4.3 Kondisi Sosial Ekonomi
1. Pengembangan Desa Hutan
Tingkat kemampuan suatu desa dalam penyelenggaraan pemerintahan yang berkaitan dengan sosial ekonomi, dinyatakan pengembangan desanya dengan
status swakarya, swadaya dan swasembada. Desa-desa dilingkungan kawasan hutan KPH Madiun pada urnumnya mempunyai kategori Desa Swasembada.
2. Kependudukan
Jumlah penduduk dalarn kecamatan yang masuk dalam wilayah kerja KPH Madiun adalah 804.789 org, terdiri dari 393.121 laki-laki dan 411.667
perempuan. 3.
Mata Pencaharian Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa mata pencaharian
masyarakat sekitar bervariasi yaitu petani, pedagang, buruh, pegawai negeriABRI, dan lain-lain, seperti yang terlihat pada tabel 2 berikut:
Tabel 2 Mata pencaharian penduduk di kecamatan sekitar hutan tahun 1998 di wilayah KPH Madiun
Mata pencaharian
Kabupaten Jumlah
orang Madiun
orang Magetan
orang Ponorogo
orang Petani
324.041 219.333
108.463 651.463
Pedagang 47.809
93.491 5.912
1.928 Pensiunan
534 45
1.349 1.928
Buruh 37.185
81.779 85.147
204.111 PegTNI
58.443 63.772
8.884 131.099
Lain-lain 10.624
52.009 49.043
111.676 Jumlah
478.636 510.429
258.424 1.247.489
Sumber data : KPH Madiun
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Penaksiran Produksi Kayu
Penaksiran produksi kayu jati dilakukan pada Kelas Umur II sampai VI tegakan jati yang terdapat di Bagian Hutan Caruban dan Ponorogo Timur. Teknik
inventarisasi hutan yang digunakan dalam pengambilan data keliling pohon di lapang adalah systematic random sampling, dimana unit contoh dilakukan
klasifikasi berdasarkan Kelas Umur, selanjutnya dipilih secara acak random dari populasinya.
Berdasarkan Pedoman Pelaksanaan Inventarisasi Hutan Tanaman Jati oleh Direktorat Jenderal Kehutanan 1974, maka diperoleh unit contoh sebanyak 20
petak dengan 74 petak ukur yang tersebar di Bagian Hutan Caruban dan Ponorogo Timur. Data pohon contoh yang digunakan sebanyak 983 pohon sesuai dengan
Kelas Umur masing-masing. Dari 74 petak ukur, maka data diambil 71 petak ukur karena 3 petak ukur lagi berupa trubusan. Data hasil pemilihan petak contoh di
KPH Madiun menurut umur perlakuannya dapat dilihat di Tabel 3. Pada Tabel 3 terlihat bahwa ada 3 petak ukur berupa trubusan, yaitu petak
118c ada 2 petak ukur trubusan di Bagian Hutan Caruban dan petak 107a ada 1 petak ukur trubusan di Bagian Hutan Ponorogo Timur. Berdasarkan pengamatan
di lapangan, di beberapa lokasi ada Tanaman Jati Bertumbuhan Kurang TJBK yang tercatat dalam registrasi tahun 2009 merupakan petak Kelas Umur. Tanaman
Jati Bertumbuhan Kurang TJBK tersebut dikarenakan adanya pencurian kayu dan bencana alam yang banyak terjadi di KPH Madiun. Banyak pohon yang rusak
karena angin.
Tabel 3 Rekapitulasi pemilihan petak contoh KPH Madiun Umur
Perlakuan Petak
Luas ha
KU Tahun
Tanam PU
Realisasi PU
Keterangan 15
118C 5,6
II 1995
4 2
2 PU Trubusan 15
108B 6,9
II 1995
2 2
20 242B
8,5 II
1990 3
3 20
60K 7,1
II 1991
2 2
25 124A
11,7 III
1986 2
2 25
60D 15,7
III 1986
4 4
30 236C
27,3 III
1980 9
9 30
90A 11,4
III 1980
3 3
35 226A
24,2 IV
1975 8
8 35
79B 3,2
IV 1976
1 1
40 230A
2,9 IV
1974 1
1 40
73B 19,8
IV 1970
5 5
45 221B
2,4 V
1964 1
1 45
94D 3
V 1968
1 1
50 160A
27,8 V
1960 7
7 50
107A 19
V 1959
5 4
1 PU Trubusan 55
126C 17,3
Vup 1956
5 5
55 114D
8,9 Vup
1955 3
3 60
239A 19,7
Vup 1951
5 5
60 71C
9,3 Vup
1951 3
3
Sumber: KPH Madiun
Hutan produktif kelas perusahaan jati yang ada di KPH Madiun didominasi oleh Kelas Umur KU muda. Dari luas total hutan produktif untuk jati seluas
15.502,4 ha, lebih dari setengahnya yakni 56,7 didominasi oleh KU I dengan luas 6.584,2 ha. Komposisi tegakan jati yang tidak normal ini didominasi oleh
tegakan muda. Jika KU besar dipanen terus-menerus, maka lama kelamaan akan habis jika tidak dilakukan penanaman. Luas produktif kayu jati Tectona grandis
L. f. di KPH Madiun yang dapat dilihat pada Tabel 4. Sedangkan
Struktur kelas hutan jati Tectona grandis L. f. KPH Madiun tahun 2011 disajikan pada Lampiran 1.
