36
perikanan, jumlah produksi perikanan Kabupaten Indramayu, dan monografi Desa Kenanga.
4.3 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data, baik data primer maupun data sekunder dilakukan dari Bulan Maret 2010 hingga Bulan Februari 2011. Pengumpulan data dilakukan
sendiri oleh peneliti. Teknik pengumpulan data yang dilakukan antara lain wawancara langsung, pengisian kuisioner, pengamatan langsung, browsing
internet, dan observasi data sekunder lainnya. Data primer diambil di lokasi penelitian yaitu Perusahaan Kerupuk Cap
Dua Gajah Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Lama penelitian dalam mengumpulkan data primer adalah dua bulan, yaitu Bulan Juli-
Agustus 2010. Pengumpulan data ini dilakukan melalui metode wawancara langsung, dan observasi lapang. Sumber data primer terdiri dari beberapa
responden yang relevan memberikan informasi yang dibutuhkan peneliti. Responden yang diwawancarai antara lain pemilik perusahaan, karyawan
perusahaan lima orang, masyarakat sekitar perusahaan seperti Kepala Desa Kenanga, Kepala Urusan Pemerintahan Desa Kenanga, ketua Rukun Warga RW
06, ketua Rukun Tetangga RT 17, warga sekitar dua orang dan pihak terkait seperti Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu dan Dinas Koperasi,
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Indramayu. Data sekunder diperoleh dari dokumen perusahaan dan melalui studi
literatur, Perpustakaan Lembaga Sumberdaya Informasi LSI IPB, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu dan Dinas Koperasi, Perindustrian
dan Perdagangan Kabupaten Indramayu, Badan Pusat Statistik BPS Kabupaten Indramayu, Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Manajemen, dan informasi dari
media internet.
4.4. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data
Tujuan pertama dalam penelitian ini adalah menganalisis kelayakan usaha pengolahan kerupuk ikanudang pada Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah di
Desa Kenanga, Kecamatan Sindang, Indramayu dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif pada data yang telah diperoleh, ditujukan untuk
37
memperoleh gambaran mengenai aspek-aspek non finansial pada pengembangan usaha pengolahan kerupuk ikanudang pada Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah
yang meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial, ekonomi dan budaya serta aspek lingkungan. Sedangkan data kuantitatif
untuk analisis aspek finansial yang meliputi data penjualan, biaya-biaya operasional dan investasi pada pengembangan usaha pengolahan kerupuk
ikanudang pada Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah diolah dengan memanfaatkan program komputer Microsoft excel 2007 dan disajikan dalam
bentuk tabulasi untuk dapat mempermudah pemahaman.
4.4.1 Analisis Kelayakan Non Finansial
Aspek non finansial merupakan aspek-aspek yang tidak terkait dengan kondisi finansial pengembangan usaha kerupuk pada pengolahan kerupuk
ikanudang di Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah. Aspek non finansial terdiri dari aspek pasar, aspek teknis aspek manajemen dan hukum, aspek sosial,
ekonomi, dan budaya serta aspek lingkungan.
4.4.1.1. Aspek Pasar
Aspek pasar menempati urutan yang pertama dalam studi kelayakan. Pengembangan usaha pengolahan kerupuk ikanudang pada Perusahaan Kerupuk
Cap Dua Gajah dikatakan layak bila tidak terdapat masalah pemasaran yang dapat menghambat jalannya pengembangan usaha kerupuk ini, masih terbukanya
peluang pemasaran kerupuk ikanudang sehingga seluruh hasil produksi kerupuk ikanudang yang dihasilkan dapat diterima oleh pasar.
4.4.1.2 Aspek Teknis
Aspek teknis meliputi proses pembangunan bisnis secara teknis dan pengoperasiannya setelah bisnis tersebut selesai dibangun sehingga pada
pengembangan usaha pengolahan kerupuk ikanudang pada Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah dapat dikatakan layak dalam aspek teknis bila lokasi perusahaan
mampu menunjang pengembangan usaha tersebut, luas produksi sudah optimal, layout perusahaan sesuai sehingga mampu memperlancar proses produksi,
pemilihan teknologi sudah tepat fillet, penggilingan, pembuatan adonan, penjemuran, pemotongan serta pengemasan sehingga tidak menghambat usaha.
