Biaya PMDH, meliputi: biaya PMDH diluar kawasan dan biaya penyuluhan. Biaya PMDH per hektar per tahun didapatkan dari hasil bagi antara
biaya PMDH dengan luas areal PMDH. Mengingat sebagian masyarakat sekitar hutan bermata pencaharian sebagai petani, maka perlu diadakan penyuluhan rutin
untuk menggugah dan menyadarkan masyarakat agar tidak berpindah ladang sesukanya demi kelestarian hutan.
5.4 Pendapatan
Pendapatan dalam pengusahaan hutan jati di KPH Madiun diperoleh dari penjualan kayu jati. Berdasarkan asumsi seluruh produksi dapat dijual, maka
pendapatan dari penjualan kayu jati dapat diketahui dengan cara megalikan taksiran volume tiap umur perlakuan dengan harganya. Pada kajian ini,
pendapatan terdiri dari pendapatan tebang akhir dan pendapatan penjarangan. Nilai pendapatan yang diperoleh dari setiap kegiatan produksi penebangan akhir
dan penjarangan pada masing-masing daur alternatif.
5.4.1 Volume Tebang Akhir dan Penjarangan
Pada kajian ini, mengingat pendapatan yang digunakan adalah pendapatan tebang akhir dan pendapatan penjarangan, maka volume yang digunakan sebagai
pengali untuk memperoleh pendapatan adalah volume tebang habis dan volume penjarangan. Volume tersebut masing-masing didapatkan dari volume total pada
setiap umur perlakuan yang dapat dilihat di Tabel 5. Sedangkan volume untuk setiap daur dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12 Volume per hektar tebang akhir dan volume penjarangan jati KPH Madiun pada setiap daur alternatif
No Daur tahun
Volume per hektar m
3
ha Tebang Akhir
Penjarangan 1
15 69,56
4,10 2
20 84,18
6,62 3
25 68,15
12,72 4
30 97,68
16,33 5
35 108,19
20,35 6
40 142,65
24,75 7
45 80,60
29,60 8
50 91,87
34,90 9
55 103,19
40,65 10
60 116,57
46,85 Berdasarkan Tabel 12 dapat diperoleh informasi bahwa rata-rata volume
penjarangan lebih kecil dari volume tebang habis. Volume tebang habis sama besarnya dengan volume total yang terdapat pada Tabel 5. Sedangkan volume
penjarangan didapatkan dari Tabel Volume Lokal Penjarangan KPH Madiun dikalikan dengan jumlah pohon yang dijarangi untuk masing-masing tahun
penjarangan. Volume penjarangan lebih kecil dari volume tebang habis. Hal ini karena penjarangan dilakukan setiap lima tahun sekali dan berhenti pada sepuluh
tahun terakhir sebelum tebang akhir.
5.4.1 Harga Tebang Akhir dan Penjarangan
Harga kayu jati dalam kajian ini didekati dengan harga tertimbang penjualan kayu yang berlaku di KPH Madiun berdasarkan Keputusan Direksi
Perum Perhutani nomor: 837kptsDir2010 tentang Harga Jual Dasar HJD. Harga jual dasar tersebut memuat penyusunan tarif harga kayu bundar per jenis
pohon dengan memakai ukuran diameter untuk memilah-milah ukuran kayu. Pada pengambilan contoh di lapang, hanya diambil data keliling dan jumlah pohon saja.
Oleh karena itu, data diameter dihitung dari keliling pohon dibagi dengan phi π
atau sebesar 3,14. Perum Perhutani menggunakan harga jual dasar HJD yang memuat harga
kayu jati. Data diameter digunakan sebagai penentu untuk mendapatkan harga yang terdapat dalam harga jual dasar. Harga tersebut dijadikan untuk menentukan
pendapatan. Pendapatan didapatkan dari hasil perkalian antara volume taksiran, harga, dan luas produktif masing-masing umur perlakuan. Daftar harga kayu jati
sesuai kelas diameter pada setiap daur alternatif dapat dilihat di Tabel 13. Tabel 13 Perhitungan harga kayu jati sesuai kelas diameter pada setiap daur
akternatif di KPH Madiun No
Umur perlakuan tahun
D rata-rata cmpohon
Harga Rpm
3
Pendapatan Rp
1 15
14,28 1.750.000
121.723.438 2
20 16,10
2.640.000 222.222.000
3 25
15,98 2.640.000
179.907.750 4
30 23,15
3.410.000 333.090.931
5 35
29,97 4.670.000
505.268.056 6
40 38,13
7.220.000 1.029.951.050
7 45
25,92 4.100.000
330.439.500 8
50 31,05
6.420.000 589.819.407
9 55
36,62 7.220.000
745.022.775 10
60 41,46
8.020.000 934.927.991
Berdasarkan Tabel 13, harga tertinggi terdapat pada umur perlakuan 60, hal ini karena kayu jati umur 60 mempuyai diameter paling besar. Sedangkan harga
terkecil terdapat pada umur 15 tahun yang mempunyai diameter paling kecil. Jika dilihat dari luas produksinya, umur 40 mempunyai pendapatan paling tinggi.
Harga jual kayu jati dipengaruhi oleh diameter. Harga yang tinggi dan luasan areal produksi yang besar akan mempengaruhi besarnya pendapatan.
Diameter pohon sangat berpengaruh terhadap harga sesuai dengan HJD yang dipakai oleh Perum Perhutani, dimana harga disesuaikan dengan ukuran
diameter. Total pendapatan pada kajian ini merupakan hasil penjumlahan antara pendapatan tebang akhir dan pendapatan penjarangan. Pendapatan yang terdapat
pada Tabel 13 merupakan pendapatan tebang akhir, sedangkan untuk pendapatan penjarangan diperoleh dari pendapatan umur perlakuan sebelum akhir daur yang
telah didiskontokan.
5.5 Nilai Harapan Lahan