan demikian
Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah memiliki 61 pesaing, 49 diantaranya perusahaan skala kecil dan 12 perusahaan dalam skala menengah. Beberapa
perusahaan yang dapat dijadikan sebagai pesaing bagi Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah antara lain Perusahaan Candramawa, Perusahaan Gajah Tunggal,
Perusahaan Bunga Matahari, Perusahaan Dua Mawar, Perusahaan Sri Tanjung, Perusahaan Perahu Kencana, Perusahaan Dua Naga, Perusahaan Kereta Kencana
dan Ganesha Utama Group. Sedangkan Perusahaan Dua Jempol, Perusahaan Kelapa Gading, Perusahaan Padi Kapas dan Perusahaan Indrasari bukan dijadikan
sebagai pesaing karena pemilik perusahaan merupakan saudara kandung pemilik baik adik pemilikkakak pemilik dan dalam proses produksinya sering
melakukan kerjasama dalam penyediaan input bahan baku serta tidak berebut pasar untuk daerah pemasaran yang dituju, sehingga pemasaran tidak menjadi
masalah dalam persaingan perusahaan-perusahaan tersebut karena setiap perusahaan mempunyai pangsa pasar masing-masing.
Demikian halnya bagi perusahaan-perusahaan pesaing lainnya, dalam hal perebutan pasar tidak terlalu ketat. Semua perusahaan mempunyai pasar masing-
masing yang dituju dalam arti daerah pemasaran yang berbeda-beda. Hanya saja perlu dilakukan pengembangan pasar ke daerah-daerah di seluruh Indonesia yang
belum dapat dijangkau oleh perusahaan seperti Sulawesi, Maluku, dan Papua.
6.1.1.3 Bauran Pemasaran 6.1.1.3.1 Produk
Product
Produk utama yang dihasilkan oleh Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah adalah kerupuk ikanudang. Kerupuk ikanudang yang dihasilkan mencapai lima
56
ton per periode produksi sehingga dalam satu bulan biasanya berproduksi selama 20 hari, artinya produksi yang dihasilkan perusahaan perbulannya dapat mencapai
100 ton. Contoh Kerupuk ikanudang dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Kerupuk IkanUdang
Kerupuk ikanudang yang dihasilkan perusahaan ini lebih sedikit jika dibandingkan dengan kerupuk ikanudang yang diminta oleh konsumen. Bila
kerupuk ikanudang yang tersedia belum dapat memenuhi keseluruhan permintaan maka perusahaan akan memberikan produk ke semua konsumen namun dengan
jumlah yang lebih sedikit dari yang diminta karena perusahaan berusaha untuk menjaga loyalitas konsumen sehingga tidak berpindah ke kerupuk ikanudang
merek lain. Produksi kerupuk yang tidak berjalan setiap hari menyebabkan perusahaan tidak dapat optimal dalam melakukan produksinya. Hal ini terkait
dengan ketersediaan bahan baku yang terbatas terutama ikan segar hasil tangkapan nelayan.
Selain kerupuk ikanudang, terdapat beberapa produk sampingan yang dihasilkan oleh Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah yakni kerupuk BS, kulit ikan
kering, dan kerupuk bawang. Kerupuk BS merupakan kerupuk yang tidak memenuhi kriteria untuk kerupuk ikanudang yang utama, seperti cacat pada saat
57
pemotongan, retakpecah pada proses penjemuran, penyimpanan sementara dan pengemasan. Adapun kerupuk bawang diproduksi saat perusahaan benar-benar
tidak bisa mendatangkan ikan, sehingga akhirnya memproduski kerupuk bawang. Jadi produksi kerupuk bawang yang dilakukan tidak bersifat kontinu seperti pada
kerupuk ikanudang. Sedangkan untuk kulit ikan kering hasil sisa fillet yang sudah melalui proses penjemuranpengeringan kemudian juga akan dijual dalam bentuk
mentah kepada konsumen. Konsumen kerupuk kulit kulit ikan kering tersebut umumnya berasal dari daerah sekitar. Kemasan yang digunakan berupa kemasan
ukuran 250 gram, 500 gram, dan lima kilogram. Penggunaan kemasan tersebut sesuai dengan pasar yang dituju dari produk ini yaitu memenuhi kebutuhan rumah
tangga untuk ukuran 250 gram dan 500 gram, sedangkan untuk ukuran lima kilogram biasanya ditujukan kepada pedagang pengecer dan pedagang kerupuk
yang sudah siap makan sudah digoreng. Beberapa produk yang dihasilkan oleh perusahaan merupakan upaya
perusahaan untuk memenuhi permintaan konsumen. Kerupuk udang umumnya lebih banyak diproduksi, karena kecenderungan konsumen lebih menyukai
kerupuk udang. Kerupuk bawang diproduksi juga karena perusahaan ingin memenuhi permintaan konsumen akan kerupuk ketika bahan baku ikanudang
terbatas. Demikian halnya dengan berbagai jenis ukuran kerupuk sedang, besar, kancing, stik, BS, kulit dan bawang dibuat sesuai dengan pesanan dan preferensi
konsumen. Adanya pilihan produk berdasarkan jenis ukuran tersebut membuat konsumen bisa memilih produk yang berbeda sesuai keinginan dan kebutuhan
hanya pada satu perusahaan.
6.1.1.3.2 Harga
Harga merupakan salah satu faktor yang sering dipertimbangkan oleh konsumen sebelum membeli suatu produk. Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah
tidak menetapkan perbedaan harga untuk kerupuk ikan atau udang, tetapi menetapkan harga yang berbeda untuk kerupuk bawang dan kerupuk kulit ikan.
Perbedaan harga berdasarkan ukuran produknya yaitu ukuran besar, sedang, kancing, dan stick. Perbedaan harga dilakukan oleh perusahaan berdasarkan
perbedaan bahan bakunya seperti perbedaan harga antara kerupuk ikanudang dengan kerupuk bawang dan kerupuk kulit. Adapun perbedaan harga berdasarkan
58
ukuran kerupuk misalnya ukuran besar, sedang, kancing dan stick dilakukan perusahaan karena tingkat kesulitan pada proses pembuatan yang menyebabkan
biaya tenaga kerja terserap lebih banyak. Perbedaan upah dalam penyusunan kerupuk untuk kerupuk kancing dihargai Rp150,00 per tampah sedangkan
kerupuk sedangbesar dihargai Rp110,00 per tampah. Perbedaan harga juga dilakukan karena kualitas produk yang berbeda ditetapkan pada harga kerupuk
BS. Dari segi kualitas kerupuk BS memiliki kualitas kerupuk yang lebih rendah daripada kerupuk lainnya karena bentuk fisik kerupuk BS retakpecahan tidak
seperti kerupuk layak jual lainnya. Kenaikan harga kerupuk ikanudang yang dilakukan perusahaan, dalam
setiap tahunnya bisa terjadi tiga sampai empat kali. Alasan perusahaan adalah karena mengikuti kenaikan harga bahan baku yang juga mengalami inflasi dalam
setiap tahunnya. Dampak kenaikan harga yang dilakukan adalah turunnya permintaan kerupuk kepada perusahaan, namun dampak itu hanya dirasakan
selang setelah kenaikan saja, sedangkan untuk kedepannya permintaan kerupuk yang dilakukan konsumen akan kembali seperti semula, sehingga kenaikan harga
ini tidak menjadi masalah bagi perusahaan itu sendiri, terlebih penetapan harga juga dilakukan bersamaan dengan perusahaan kerupuk lainnya yang merupakan
saudaranya. Adapun harga kerupuk ikanudang yang ditetapkan perusahaan pada saat penelitian ini dilakukan, dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 6.
