16
ekonomi, misalnya koperasi, industri dan lain-lain. Pemerintah kegiatannya untuk kepentingan masyarakat umum seperti pembuatan jalan, sekolah, rumah sakit
sedangkan industri mempunyai kegiatan disamping untuk memperoleh keuntungan juga merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mengurangi
pengangguran, meningkatkan pendapatan pemerintah dan membantu masyarakat disekitar.
Menurut Undang-Undang Dasar Republik Indonesia No.5 tahun 1984 tentang perindustrian:
1. Industri adalah kegiatan ekonomi mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang
lebih tinggi untuk penggunaanya. Termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.
2. Kelompok industri adalah bagian-bagian utama kegiatan industri yakni kelompok industri hulu atau juga disebut kelompok industri dasar,
kelompok industri hilir dan kelompok industri kecil. Definisi industri menurut Swastha B, 1980 adalah suatu kelompok
perusahaan yang memproduksi barang yang sama untuk pasar yang sama pula. Sedangkan pengertian perusahaan diartikan sebagai suatu organisasi produksi
yang mengkoordinir sumber-sumber ekonomi untuk memuaskan kebutuhan dengan cara menguntungkan. Untuk organisasi Swastha B, 1980 mendefinisikan
sebagai suatu bentuk dan hubungan yang mempunyai sifat dinamis, dalam arti dapat menyesuaikan diri kepada perubahan pada hakekatnya merupakan suatu
bentuk yang dengan sadar diciptakan manusia untuk mencapai tujuan yang sudah diperhitungkan.
2.4. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil dan menengah pasal 1 ayat 3 menyatakan bahwa usaha
menengah adalah usaha produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau yang menjadi bagian baik langsung ataupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah
17
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang- undang
2
. Kriteria usaha menengah dalam Undang-Undang tersebut tercantum pada pasal 6 ayat 3 yaitu sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 sepuluh
milyar rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 dua
milyar lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 lima puluh milyar rupiah
Dalam Keputusan
Menperindag No.257MPPKep1997
dalam Tresnaprihandini 2006 mendefinisikan industri skala kecil menengah sebagai
suatu usaha dengan nilai investasi maksimal Rp 5 milyar termasuk tanah dan bangunan. Adapun World Bank membagi UKM ke dalam tiga jenis, yaitu:
1 Medium enterprise, dengan kriteria: a Jumlah karyawan maksimal 300 orang
b Pendapatan setahun tidak melebihi 15 juta, dan c Jumlah aset tidak melebihi 15 juta
2 Small enterprise, dengan kriteria: a Jumlah Karyawan kurang dari 30 orang
b Pendapatan setahun tidak melebihi 3 juta, dan c Jumlah aset tidak melebihi 3 juta
3 Micro commision, dengan kriteria: a Jumlah Karyawan kurang dari 10 orang
b Pendapatan setahun tidak melebihi 100 ribu, dan c Jumlah aset tidak melebihi 100 ribu
Menurut Marbun 2003, keunggulan usaha kecil menengah di Indonesia adalah pengalaman bisnis sederhana, tidak birokratis, mandiri, cepat tanggap dan
fleksibel, cukup dinamis, ulet atau mau kerja keras serta tidak boros. Namun kelemahannya juga dapat diidentifikasi sebagai berikut:
2
[Kemenperin] Kementrian Perindustrian dan Perdagangan. 2011. Undang-Undang No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.2011.
http:www.kemenperin.go.id . [11
Februari 2011
18
1 tidakjarang mempunyai perencanaan tertulis, 2 tidak berorientasi pada masa depan melainkan pada hari kemarin atau hari ini,
3 manajer tidak memiliki pendidikan yang tepat atau relevan, 4 tanpa pembukuan yang teratur dan neraca rugi-laba,
5 tidak mengadakan analisis pasar yang tepat waktu dan mutakhir, 6 kurang spesialisasi atau diversifikasi berencana,
7 jarang mengadakan inovasi, 8 tidak adajarang melakukan kaderisasi tenaga kerja,
9 keluarga sentries, 10 cepat puas diri,
11 Kurang tanggap pada teknologi modern, 12 kurang pengetahuan mengenai hukum dan peraturan.
2.5. Perusahaan Perseorangan