38
4.4.1.3 Aspek Manajemen dan Hukum
Aspek manajemen pada pengembangan usaha pengolahan kerupuk ikanudang pada Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah dapat dikatakan layak bila
manajemen sumberdaya manusia yang terdapat pada usaha tersebut telah dikelola dengan baik, pemberian gaji telah sesuai, memiliki laporan keuangan. Pada aspek
hukum sebuah usaha pengolahan kerupuk layak dilaksanakan bila telah memiliki izin persetujuan lingkungan dari pihak Rukun Tetangga RT, Rukun Warga
RW, atau pihak Desa, izin dari Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Indramayu.
4.4.1.4 Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya
Pengembangan usaha pada pengolahan kerupuk ikanudang Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah dikatakan layak pada aspek sosial, ekonomi, dan budaya
bila mampu meningkatkan kesempatan kerja, pendapatan masyarakat, serta pendapatan asli daerah Kabupaten Indramayu. Selain itu, pengembangan usaha
pengolahan kerupuk udangikan ini juga diharapkan tidak bertentangan dengan budaya masyarakat.
4.4.1.5 Aspek Lingkungan
Pada aspek lingkungan, pengembangan usaha pengolahan kerupuk ikanudang pada Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah dikatakan layak bila bisnis
tidak memberikan dampak yang merugikan misalnya dengan pengelolaan limbah perusahaan yang kurang baik sehingga dapat mengganggu kehidupan masyarakat
sekitar.
4.4.2 Analisis Kelayakan Finansial
Aspek finansial merupakan aspek yang dikaji melalui kondisi finansial pengembangan usaha tersebut. Analisis pada aspek finansial dapat dilihat dari
Proyeksi laba rugi, kriteria kelayakan investasi dan analisis sensitivitas.
4.4.2.1 Kriteria Kelayakan Investasi
Kelayakan suatu usaha dapat ditinjau dari berbagai hal, salah satunya melalui kriteria kelayakan investasi. Namun sebelum membahas lebih lanjut, perlu
diketahui bahwa seluruh biaya dan manfaat harus dinilai-kinikan diskonto. Hal
39
ini terkait dengan adanya preferensi uang terhadap waktu dimana sejumlah uang yang ada saat ini akan lebih disukai dari pada sejumlah uang yang sama di masa
yang akan datang sehingga untuk dapat dibandingkan maka perlu mengkonversi nilai uang dengan dengan menggunakan discount factor DF yang besarnya
mengikuti rumus : DF =
1 1+
…………………………………………………...….. 1 Keterangan :
i : Discount rate DR sebesar 12,0 t : tahun saat biaya dikeluarkan atau manfaat diperoleh
Dalam menghitung DF perlu diketahui nilai discount rate DR. Biasanya nilai DR ini didasarkan pada tingkat bunga deposito atau bunga pinjaman.
Penggunaan DF erat kaitannya dengan preferensi uang atas waktu, nilai uang saat ini lebih disukai dari pada nilai uang dengan jumlah yang sama pada masa yang
akan datang sehingga agar seluruh manfaat dan biaya dapat dibandingkan maka digunakanlah DF. Kriteria investasi yang dapat digunakan antara lain yaitu NPV,
Net BC, IRR, dan Payback Period.
4.4.2.1.1 Net Present Value NPV
NPV merupakan selisih antara total present value manfaat dengan total present value
biaya atau jumlah present value manfaat bersih tambahan selama
umur usaha. NPV memiliki nilai satuan mata uang Rp dengan rumus:
=
n t
t
i Ct
Bt
1
1 ..................……...................………………………... 2
Keterangan : B
t
= Penerimaan pada tahun t C
t
= Biaya-biaya pada tahun t t = Tahun kegiatan bisnis 10 tahun
i = Tingkat DR sebesar 12,0 Kriteria kelayakan menurut NPV yakni :
NPV 0, pengolahan kerupuk ikanudang pada Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah layak untuk dijalankan.
40
NPV = 0, pengolahan kerupuk ikanudang pada Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah layak untuk dijalankan tetapi tidak menguntungkan dan tidak
merugikan. NPV 0, pengolahan kerupuk ikanudang pada Perusahaan Kerupuk Cap Dua
Gajah tidak layak untuk dijalankan.
4.4.2.1.2 Net Benefit-Cost Ratio Net BC
Net BC adalah rasio antara manfaat bersih yang menguntungkan bisnis
dengan manfaat bersih yang merugikan bisnis. Secara matematis, net BC dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Net BC
=
n t
t n
t t
i Ct
Bt i
Ct Bt
1 1
1 1
;
...............………….... 3
Keterangan : B
t
= Penerimaan pada tahun t C
t
= Biaya-biaya pada tahun t i = Tingkat DR sebesar 12,0
t = Tahun kegiatan bisnis 10 tahun Kriteria kelayakan menurut Net BC yakni :
Net BC 1, pengolahan kerupuk ikanudang pada Perusahaan Kerupuk Cap Dua
Gajah layak untuk dijalankan. Net
BC = 1, pengolahan kerupuk ikanudang pada Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah layak untuk dijalankan tetapi tidak menguntungkan dan tidak
merugikan. Net
BC 1, pengolahan kerupuk ikanudang pada Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah tidak layak untuk dijalankan.