Daftar Harga Kerupuk UdangIkan Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah Periode Agustus Tahun 2010
JenisUkuran kerupuk Harga Rpbal
HargaRpkg
Sedang 93.500
19.000 Besar
93.500 19.000
Kancing 98.500
20.000 Stik
103.500 21.000
BS 60.000
12.000 Kulit
- 70.000
Bawang 83.500
17.000 Sumber: Data Primer Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah Tahun 2010
Produk sampingan yang dihasilkan oleh perusahaan ini antara lain kerupuk BS dan kerupuk kulit ikan. Harga kerupuk BS dapat dilihat pada tabel diatas.
Harga kerupuk BS relatif murah karena kerupuk BS adalah produk BS, sehingga
59
perusahaan juga menetapkan harga yang jauh lebih rendah. Peminatkonsumen kerupuk BS cukup banyak terutama wilayah pemasaran daerah sekitar yaitu
wilayah Kabupaten Indramayu.
6.1.1.3.3 Distribusi place
Untuk membeli kerupuk ikanudang ini konsumen dapat datang langsung ke lokasi perusahaanpabrik yaitu di Jalan Perindustrian Desa Kenanga
Kecamatan Sindang Indramayu. Dalam mendistribusikan produknya, perusahaan mempunyai agendistributor di setiap kota dan provinsi yang merupakan wilayah
pemasarannya. Sehingga permintaan produk selalu kontinu dan perusahaan dapat memastikan produknya mampu diserap oleh pasar yang ditujunya. Adapun pasar
tujuan kerupuk ikanudang Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah ini Pulau Jawa, Sumatra, dan Kalimantan. Untuk wilayah Pulau Jawa, tersedia beberapa agen
distributor diantaranya yaitu Bandung dan SerangCilegon untuk wilayah Jawa Barat dan Banten, Magelang dan Semarang untuk wilayah Jawa Tengah, Surabaya
untuk wilayah Jawa Timur, Lampung dan Bengkulu untuk wilayah Sumatera, dan Samarinda untuk wilayah Kalimantan. Agendistributor yang bekerjasama secara
kontinu untuk menjual kerupuk ikanudang ini akan melakukan pemesanan melalui telepon kemudian barang tersebut dikirim oleh kendaraan perusahaan ke
wilayah pemasaran tersebut. Saluran pemasaran Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah dapat dilihat
dalam Gambar 6. berikut. Saluran I
Saluran II
Saluran III
Gambar 6
. Saluran Pemasaran Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah
Konsum en Pabrik
Agen Dist ribut or Pengecer
Konsum en
Pengecer Pabrik
Konsum en Agen Dist ribut or
Pabrik
60
Saluran I merupakan saluran pemasaran yang menyerap produk yang dihasilkan Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah paling banyak, yaitu sebesar
68,18 persen. Dari jumlah produksi kerupuk ikanudang yang dihasilkan saat ini sebanyak 110 ton per bulan, saluran I menyerap 75 ton per bulannya. Saluran I,
dari perusahaan kemudian dipasarkan oleh agendistributor meliputi agen daerah Bandung, Semarang, Magelang dan CilegonSerang. Sedangkan Saluran II, yaitu
dari perusahaan memasok distributor kemudian dari tangan agendistributor barulah sampai kepada tangan konsumen. Saluran II menyerap pemasaran
kerupuk sebesar 27,27 persen yaitu rata-rata sebesar 30 ton per bulan. Wilayah saluran II ini yaitu Sumatera dan Kalimantan. Adapun pada saluran III, hanya
menyerap pemasaran kerupuk sebesar 4,56 persen dari seluruh penawaran kerupuk yaitu sebesar 5 tonbulan. Wilayah pemasaran ini merupakan wilayah
pemasaran daerah sekitar, yaitu lingkup Kabupaten Indramayu. Produk sampingan yang dihasilkan pada umumnya tidak melalui perantara
distributoragen melainkan dengan dijual kepada pengecer yaitu memakai saluran III. Dengan kata lain produk sampingan hanya melewati satu saluran distribusi.
Dari beberapa saluran distribusi tersebut, perusahaan dapat menyalurkan produknya secara kontinu. Dengan saluran tersebut, perusahaan memiliki
keefektifan dalam penyaluran produk terutama dengan adanya agen dan distributor yang merupakan pelanggan tetap perusahaan. Saluran tersebut juga
memudahkan perusahaan dalam melihat permintaan konsumen terhadap jenis produk.
6.1.1.3.4 Promosi
Promosi disebut juga sebagai komunikasi pemasaran yang diharapkan mampu meningkatkan penjualan produk. Sampai saat ini, Perusahaan Kerupuk
Cap Dua Gajah tidak menggunakan media promosi seperti pamphlet, media cetak atau pun media elektronik karena kerupuk ikanudang yang dihasilkan selalu habis
terjual meskipun tanpa adanya kegiatan promosi semacam ini. Pemilik hanya menghubungi beberapa agendistributor untuk menawarkan kerupuk ikanudang
hasil olahannya atau sebaliknya agendistributor menghubungi perusahaan untuk memasok lagi kerupuk ikanudang yang dibutuhkan, hal ini dilakukan agar
61
pemasaran perusahaan berlangsung secara kontinu. Salah satu promosi yang dilakukan adalah dengan pemberian souvenir kepada agendistributor kerupuk
ikanudang Cap Dua Gajah tersebut. Pengembangan pemasaran yang dilakukan yaitu dengan mencari agendistributor di daerah-daerah. Wilayah yang akan
menjadi pengembangan pasar perusahaan ini adalah Bali. Selain pemberian souvenir pemilik juga menyediakan kartu nama yang diberikan kepada rekan-
rekannya. Hal ini juga menjadi salah satu dari promosi yang dilakukan. Perusahaan sudah memiliki izin usaha yang resmi dari Dinas Koperasi
Perindustrian dan Perdagangan. Disperindag juga ikut membantu dalam memperkenalkan nama perusahaan ke pihak-pihak lain baik konsumen maupun
investor dan tentu diketahui oleh pemerintah yaitu dengan adanya katalog info bisnis produk unggulan Kabupaten Indramayu. Hal inilah yang menjadikan
perusahaan semakin dikenal dan salah satu promosi perusahaan kepada khalayak. Promosi juga dilakukan oleh pihak-pihak yang menjadi distributoragen
Kerupuk ikanUdang Cap Dua Gajah. Pemilik tidak membekali distributor dengan media promosi apapun, hanya saja pemilik perusahaan memberi souvenir.
