ditetapkan sebelumnya. Dari segi statistik, penepatan sampel secara sistematik ini tidak dapat dibenarkan. Oleh karena itu, rumus-rumus yang dipakai dalam
sampling sistematik ini diambil dari rumus penepatan sampel secara acak. Untuk inventarisasi hutan, penepatan sampel secara sistematik mempunyai beberapa
kelebihan dibanding dengan penepatan secara random, sebagai berikut: 1.
Pelaksanaannya lebih cepat dan lebih mudah 2.
Letak sampel dijamin lebih tersebar merata diseluruh bagian populasi 3.
Dapat memberi manfaat lain, misalnya untuk pemetaan atau stratifikasi potensi tegakan.
2.3 Daur
Daur adalah periode waktu yang diperlukan untuk pembentukan dan pertumbuhan tegakan hutan sampai masak tebang dalam kondisi tertentu Davis
1966. Menurut Simon 1993, daur atau rotasi adalah suatu periode dalam tahun yang diperlukan untuk menanam dan memelihara suatu jenis pohon sampai
mencapai umur yang dianggap masak untuk keperluan tertentu. Istilah daur mempunyai makna suatu jangka waktu antara waktu penanaman
hutan sampai hutan tersebut dianggap masuk untuk dipanen. Konsep daur dipakai untuk pengelolaan hutan seumur. Untuk hutan tak seumur, istilah yang
mempunyai arti sama adalah siklus tebang cutting cycle. Lahirnya istilah daur berkaitan erat dengan adanya konsep hutan normal.
Secara ideal, hutan normal akan terdiri atas kelompok tegakan dari semua umur yang mempunyai potensi sama, mulai dari umur 1 tahun sampai akhir daur. Oleh
karena itu, menentukan panjang daur merupakan salah satu faktor kunci dalam pengelolaan hutan seumur. Sesuai dengan definisinya, masalah penentuan panjang
daur sangat berkaitan erat dengan cara menentukan waktu yang diperlukan oleh suatu jenis tegakan untuk mencapai kondisi masak tebang, atau siap dipanen.
Lamanya waktu tersebut bergantung pada sifat pertumbuhan jenis yang diusahakan, tujuan pengelolaan, dan pertimbangan ekonomi. Dari sinilah lahir
beberapa macam atau cara dalam menentukan panjang daur Departemen Kehutanan 1992
Menurut Osmaston 1968, faktor-faktor yang mempengaruhi lamanya daur adalah sebagai berikut:
1. Tingkat kecepatan pertumbuhan tegakan, yang tergantung pada jenis pohon,
lokasi tempat tumbuh serta intensitas penjarangan. 2.
Karakteristik jenis, dimana harus diperhatikan umur maksimal secara alami, umur menghasilkan benih, umur kecepatan tumbuh terbaik dan umur kualitas
kayu terbaik. 3.
Pertimbangan ekonomi, dimana harus memperhatikan ukuran yang dapat diperoleh.
4. Respon tanah terhadap penggunaan pembukaan lahan yang berulang-ulang, hal
ini erat hubungannya dengan batuan induk dan pelapukan tanah. Departemen Kehutanan 1992 menyatakan bahwa ada lima macam daur,
sebagai berikut: 1.
Daur fisik Yaitu jangka waktu yang berhimpitan dengan periode hidup suatu jenis untuk
kondisi tempat tumbuh tertentu, sampai jenis tersebut mati secara alami. Kadang-kadang juga didefinisikan sama dengan umur, sampai pohon tersebut
masih mampu menghasilkan biji yang baik untuk melakukan permudaan. Jadi, daur ini tidak mempunyai hubungan yang erat dengan nilai ekonomi suatu
hutan. 2.
Daur silvikultur Yaitu jangka waktu selama hutan masih menunjukkan pertumbuhan yang baik,
dan dapat menjamin permudaan sesuatu, dengan kondisi yang sesuai dengan tempat tumbuhnya. Daur silvikultur sangat dekat atau hampir mirip dengan
daur fisik. Daur silvikultur pada umumnya sangat panjang dan mempunyai batas yang amat lebar.
3. Daur tehnik
Yaitu jangka waktu perkembangan sampai suatu jenis dapat menghasilkan kayu atau hasil hutan lainnya, untuk keperluan tertentu. Untuk suatu jenis, daur
fisik atau panjang bergantung pada tujuan pengelolaannya. Misalnya, daur untuk kayu bakar dan pulp pada umumnya pendek, tetapi daur untuk kayu
pertukangan, sering kali amat panjang.
4. Daur volume maksimum
Yaitu jangka waktu perkembangan suatu tegakan yang memberikan hasil kayu tahunan terbesar, baik dari hasil penjarangan maupun tebangan akhir. Daur ini
merupakan perkembangan yang terpenting dan paling banyak dipakai di lapangan, baik secara langsung atau tidak langsung. Panjang daur volume
maksimum ini berhimpitan dengan umur tegakan pada waktu riap rata-rata tahunan MAI, mean annual increment mencapai maksimum.
5. Daur pendapatan maksimum
Daur ini juga dikenal sabagai daur “bunga hutan” maksimum the highest forest rental, yaitu daur yang menghasilkan rata-rata pendapatan bersih
maksimum. Disini, pendapatan bersih dihitung dari hasil penjarangan dan hasil akhir, setelah dikurangi dengan seluruh biaya. Daur ini pada umumnya hampir
sama panjang dengan daur volume maksimum. Rata-rata pendapatan tahunan bersih diperoleh dari total pendapatan bersih dibagi dengan panjang daur.
6. Daur finansial
Yaitu daur yang ditujukan untuk memperoleh keuntungan maksimum dalam nilai uang. Di kehutanan, keuntungan dapat dilihat dari dua sudut pandang
yang berbeda, yaitu dari nilai harapan lahan land expectation value dan dari hasil finansial.
2.4 Nilai Harapan Lahan