4.4.2.1.3 Internal Rate of Return IRR
Kelayakan investasi juga dapat dilihat dari seberapa besar pengembalian bisnis terhadap investasi yang ditanamkan. IRR menunjukan tingkat discount rate
DR yang menghasilkan NPV sama dengan nol dengan satuan persentase. Perhitungan tingkat IRR dapat dilakukan dengan menggunakan metoda interpolasi
di antara tingkat DR yang lebih rendah yang menghasilkan NPV positif dengan
B
t
- C
t
B
t
- C
t
41
tingkat DR yang lebih tinggi yang menghasilkan NPV negatif. Berikut rumus
IRR :
= +
−
………………………..……. 4 Keterangan :
i
1
= DR yang menghasilkan NPV positif i
2
= DR yang menghasilkan NPV negatif NPV
1
= NPV positif NPV
2
= NPV negatif Kriteria kelayakan dilakukan dengan membandingkan nilai IRR dengan tingkat
DR yang digunakan. Tingkat DR yang digunakan dalam penelitian sebesar 12,0 yang merupakan suku bunga pinjaman Bank Centra Asia BCA. Pemilihan bunga
ini disebabkan karena untuk menganalisis bisnis walaupun pemilik menggunakan dana milik sendiri untuk mendirikan usaha tetapi agar bisa dibandingkan jika
usaha tersebut menggunakan modal pinjaman sehingga suku bunga yang digunakan adalah suku bunga pinjaman. Bank yang digunakan oleh pemilik dalam
menyimpan uang dan bertransaksi yaitu BCA, sehingga suku bunga pinjaman yang digunakan adalah sebesar 12,0. Dengan demikian kriteria kelayakan
menurut IRR yakni : IRR 12,0, pengolahan kerupuk ikanudang pada Perusahaan Kerupuk Cap
Dua Gajah layak untuk dijalankan. IRR = 12,0, pengolahan kerupuk ikanudang pada Perusahaan Kerupuk Cap
Dua Gajah layak untuk dijalankan tetapi tidak menguntungkan dan tidak merugikan.
IRR 12,0, pengolahan kerupuk ikanudang pada Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah tidak layak untuk dijalankan.
4.4.2.1.4 Payback Period PP
Kriteria ini mengukur seberapa cepat pengembalian investasi pada suatu usaha. Namun terdapat kelemahan pada kriteria ini yakni diabaikannya time value
of money dan diabaikannya cashflow setelah periode payback. Untuk mengatasi
kelemahan yang pertama, maka terkadang digunakan discounted payback period.
Adapun rumus payback period adalah
42
= ……………………………………... 5
Keterangan : I = Besarnya investasi yang diperlukan
Ab= Manfaat bersih rata-rata per tahun yang didiskontokan selama lima tahun Semakin kecil nilai payback period pada usaha pengolahan kerupuk
ikanudang Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah ini maka akan semakin cepat pengembalian investasi yang telah dikeluarkan sehingga pengembangan usaha ini
akan semakin layak untuk dilaksanakan. Jika payback period lebih cepat dibandingkan dengan umur usaha yaitu sepuluh tahun maka pengembangan usaha
pengolahan kerupuk ini layak untuk dilaksanakan.
4.4.2.2 Analisis Sensitivitas
Analisis ini digunakan untuk melihat dampak dari suatu keadaan yang berubah-ubah terhadap hasil suatu analisis kelayakan. Analisis sensitivitas
dilakukan dengan cara mengubah besarnya variabel-variabel yang penting. Kemudian dinilai seberapa besar sensitivitas perubahan variabel-variabel tersebut
berdampak pada hasil kelayakan pengembangan NPV, IRR, Net BC, dan Payback Period
. Analisis sensitivitas yang dilakukan pada usaha pengolahan kerupuk ikanudang Perusahaan Kerupuk Cap Dua Gajah digunakan untuk
melihat kepekaan kelayakan pengembangan usaha berupa perubahan teknologi ini terhadap jumlah produksi kerupuk udangikan serta keuntungan yang diperoleh
perusahaan.
4.5 Definisi Operasional