Agendistributor tentu ikut melakukan kegiatan promosi. Jika kegiatan promosi berjalan dan dikenal masyarakat maka permintaan dari pasar semakin meningkat
karena kegiatan promosi. Oleh karena itu kedua pihak akan saling menguntungkan baik bagi perusahaan ataupun bagi agendistributor. Media promosi sederhana
yang digunakan oleh perusahaan sudah mengenai sasaran karena promosi juga dilakukan oleh agen dan distributor sehingga promosi langsung ditujukan kepada
target pasar yang dituju. Analisis aspek pasar telah menguraikan beberapa hal mengenai peluang
pasar, pesaing perusahaan dan bauran pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan meliputi produk, harga, distribusi, dan promosi. Analisis peluang pasar
memperlihatkan bahwa usaha pengolahan kerupuk ini masih memiliki peluang pasar sehingga perusahaan dapat melakukan pengembangan dengan meningkatkan
kapasitas produksinya. Adapun dari hasil analisis pesaing, perebutan pasar dengan pesaing dalam industri tidak terlalu ketat karena setiap perusahaan pengolah
kerupuk sudah memiliki pasar daerah pemasaran masing-masing yang dituju. Analisis mengenai produk yaitu dengan adanya berbagai jenis produk yang
62
dihasilkan sudah dapat memenuhi permintaan konsumen baik dari segi jenis maupun ukurannya. Begitu juga dengan pengemasan produk yang dilakukan
perusahaan menyesuaikan pada konsumen yang dituju. Analisis mengenai harga yang ditetapkan perusahaan, umumnya dapat diterima konsumen karena
penetapan harga yang dilakukan sudah sesuai dengan jenis dan ukuran produknya. Analisis mengenai distribusi yang dilakukan, perusahaan memiliki tiga saluran
pemasaran, dimana dengan ketiga saluran tersebut membuat produk perusahaan terserap 100 persen, ketiga saluran tersebut mempermudah perusahaan dalam
melakukan distribusi ke daerah-daerah pemasaran. Analisis mengenai promosi, perusahaan melakukan promosi yang sederhana, namun dapat dilihat bahwa
promosi tersebut cukup efektif terutama promosi ke daerah pemasaran yang juga dilakukan oleh agen dan distributor. Dari hasil analisa di atas dapat diketahui
bahwa pengembangan usaha pengolahan kerupuk ikanudang Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah dinilai dari sisi aspek pasar sudah mengkondisikan agar
pemasrana usaha tersebut berjalan dengan baik dan lancar sehingga dari aspek pasar dapat dikatakan perusahaan tersebut layak untuk dilaksanakan dan
dilanjutkan.
6.1.2 Aspek Teknis
Aspek teknis merupakan aspek yang berkaitan dengan penyediaan sarana produksi dan proses produksi. Analisis terhadap aspek teknis yang dilakukan
dalam penelitian ini meliputi pemilihan lokasi usaha dengan variabel utama dan variabel bukan utama, luas produksi, proses produksi, layout pabrik, dan
pemilihan jenis teknologi dan equipment.
6.1.2.1 Pemilihan Lokasi Usaha dengan Variabel Utama
6.1.2.1.1 Ketersediaan Bahan Baku
Pada usaha pengolahan kerupuk udangikan ini terdapat beberapa bahan baku yang digunakan antara lain yaitu ikan segar, tepung tapioka, garam, gula,
dan bumbu serta air. Pada awalnya bahan baku berupa ikan segar hanya memanfaatkan hasil produksi ikan dari TPI Karangsong Indramayu, namun
dengan perkembangan perusahaan yang pesat, bahan baku ikan juga didatangkan dari Juwena-Pati. Penyediaan bahan baku ikan dari luar daerah Indramayu ini
63
dikarenakan TPI Karangsong tidak mampu memenuhi permintaan perusahaan karena TPI Karangsong juga harus menyuplai ikan segar ke perusahaan-
perusahaan serupa. Pada saat penelitian berlangsung harga rata-rata ikan per kilogramnya adalah Rp12.000,- dengan kebutuhan suplai ikan sebanyak 60 ton
per bulan. Pemilihan lokasi perusahaan yang dilakukan salah satunya mempertimbangkan ketersediaan bahan baku ikan ini sehingga lokasi perusahaan
dekat dengan sumber bahan baku yaitu TPI Karangsong sehingga dapat meminimumkan biaya terutama dalam hal biaya pengangkutan bahan baku. Selain
bahan baku ikan, garam yang digunakan juga didatangkan dari daerah Eretan Kabupaten Indramayu, dimana lokasi itu merupakan pusat pabrik garam di
Indramayu. Harga garam dari pabrik tersebut adalah sebesar Rp400,- per kilogram dengan kebutuhan perusahaan adalah 18 ton per bulan. Seperti halnya ikan, bahan
baku garam ini juga menjadi pertimbangan lokasi usaha yang dijalankan. Bahan baku utama lain seperti tepung tapioka didapatkan perusahaan dari
luar kota Indramayu yaitu dari Kabupaten Tasikmalaya. Suplai yang dilakukan oleh produsen input berlangsung secara kontinu sehingga pemilik Perusahaan
Kerupuk Cap Dua Gajah sudah menjadi rekanan yang baik dengan penyuplai tepung tapioka tersebut. Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah juga pernah
bekerjasama dengan perusahaan tepung tapioka Bogasari dalam hal bahan baku tepung tersebut, artinya Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah menyuplai tepung
tapioka kepada perusahaan serupa di industri kerupuk Kenanga. Dalam hal pengangkutan bahan baku, perusahaan memiliki truk untuk melakukan
pengangkutan tepung tapioka tersebut. Pada saat penelitian berlangsung harga tepung tapioka sebagai bahan baku utama dalam proses pembuatan kerupuk ini
yaitu sebesar Rp5.500,- per kilogram dan perusahaan dalam setiap bulannya membutuhkan 90 ton per bulan.
Bahan baku gula yang dibutuhkan dalam proses pembuatan kerupuk didatangkan perusahaan dari Kota Cirebon. Lokasi Perusahaan Kerupuk Cap Dua
Gajah berada di Kabupaten Indramayu yang tidak jauh dari Kota Cirebon sehingga ketersediaan bahan baku gula ini juga mendukung keberadaan lokasi
perusahaan. Bahan baku pelengkap seperti telur dan bumbu penyedap didapatkan perusahaan di Pasar daerah setempat yaitu di Pasar Anyar Indramayu.
64
6.1.2.1.2 Tenaga Listrik dan air
Ketersediaan listrik dan air bagi kegiatan usaha pengolahan kerupuk ikanudang sangat penting. Tenaga listrik yang dibutuhkan perusahaan disuplai
dari listrik PLN, daya yang digunakan sebesar 16.000 watt ini dapat dipenuhi setiap harinya oleh PLN dengan pengecualian beberapa kondisi yang membuat
PLN melakukan pemutusan listrik. Oleh karena itu sebagai jaminan proses produksi maka perusahaan menyediakan generator set sebagai alternatif atau
cadangan apabila terjadi pemutusan listrik sementara oleh PLN. Sedangkan untuk jaminan ketersediaan air, perusahaan menggunakan sumber air berasal dari
PDAM dan sumur. Sumber air dari PDAM digunakan untuk pelengkap bahan baku produksi. Sedangkan air sumur digunakan untuk pencucian ikan dan mesin
boiler. Air ditampung pada bak penampungan, pada beberapa bagian air ini dilengkapi dengan pipa yang disalurkan pada alat produksi yang membutuhkan
air, diantaranya untuk pendinginan mesin oven, toilet, dan pencucian ikan.
6.1.2.1.3 Supply Tenaga Kerja
Ketersediaan tenaga kerja pada usaha pengolahan kerupuk ikanudang ini berasal dari daerah sekitar yaitu Desa Kenanga Blok Dukuh, Desa Rambatan dan
Desa Panyindangan Wetan. Pekerja yang bekerja di perusahaan ini mencapai 150 orang pekerja dengan masing-masing bagian. Pekerja tetap pada bagian
penjemuran umumnya berjenis kelamin laki-laki sedangkan pekerja pada bagian fillet dilakukan oleh pekerja wanita. Pekerja pada bagian pembuatan adonan
adalah seluruhnya laki-laki dan bersifat borongan, sedangkan pada bagian pemotongan dan penyusunan umumnya didominasi oleh pekerja berjenis kelamin
perempuan. Perbedaan pembagian pekerjaan terkait dengan jenis kelamin ini
merupakan salah satu bentuk manajemen tenaga kerja yang sesuai dengan kapasitasnya, seperti pada bagian produksi dan penjemuran di dominasi pekerja
dengan jenis kelamin laki-laki karena membutuhkan tenaga yang ekstra dan kuat dalam proses pengerjaan pekerjaan tersebut. Sedangkan pekerja perempuan
umumnya dipekerjakan di bagian penyusunan dan pemotongan serta pengemasan karena diharapkan bisa lebih cekatan dan terampil sehingga menghasilkan
produktivitas yang tinggi karena upah pekerja tersebut adalah upah borongan.