Tabel 4 Luas produktif kayu jati di KPH Madiun No
Kelas Hutan
BH. Caruban
BH. Pagotan
BH. Po. Timur
BH. Po. Barat
KPH. Madiun ha
1 KUI
2.351,5 897,5
1.212,9 2.122,3
6.584,2 2
KUII 1.489,3
424,2 601,8
623,4 3.138,7
3 KUIII
512,9 667,6
300,1 195,9
1.676,5 4
KUIV 679,6
344,7 177,5
657,8 1.859,6
5 KUV
77,3 82,6
44,0 -
203,9 6
KUVI 363,3
198,1 332,0
66,2 959,6
7 KUVII
350,3 175,9
- 89,5
615,7 8
KUVIII 95,1
45,3 27,2
- 167,6
9 KU IX
- -
- 2,5
2,5 10 KU X
- -
- -
- 11 MR
168,1 34,5
82,7 8,9
294,2 Jumlah
6.087,4 2.870,4
2.778,1 3.766,5
15.502,4
Sumber: KPH Madiun
Penaksiran volume dilakukan pada KU II sampai KU VI dengan umur perlakuan adalah 15 tahun sampai 60 tahun yang mewakili seluruh kawasan hutan
jati Tectona grandis L. f. KPH Madiun. Pada pengambilan contoh di lapangan, dilakukan pengukuran data keliling dan data jumlah pohon. Data keliling akan
digunakan untuk menaksir volume rata-rata tiap pohon. Volume rata-rata tiap pohon tersebut ditaksir dari tabel volume lokal tebang habis untuk kelas
perusahaan jati KPH Madiun tahun 2000. Data jumlah pohon tiap kelas umur digunakan untuk menghitung jumlah
pohon per hektar dengan cara membagi data rata-rata jumlah pohon tiap kelas umur dengan luas petak ukur. Dari hasil perkalian antara volume rata-rata tiap
pohon yang diperoleh dari tabel volume lokal dengan jumlah pohon per hektar maka diperoleh volume pohon per hektar. Volume pohon per hektar ini digunakan
untuk menghitung volume total tiap kelas umur dengan cara mengalikan volume pohon per hektar dengan luas produksi masing-masing kelas umur. Hasil data
jumlah pohon, keliling pohon, tabel volume lokal untuk masing-masing keliling
pohon, jumlah pohon per hektar, volume pohon per hektar, volume total untuk tiap kelas umur sebagaimana tertera pada Tabel 5.
Tabel 5 Taksiran volume kayu jati di KPH Madiun Umur
perlakuan N
K rata-rata cmpohon
V rata-rata tabel m3pohon
Nha Vha Volume
Total 15
62 44,85
0,09 775
70 109.158,10
20 70
50,56 0,12
700 84
132.100,04 25
135 50,19
0,12 563
68 57.124,12
30 166
72,69 0,28
346 98
81.880,78 35
76 94,11
0,51 211
108 100.599,19
40 43
119,73 0,80
179 143
132.638,29 45
45 81,39
0,36 225
81 8.216,66
50 188
126,37 0,54
171 92
9.366,37 55
105 114,97
0,79 131
103 49.509,96
60 87
130,18 1,07
109 117
55.932,48 Berdasarkan Tabel 5, umur tegakan jati 40 tahun mempunyai volume total
paling besar. Volume total yang besar tegakan jati umur 40 tahun ini dipengaruhi oleh keliling pohon yang besar dan luas areal produksi yang luas. Sedangkan
volume total paling kecil pada tegakan jati umur 45 tahun karena keliling pohonnya kecil dan luas areal produksinya juga kecil. Volume total pada KU IV
lebih besar dari KU V karena luas areal produksi tanaman jati pada KU IV sembilan kali lebih besar dari KU V.
5.2 Kondisi Tegakan KPH Madiun