65
Dari 150 pekerja, yang termasuk tenaga kerja tetap hanya sebanyak 25 orang dan sisanya adalah tenaga kerja borongan, hal ini mengakibatkan tenaga
kerja terjadinya kelonggaran untuk keluar masuknya tenaga kerja, walaupun pada umumnya pekerja borongan tersebut seperti halnya sudah menjadi pekerja tetap,
karena setiap periode produksi perusahaan selalu masuk, hanya saja upahnya adalah upah borongan. Meskipun terdapat kelonggaran untuk pekerja borongan,
namun perusahaan tidak pernah kekurangan tenaga kerja karena penduduk masyarakat sekitar masih ada yang mau dan mampu untuk bekerj di perusahaan
tersebut. Dengan demikian ketersediaan tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan sudah cukup terjamin terutama dari masyarakat sekitar.
6.1.2.1.4 Fasilitas Transportasi
Fasilitas transportasi merupakan sarana eksternal yang seharusnya ada untuk kelancaran usaha pengolahan kerupuk ikanudang. Sarana eksternal yang
dibutuhkan adalah jalan menuju perusahaan. Perusahaan berada dekat di lokasi rumah penduduk sehingga jalan utama untuk mengakses perusahaan tersebut
adalah jalan desa yang menjadi jalan umum bagi masyarakat sekitar. Selain jalan desa tersebut, perusahaan juga menyediakan jalan untuk masuk ke wilayah pabrik
karena perusahaanpabrik cabang berada di belakang masjid dan sekolah sehingga memerlukan jalan untuk masuk kedalam pabrik. Jalan tersebut telah dibuat oleh
pemilik Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah sejak berdirinya pabrik cabang tersebut. Selain itu, fasilitas transportasi lain seperti mobil pengiriman produk
hasil perusahaan tersebut dan truk pengangkutan bahan baku telah disediakan yaitu satu truk besar dan satu mobil pick up.
6.1.2.2 Pemilihan Lokasi Usaha dengan Variabel Bukan Utama 6.1.2.2.1 Lingkungan Agroekosistem
Desa Kenanga terletak pada ketinggian 2,50 meter diatas permukaan laut dan merupakan desa yang berada di Kabupaten Indramayu yang memiliki suhu
rata-rata panas antara 32-34
o
C. Curah hujan rata-rata sepanjang tahun cukup rendah yaitu 2000 mm
3
per tahun. Berdasarkan ketingggian dan topografi Desa Kenanga yang merupakan dataran rendah dengan suhu yang cukup panas
menjadikan tempat ini cocok untuk dijadikan sebagai tempat memproduksi
66
kerupuk ikan yang membutuhkan cuaca dan suhu panas.
6.1.2.2.2 Hukum dan Peraturan Pemerintah
Secara hukum Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah sudah memiliki izin usaha. Peraturan pemerintah terutama tentang izin terkait usaha tersebut tidak
menjadi penghambat. Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan sangat mendukung dengan adanya perusahaan tersebut karena produk yang diproduksi
perusahaan merupakan salah satu produk unggulan Kabupaten Indramayu. Hal ini menjadi keuntungan bagi perusahaan, karena perusahaan ditampilkan dalam
katalog info bisnis produk unggulan Kabupaten Indramayu sehingga nama perusahaan semakin dikenal baik dalam tataran pemerintah maupun masyarakat.
Demikian halnya dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Pemerintah Kabupaten Indramayu menampilkan profil perusahaan sebagai industri unggulan perikanan
dan kelautan.
6.1.2.2.3 Sikap dari Masyarakat Setempat
Dengan adanya usaha pengolahan kerupuk ikanudang di Desa Kenanga, sebagian besar masyarakat setempat terserap sebagai tenaga kerja. Masyarakat
menyadari, dengan adanya perusahaan-perusahaan tersebut memiliki dampak positif berupa dapat menguramgi pengangguran yang ada di Desa tersebut dan
dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat sehingga lokasi usaha di Desa Kenanga justru sangat didukung oleh masyarakat setempat. Keberadaan
perusahaan juga tidak bertentangan adat istiadat masyarakat setempat. Hal ini terjadi karena pemilik perusahaan berasal dari desa tersebut yang mengetahui adat
istiadat masyarakat setempat.
6.1.2.3 Luas Produksi
Luas produksi dapat dilihat dari jumlah produk yang sebaiknya diproduksi untuk mencapai keuntungan maksimum. Salah satu hal yang mempengaruhi
penentuan luas produksi adalah batasan permintaan. Permintaan kerupuk udangikan Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah mencapai 151 ton per bulan
sedangkan jumlah penawaran perusahaan lebih rendah dari jumlah permintaan tersebut sehingga Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah berusaha untuk
meningkatkan luas produksi perusahaan dengan melakukan perubahan teknologi
67
yang digunakan, yaitu menambah peralatan mesin dalam memproduksi kerupuk agar bisa memproduksi secara optimal sesuai kapasitas produksinya. Dengan luas
produksi yang semakin bertamabah, perusahaan berusaha memenuhi permintaan yang ada di pasar atas produknya. Dengan adanya perubahan teknologi tersebut,
jumlah produksi yang dihasilkan perusahaan meningkat namun hingga pada saat penelitian berlangsung permintaan terhadap produk tersebut selalu lebih tinggi
dari penawarannya. Hal ini yang membuat perusahaan terus mengupayakan menambah luas produksinya.
6.1.2.4 Layout
Layout pada sebuah usaha adalah proses penataan keseluruhan sumber
daya yang dimiliki oleh perusahaan guna mencapai keseimbangan kegiatan operasi secara efisien. Lampian 3. memperlihatkan layout Perusahaan Kerupuk
Cap Dua Gajah. Dari Lampiran 3. tersebut dapat dilihat bahwa di lahan seluas lima hektar ini dibangun pula bangunan yang tidak difungsikan untuk kepentingan
perusahaan yaitu dua buah rumah pemilik perusahaan. Dalam layout tersebut, terdapat dua bangunan pabrik yang difungsikan untuk proses produksi mulai dari
proses pemfilletan, pembuatan adonan, pemotongan dan penyusunan sampai pada proses pengemasan, sedangkan pengeringan dilakukan di lahan terbuka yang
disemen di sekitar bangunan pabrik. Perusahaan juga menyediakan beberapa fasilitas bangunan untuk para pekerja seperti dua buah mess karyawan, musholla,
dapur dan toilet khusus untuk para pekerja. Adapun bangunan lain yang dibangun sebagai fasilitas perusahaan untuk menjalankan operasinya adalah gudang barang,
ruang penyimpanan garam, depot es, ruang penyimpanan kayu bakar dan garasi mobil.
Dalam bangunan pabrik terdapat empat bagian ruangan untuk aliran proses produksi, bagian pabrik paling belakang dijadikan sebagai tempat proses
pemfilletan, kemudian bagian tengah dijadikan sebagai ruangan proses pembuatan adonan, kemudian ruangan berikutnya adalah ruangan untuk proses pemotongan
dan penyusunan sekaligus ruang proses pengemasan produk akhir. Ruangan bagian paling depan adalah rumah pemilik yang dijadikan kantor dan ruang
penyimpanan kerupuk yang sudah dikemas. Bangunan pabrik yang cukup luas ini menampung beberapa alat produksi
68
diantaranya yaitu dalam ruangan pemotongan dan pengemasan terdapat mesin pemotong, ruang pengovenan yang berukuran 10 m x 6 m yang didalamnya
terdapat oven untuk proses produksi setelah adonan kerupuk dikukus dalam ketel uap. Dalam ruangan produksipembuatan adonan terdapat mesin pembuat adonan,
mesin penghalus adonan, mesin pengaduk bumbu, dan meja pencetakan serta ketel uapalat pengukus yang dengan bahan bakar kayu bakar yang dibakar dalam
tungku bakar yang berukuran sangat besar. Tungku bakar ini berada di luar ruangan bangunan pabrik, yaitu terletak di bagian belakang ruangan pembuat
adonan tersebut. Sedangkan dalam ruangan pemfilletan terdapat beberapa alat produksi yaitu mesin giling daging ikan dan fiber tempat penyimpanan ikan,
terdiri dari bentuk tabung dan balok. Adapun pembagian ruang dan fasilitas yang terdapat pada bangunan
pabrik dapat dilihat pada Lampiran 4.
6.1.2.5 Pemilihan Teknologi dan Perlengkapan
Dalam menjalankan usaha pengolahan kerupuk ikanudang, Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah menggunakan peralatan yang sama seperti perusahaan-
perusahaan lainnya. Adapun sebagian peralatan yang digunakan dapat diperoleh di toko peralatan rumah tangga seperti ember, penyaring tipis, baskom, selang,
pisau, telenan, serbet, keranjang plastik, gayung, garuk, timbangan dacin, karung goni, tampah, kursi duduk kecil dan lain-lain. Sedangkan peralatan seperti rak
pring, langseng, alat dorongpengangkut, glodok dipesan khusus kepada produsen pembuat alat tersebut. Peralatan yang menggunakan tenaga listrikmesin diperoleh
dari produsen dan toko alat-alat elektronikalat pertanian seperti mesin pemotong kerupuk, alat giling es, oven pengukus, alat pengukus ketel uap, mesin pembuat
adonan, mesin penghalus adonan, mesin press sealer, timbangan dacin, dan alat pengaduk resep. Berikut merupakan rincian peralatan yang digunakan perusahaan
untuk memperlancar proses produksinya pada aspek teknis, antara lain: 1 Fibertempat penyimpanan ikan
Fiber berupa box penyimpanan ikan berukuran 3 m x 2 m x 1 m. Fiber dapat menampung satu ton daging ikan yang telah di fillet. Selain fiber, terdapat
salah satu tempat penyimpanan ikan yang bukan dari jenis fiber dan berbentuk bulat besar dengan ukuran diameter panjangnya yaitu satu meter,
69
digunakan untuk menampung hasil gilingan ikan yang kemudian dicampur dengan bumbu dan telur serta air. Fiber yang dimilki perusahaan berjumlah
25 buah. 2 Mesin Pengaduk Bumbu
Mesin pengaduk bumbu merupakan suatu alat yang berukuran besar berbentuk tabung, digunakan untuk mengaduk dan mencampurkan berbagai
bumbu. Secara mekanik menggunakan pengaduk berupa alat yang telah didesain khusus dengan tenaga listrik. Pengadukan bumbu ini dilakukan
selama 15-30 menit. Kapasitas mesin dalam melakukan pengadukan adalah 100 kg bumbu per jam. Mesin bumbu yang dimiliki perusahaan berjumlah
dua buah. 3 Alat Penggiling ikan
Alat yang digunakan untuk menggiling ikan yang telah di fillet dan skinless. Alat penggiling ini berjumlah dua buah, yang dalam prosesnya menggunakan
bantuan kayu untuk menekan ikan yang akan digiling. Alat giling daging ikan ini memiliki kapasitas maksimum dapat menggiling daging ikan sebanyak
150 kg per jam. 4 Mesin Pembuat Adonan Mesin Molen dan Mesin Penghalus Adonan
Mesin adonanmesin molen merupakan alat yang digunakan untuk mencampurkan gilingan ikan dengan tepung tapioka. Mesin ini memiliki
kapasitas maksimum dapat menghaluskan adonan sebanyak 50 kg. Alat ini bekerja dengan menggunakan istrik, dan bekerja dengan mengaduk-aduk
bahan baku yang dimasukkan kurang lebih selama 5-10 menit melalui gigi yang bekerja secara berlawanan sehingga adonan tercampur rata. Adapun
mesin penghalus adonan berfungsi untuk menghaluskan adonan yang sudah dimasukan kedalam mesin molen. Mesin molen dan mesin penghalus adonan
yang dimiliki perusahaan masing-masing berjumlah satu buah. 5 Ketel Uap Boiler
Alat pengukus berupa ketel uap pada Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah berukuran sangat besar dan bekerja dengan menggunakan tenaga listrik atau
sebagai alternatif dengan bahan bakar arang hitam. Alat ini digunakan untuk mengukus kerupuk yang telah dicetak, diproses selama 70 menit untuk
70
kerupuk yang berukuran besar, kerupuk berukuran sedang 60 menit dan 45 menit untuk kerupuk yang berukuran kecil. Suhu yang digunakan pada proses
pengukusan pada ketel uap ini adalah 100
o
C. Proses pengukusan pada ketel uap ini merupakan proses pengukusan awal sebelum adonan kerupuk dikukus
kembali kedalam oven pengukus. Ketel uapboiler ini memiliki kapasitas untuk melakukan pengukusan kerupuk sebanyak 250 kg per jam. Masing-
masing pabrik memiliki satu buah ketel uap sehingga ketel uap yang dimilki perusahaan berjumlah dua buah.
6 Oven Alat Pengukus Elektrik Pada proses pengukusan selanjutnya, alat yang digunakan berupa oven
pengukus. Seperti halnya ketel uap, oven pengukus ini berukuran sangat besar dan bekerja dengan menggunakan tenaga listrik atau sebagai alternatif
dengan bahan bakar arang hitam. Proses pengovenan dilakukan selama 10 jam untuk kemudian siap dipotong-potong. Alat ini terbuat dari besi yang
berukuran 2,5 m x 2 m x 1,5 m, berbentuk balok yang terdiri dari dua bagian sama besar. Bagian depan masing-masing oven tersebut terdapat kaca tembus
pandang berbentuk bulat dan berdiameter 20 cm. Alat ini dapat menampung sebanyak 60 unit produksi atau dua ton dalam sekali proses pengovenan.
Masing-masing pabrik memiliki satu buah ketel uap sehingga ketel uap yang dimilki perusahaan berjumlah dua buah.
7 Oven Penjemuran Oven penjemuran merupakan alat alternatif yang digunakan ketika cuaca
tidak menentu seperti terjadinya hujan sehingga tidak bisa dilakukan penjemuran di lahan terbuka dengan memanfaatkan sinar matahari. Alat ini
berjumlah dua buah, masing-masing satu buah dalam setiap bangunan pabrik. Kapasitas oven penjemuran sebagai alternatif alat pengeringan ini yaitu dapat
menampung 200 kg per jam. Dengan adanya alat ini perusahaan tidak perlu khawatir jika terjadi hujan, karena proses produksi masih dapat dilakukan.
Alat ini juga menjadikan perusahaan dapat meningkatkan produksinya dalam setiap bulan karena mengurangi risiko dan meningkatkan kualitas produksi.
71
8 Mesin Pemotong Alat ini terbuat dari besi dengan bentuk bagian ujungnya melandai untuk
mengalirkan kerupuk yang telah dipotong dan ditampung dalam wadah yang dioperasikan secara manual. Mesin pemotong digunakan untuk memotong
kerupuk yang telah mengalami pengovenan selama 10 jam. Mesin pemotong yang digunakan berjumlah delapan buah. Kapasitas maksimum mesin ini
mencapai 200 kg per jam, sehingga dalam satu periode pemotongan yakni selama tiga jam per periode produksi mesin ini dapat memotong ikan
sebanyak 600 kg sehingga proses produksi dapat berjalan lebih cept dan efisien. Dengan adanya alat ini perusahaan dapat meningkatkan produksi dan
meningkatkan kualitas proses produksi yang dilakukan. 9 Pendingin
Alat ini digunakan untuk mendinginkan segera setelah kerupuk mengalami pengovenan selama 10 jam untuk persiapan dilakukan pemotongan. Kerupuk
yang dipotong harus dalam keadaan yang tidak panas sehingga hasil pemotongan bagus dan tidak lengket. Alat pendingin yang dimilki
perusahaan berjumlah dua buah. Kapasitas maksimum alat ini yaitu dapat menampung dua ton per hari.
10 Mesin Press Alat ini terbuat dari besi yang berfungsi dalam proses pencetakan kerupuk.
Adonan yang sudah halus lalu dimasukkan kedalam mesin ini kemudian kerupuk sesuai ukuran akan tercetak. Kapasitas maksimum alat ini dapat
digunakan untuk mencetak kerupuk sebanyak dua ton per hari. Namun alat ini sudah rusakusang sehingga tidak terpakai lagi sehingga proses
pencetakan yang dilakukan kembali dengan tenaga manual. Pada tahun 2009 perusahaan melakukan penambahan teknologi guna
meningkatkan kualitas produksinya. Pemilihan teknologi berupa mesin-mesin produksi yang digunakan oleh perusahaan menjadikan adanya perubahan kualitas
produksi perusahaan, misalnya seperti adanya penambahan teknologi mesin oven pengeringan bermanfaat dalam mengurangi risiko produksi kerupuk yang rusak
berjamur pada saat musim hujan, penambahan mesin pemotong kerupuk
72
menjadikan proses pemotongan kerupuk berlangsung lebih cepat sehingga perusahaan dapat memproduksi kerupuk yang lebih banyak, penambahan mesin
press membantu mempercepat proses pencetakan kerupuk. Dengan demikian, adanya penambahan teknologi berupa mesin-mesin tersebut membuat proses
produksi dalam aspek teknis ini berjalan lebih cepat dan dapat menghasilkan produk yang lebih banyak. Adanya penambahan mesin berpengaruh terhadap
efisiensi produksi karena dalam waktu yang sama produk yang dihasilkan bisa mencapai dua kalinya jika dibandingkan dengan tidak menggunakannya sehingga
penggunaan mesin dapat dikatakan lebih efisien dalam usaha pengolahan kerupuk ini. Dengan demikian, pengaruh adanya penambahan teknologi terutama dalam
peningkatan produksi kerupuk perusahaan dan peningkatan kualitas produksi yang dilakukan perusahaan sehingga perusahaan dapat terus meningkatkan produksinya
untuk memenuhi permintaan pasar. Analisis aspek teknis telah menguraikan beberapa hal mengenai
penyediaan sarana produksi dan proses produksi mulai dari pemilihan lokasi usaha yang dapat dikatakan layak dengan pemilihan dilakukan terutama dekat
dengan ketersediaan bahan baku, dan tersedianya tenaga listrik dan air, tenaga kerja dan fasilitas transportasi yang mendukung perusahaan dalam menjalankan
proses produksinya agar berjalan baik dan lancar. Demikian halnya dengan proses dan sarana produksi yang ada pada perusahaan tersebut mulai dari layout pabrik
sampai kepada pemilihan teknologi mesin dan perlengkapan, semuanya dilaksanakan oleh perusahaan agar proses produksi yang dilaksanakan berjalan
baik dan lancar. Dari hasil analisa di atas dapat diketahui bahwa pengembangan usaha pengolahan kerupuk ikanudang Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah secara
teknis dapat dikatakan perusahaan tersebut layak untuk dilaksanakan dan dilanjutkan.
6.1.3 Aspek Manajemen dan Hukum
Suatu manajemen yang baik tentu akan menyebabkan suatu usaha dapat berjalan dengan baik pula. Pada penelitian ini dilakukan analisis manajemen
dalam masa operasi. Analisis tersebut meliputi:
6.1.3.1 Bentuk Badan Usaha
73
Badan Usaha adalah kumpulan orang dan modal yang mempunyai unit kegiatan atau aktivitas yang bergerak di bidang perdagangan atau dunia usaha.
Usaha pengolahan kerupuk ikanudang Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah adalah sebuah pengembangan usaha berupa usaha pengolahan dari bahan mentah
menjadi barang jadi. Pada awal pendirian usaha, masih tergolong usaha rumah tangga akan tetapi setelah mengalami perkembangan yang pesat akhirnya
perusahaan mengupayakan perizinan kepada Pemerintah desa setempat, kemudian kepada Dinas Koperasi, Perdagangan dan Perindustrian, serta Dinas Ketertiban
Umum dan tercatat dalam izin usaha yang diberikan pemerintah namun masih dalam bentuk badan usaha Perusahaan Dagang PD dan termasuk dalam usaha
perorangan yang bergerak dalam industri kecil menengah. Tercatat dalam Direktori Perusahaan IKM Kabupaten Indramayu, tahun dikeluarkan izin usaha
Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah adalah pada tahun 2002 dengan bentuk badan usahanya sebagai usaha perorangan dengan kode usaha untuk usaha
pengolahan kerupuk ikanudang dengan nama produk kerupuk adalah 15496.
6.1.3.2 Struktur Organisasi
Usaha pengolahan kerupuk ikanudang Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah memiliki struktur organisasi yang masih sederhana, yaitu dipimpin oleh
seorang pendiri usaha yaitu H. Saein yang mengatur dan membuat segala kebijakan yang berkaitan dengan usaha pengolahan kerupuk ikanudang di
Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah. Garis koordinasi pemilik secara langsung tertuju pada pimpinan cabang, manajer keuangan, manajer produksi dan manajer
pemasaran. Pimpinan cabang merupakan kepala perusahaan cabang yakni Perusahaan
Kerupuk Cap Dua Gajah Putra selaku menantu pemilik, manajer keuangan perusahaan utama dipegang oleh istri pemilik, sedangkan manajer keuangan
perusahaan cabang adalah putri pemilik. Manajer keuangan bertugas dalam hal pencatatan pengeluaran dan pemasukan yang dilakukan oleh perusahaan termasuk
pengeluaran upah tenaga kerja yang dilakukan setiap periode produksi untuk para tenaga kerja borongan. Tugas manajer keuangan relatif banyak dari mulai
pembayaran sampai pencatatan dan penghitungan upah, sehingga pekerjaan ini dibantu oleh pemilik dan manajer utama terkait dengan posisi para manajer
74
keuangan tersebut adalah istri pemilik dan putri pemilik. Untuk memudahkan pengawasan dalam beroperasinya pabrik, pemilik
juga mempercayakan kepada Manajer Produksi yang saat ini dipegang oleh adik pemilik yang bertugas mengawasi jalannya produksi yang dilakukan pada pekerja
bagian produksi pengolahan kerupuk ikanudang tersebut. Sedangkan manajer pemasaran dipegang oleh satu orang kepercayaan pemilik yang masih ada
hubungan kekeluargaan dengan pemilik. Dalam hal pemasaran, walaupun terdapat manajer namun pemilik juga turut andil langsung dalam hal pemasaran produk.
Manajer pemasaran hanya bersifat teknis di lapangan. Berdasarkan posisi-posisi strategis organisasi, posisi penting dalam organisasi ini seluruhnya dipegang oleh
keluarga Pemilik sehingga perusahaan ini merupakan perusahaan keluarga. Meskipun masih sederhana, struktur organisasi di perusahaan ini sudah
mampu menggambarkan pemisahan jenis pekerjaan dan pembagian tugas dengan cukup jelas walaupun memang beban pekerjaan hanya dipegang oleh keluarga
sehingga masih ada kelonggaran untuk saling membantu dalam pekerjaan. Adapun jumlah keseluruhan karyawan yang terdapat di Perusahaan Kerupuk Cap
Dua Gajah saat ini sebanyak 150 orang namun jumlah karyawan yang bekerja dan berkaitan langsung dengan perusahaan kerupuk ikanudang berjumlah 6 orang
dengan deskripsi pekerjaan yang telah diuraikan diatas. Untuk lebih jelasnya, berikut deskripsi pekerjaan masing-masing manajer dan karyawan masing-masing
bagian.
6.1.3.3. Deskripsi Pekerjaan Job Description
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, jumlah orang yang terlibat dalam perusahaan saat ini berjumlah 6 orang sedangkan jenis pekerjaan yang ada
berjumlah 5 yaitu pemilik perusahaan, pimpinan cabang, manajer keuangan, manajer produksi dan manajer pemasaran. Dalam hal tugas dan tanggungjawab,
pimpinan usaha dan pimpinan cabang sangat mendominasi dalam hal pengontrolan dari seluruh aspek perusahaan baik dari penyediaan bahan input,
proses produksi, dan pemasaran.
75
Tabel 7.
Rincian Pekerjaan Karyawan Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah No
Jabatan Jumlah
Tugas 1.
Pemilik 1
Menjadi pemilik modal, bertanggung jawab terhadap kegiatan pemasaran, dan melakukan
kontrol produksi kerupuk ikanudang.
2. Pimpinan
Cabang 1
Bertanggungjawab atas perusahaan cabang yang dipimpinnya dalam hal ini yaitu Perusahaan Dua
Gajah Putra, termasuk bertanggungjawab kegiatan pemasaran dan kontrol produksi kerupuk.
3. Manajer
keuangan 2
Mengelola pemasukan
dan pengeluaran,
melakukan pencatatan,
bertanggungjawab melakukan perhitungan dan pemberian upah harian
kepada para pekerja.Manajer keuangan perusahaan pusat dipegang oleh Istri pemilik perusahaan,
sedangkan pada perusahaan cabang dipegang oleh putri pemilik perusahaan.
4. Manajer
Produksi 2
Mengontrol proses produksi yang dioperasikan para pekerja dalam setiap periode produksi. Tugas
pengontrolan pada proses pengolahanproduksi cukup panjang mulai dari pemfilletan ikan sampai
pengepakan ikan. Bertugas juga dalam pencatatan hasil pekerjaan dan absen para pekerja.
5. Manajer
Pemasaran 1
Bertanggung jawab dalam hal pengiriman barang- barang ke wilayah-wilayah pemasaran dengan
mengkoordinasikan dengan pemilik dan pimpinan cabang.
Sumber : Wawancara dengan pemilik Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah
Analisis aspek manajemen telah menguraikan beberapa hal mengenai sistem manajemen yang terdapat di Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah terutama
struktur organisasi, deskripsi pekerjaan, dan laporan keuangan. Dari hasil analisa di atas dapat diketahui bahwa pengembangan usaha pengolahan kerupuk
ikanudang Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah secara manajemem baik dari sisi bentuk badan usaha, jenis pekerjaan, struktur organisasi, dan proses perekrutan
pekerja yang ada dan dilakukan perusahaan sudah mengkondisikan agar usaha tersebut berjalan dengan baik dan lancar sehingga dari aspek manajemen dapat
dikatakan perusahaan tersebut layak untuk dilaksanakan dan dilanjutkan. Analisis pada aspek hukum telah dijelaskan mengenai kondisi perizinan di
Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah. Perusahaan sudah memiliki izin tertulis dari
76
pemerintah daerah setempat, baik dari pemerintah desa maupun dari Departemen Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Indramayu sehingga dari
aspek hukum dapat diketahui bahwa usaha ini layak diusahakan karena sudah mendapatkan izin dari pihak yang berwenang memberi izin.
6.1.4 Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya
Setiap perusahaan yang menjalankan usahanya tentu akan memberikan dampak baik itu dampak positif atau negatif terhadap berbagai aspek terutama
aspek sosial, ekonomi dan budaya yang berkembang di masyarakat sekitar. Pengembangan usaha pengolahan kerupuk ikanudang di Perusahaan Kerupuk
Cap Dua Gajah tentu akan berjalan dengan sangat baik jika selaras dengan kehidupan masyarakat karena usaha yang tidak selaras dengan kehidupan
masyarakat sekitar tidak akan dapat bertahan lama. Pengembangan usaha pengolahan kerupuk ikanudang Perusahaan
Kerupuk Cap Dua Gajah ini memberikan berbagai dampak, baik dari aspek sosial, ekonomi, dan budaya. Dari aspek sosial, Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah ini
dikatakan memberikan dampak yang positif jika terjadi peningkatan peluang kerja, dan dapat mengurangi pengangguran. Karyawan Perusahaan Kerupuk Cap
Dua Gajah umumnya berasal dari masyarakat sekitar yaitu dari Blok Dukuh Desa Kenanga, Desa Rambatan, dan Desa Panyindangan Wetan Kecamatan Sindang.
Jumlah Karyawan Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah tercaat sebanyak 125 orang, terdiri dari karyawan tetap dan karyawan borongan. Pemasaran kerupuk
ikanudang yang dilakukan melalui agen dan distributor yang terdapat di beberapa kota juga menjadi penyerap tenaga kerja di kota-kota setempat. Dengan demikian
secara tidak langsung perusahaan memberikan lapangan pekerjaan bagi distributor yang terdapat di luar Kabupaten Indramayu. Informasi ini memperlihatkan bahwa
perusahaan ini telah dapat meningkatkan lapangan kerja, dan dapat mengurangi pengangguran baik bagi pemilik, masyarakat setempat maupun masyarakat di luar
Kabupaten Indramayu seperti karyawan tetap dan distributor. Adapun dampak positif lainnya juga didapatkan bagi para petambak ikan
terutama ikan lele, karena sering mendapatkan tulang ikan, kepala ikan, dan kotoran ikan yang dapat digunakan untuk pakan ikan lele hanya dengan
membersihkan daging ikan dari tulang dan kepala. Dampak positif lain yaitu
77
sering adanya pembagian sembako dan sodakoh anak yatim yang dilakukan perusahaan dalam setiap tahunnnya bisa dilakukan perusahaan beberapa kali yaitu
empat sampai enam kali. Demikian juga, bagi masyarakat setempat sekitar pabrik dapat meminta bantuan langsung kepada pemimpin manajer perusahaan
terkait dengan bantuan biaya sekolah dan biaya sakit. Perusahaan juga sering turut membantu pembangunan sekolahmadrasah serta pemeliharaannya.
Untuk sarana transportasi berupa jalan dan saluran irigasi berupa sungai, perusahaan juga memberikan bantuan untuk biaya perbaikan dan pemeliharaan.
Tetapi untuk bantuan irigasi sungai, perusahaan memberikan bantuan pada saat ada proyek pengairan saja. Dalam hal ini bantuan yang diberikan oleh perusahaan
tidak berlangsung secara kontinu. Bagi pemerintah desa, perusahaan juga memberikan kompensasi dalam setiap tahunnya. Dengan kedermawanan dan
Sodakoh-sodakoh yang dilakukan oleh pemilik, dan dampak positif dari segi penyerapan tenaga kerja, masyarakat sangat mendukung dengan adanya
perusahaan atau indsutri di daerah tersebut karena memang secara signifikan ekonomi masyarakat setempat lebih meningkat.
Pengembangan usaha pengolahan kerupuk ikanudang ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang dilihat dari adanya
peningkatan perekonomian masyarakat. Seperti yang telah disebutkan di atas, perusahaan ini telah membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar
maupun masyarakat luar Kabupaten Indramayu dengan mempekerjakan mereka sebagai karyawan tidak tetap maupun karyawan tetap. Informasi ini
mengindikasikan bahwa perusahaan ini telah mampu meningkatkan pendapatan baik bagi pemilik, masyarakat sekitar maupun masyarakat luar daerah. Perusahaan
Kerupuk Cap Dua Gajah merupakan perusahaan yang berbadan hukum PD Perusahaan Dagang sehingga perusahaan ini juga memberikan kontribusi yang
positif bagi peningkatan pendapatan daerah melalui pembayaran pajak. Keberadaan Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah selama ini tidak
bertentangan dengan budaya yang telah berkembang di masyarakat selama ini. Menurut beberapa warga dan aparatur desa kehadiran perusahaan ini tidak
mengganggu kebudayaan yang ada selama ini baik dari sisi nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, dan religi yang
78
ada di masyarakat. Dari hasil analisis di atas dapat diketahui bahwa secara sosial, ekonomi,
dan budaya pengembangan usaha pengolahan kerupuk ikanudang di Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah layak untuk dilaksanakan karena mampu meningkatkan
lapangan kerja, dapat mengurangi pengangguran, meningkatkan pendapatan baik bagi pemilik, masyarakat sekitar, maupun masyarakat luar daerah serta
Pemerintah Daerah. Selain itu, pengembangan usaha pengolahan kerupuk ikanudang di Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah layak karena tidak
bertentangan dengan budaya yang telah berkembang di masyarakat.
6.1.5 Aspek Lingkungan
Suatu usaha dapat memberikan dampak pada lingkungan yang meliputi dampak yang merugikan dan dampak yang menguntungkan. Pengembangan usaha
pengolahan kerupuk ikanudang sangat berhubungan dengan lingkungan sehingga aspek ini perlu dikaji lebih dalam dan diharapkan suatu usaha dapat bersahabat
dengan lingkungan karena suatu usaha tidak akan bertahan jika tidak bersahabat dengan lingkungan.
Dampak negatif yang muncul dari usaha pengolahan kerupuk ikanudang adalah terkait dengan limbah cair yang belum dikelola oleh perusahaan. Sistem
pembuangan limbah cair yang diterapkan oleh perusahaan ini tidak higienis. Aliran limbah cair di salurkan melalui saluran air berupa selokan kemudian
langsung dibuang ke saluran pembuangan utama yaitu sungai kecil yang terletak di depan gerbang perusahaan. Limbah cair perusahaan bekas pencucian ikan,
pencucian peralatan, dan sebagainya tidak ditangani terlebih dahulu namun langsung dibuang ke saluran pembuangan yang bergabung dengan masyarakat.
Hal ini menyebabkan, sungai yang menjadi saluran pembuangan limbah cair tersebut sangat keruh, kotor, dan berbusa. Limbah cair yang mencemari air
tersebut menimbulkan bau yang tidak sedap dan mengakibatkan semakin banyaknya sarang nyamuk.
Tidak ada upaya yang serius dari banyak perusahaan untuk mengelola limbah tersebut agar tidak mencemari lingkungan. Perusahaan hanya memberikan
bantuan materi berupa uang bila ada proyek pendorongan air pada saluran irigasi yang dijadikan sebagai saluran pembuangan limbah tersebut. Dampak negatif
79
lainnya dari limbah cair adalah tercemarnya air yang masuk ke sawah pertanian warga, hal ini terjadi karena saluran pembuangan limbah dengan saluran irigasi
menggunakan sungai kecil yang sama. Limbah cair juga sudah mulai merembes ke beberapa sumber air warga seperti sumur sehingga air sumur sudah tidak dapat
digunakan lagi. Perusahaan seharusnya mengusahakan untuk menangani limbah cair
produksinya secara efektif, sehingga tidak mencemari lingkungan yang dapat menimbulkan penyakit serta dapat mengganggu kesehatan masyarakat sekitar.
Penanganan limbah harus dilakukan agar tidak menimbulkan keresahan masyarakat. Sedangkan untuk limbah padat kepala, isi perutkotoran ikan, ekor,
dan kepala yang dihasilkan dari proses pemotongan, penyiangan dan pemfilletan dikumpulkan untuk dijadikan pakan lele yang dibudidayakan oleh masyarakat. Ini
merupakan salah satu dampak positif yang terkait dengan aspek lingkungan. Sedangkan untuk limbah yang dihasilkan dari fasilitas toilet karyawan,
perusahaan mempunyai penampungan khusus limbah toilet septic tank. Selain limbah cair yang menjadi dampak negatif lainnya dengan adanya
perusahaan adalah polusi udara yang berasal dari cerobong asap pabrik, namun tidak seperti limbah cair yang sangat meresahkan masyarakat, polusi udara masih
bisa ditolerir oleh kebanyakan masyarakat. Polusi udara berupa bau juga dirasakan akibat proses pengolahan kerupuk yaitu penjemuran di lahan terbuka sehingga
jika melewati jalan tersebut akan selalu tercium bau kerupuk. Dari hasil analisis mengenai aspek lingkungan di atas dapat dikatakan
bahwa secara aspek lingkungan, pengembangan usaha pengolahan kerupuk ikanudang di Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah tidak layak untuk
dilaksanakan. Dikatakan tidak layak karena dari aspek lingkungan usaha pengolahan kerupuk ikanudang ini menimbulkan pencemaran lingkungan berupa
limbah cair dan masalah polusi udara. Dari aspek lingkungan usaha pengolahan kerupuk ikanudang Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah dapat dikatakan layak
apabila perusahaan sudah dapat melakukan pengolahan limbah secara benar sehingga tidak menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat yaitu masalah
pencemaran air yang disebabkan limbah cair tersebut. Untuk itu, Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah harus memperhatikan aspek lingkungan terutama harus
80
melakukan pengelolaan limbah cair produksinya, agar usahanya dapat bersahabat dengan lingkungan. Pengelolaan limbah cair perusahaan dapat dilakukan dengan
membuat saluran pembuangan limbah cair mandiri di tanah milik perusahaan dengan lokasi yang tidak berdekatan dengan sumber air warga sekitar.
6.2 Analisis Kelayakan Finansial