Waktu Dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat yang Digunakan Cara Pengambilan Contoh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2011 dan bertempat di KPH Madiun Perum Perhutani Unit II Jawa Timur.

3.2 Bahan dan Alat yang Digunakan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut: Peta hutan Jati KPH Madiun, Buku RPKH Kelas Perusahaan Jati KPH Madiun, Laporan Keuangan Tahunan KPH Madiun tahun 2010, Buku Tarif Upah KPH Madiun tahun 2010, Laporan Definitif KPH Madiun tahun 2010, Tabel Tarif Lokal Kayu Hasil Tebangan Akhir KPH Madiun, Tabel Tegakan Wolff Von Wulfing, dan Daftar Harga Jual Dasar Kayu Jati Perum Perhutani. Sedangkan alat yang digunakan antara lain : pita ukur untuk mengukur keliling pohon, kompas untuk menentukan arah, tali tambang untuk pembuatan petak ukur, parang untuk membersihkan tumbuhan bawah, cat, kuas dan tinta bak untuk penendaan pohon, alat - alat bantu lainnya seperti perangkat keras PC Personal Computer, alat tulis, tally sheet, kamera digital, dan alat hitung berupa kalkulator.

3.3 Cara Pengambilan Contoh

Pengambilan contoh ini dimaksudkan untuk keperluan penaksiran volume kayu yang dihasilkan oleh tegakan. Prosedur pengambilan contoh adalah sebagai berikut : 1. Menentukan petak-petak contoh pada kelas hutan produktif yang ditentukan dari KU yang memiliki bonita yang telah ditetapkan yaitu bonita 3 atau 3,5. Berdasarkan pertimbangan bonita rata-rata tersebut, didapatkan unit contoh sebanyak 20 petak dengan 74 petak ukur yang tersebar di Bagian Hutan Caruban dan Ponorogo Timur masing-masing sebanyak 10 petak. 2. Metode yang digunakan untuk pengambilan contoh adalah menggunakan metode Sistematik Sampling with Random Start dengan Intensitas Sampling IS, luas petak ukur dan jarak antar petak ukur sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan Inventarisasi Hutan Tanaman Jati yang dikeluarkan oleh Dirjen Kehutanan Tahun 1974 seperti pada tabel berikut : Tabel 1 Hubungan kelas hutan dan intensitas sampling inventarisasi hutan jati Kelas Hutan Intensitas Sampling Luas PU ha Jarak antar PU KU I – KU II 0,5 0,02 200 m KU III – KU IV 1 0,04 200 m KU V up 2,5 0,10 200 m MR dan MT 2,5 0,10 200 m Sumber: Direktorat Jenderal Kehutanan Systematic sampling with random start merupakan kegiatan inventarisasi yang sering diasumsikan bahwa populasi yang diduga merupakan populasi acak. Unit contoh yang digunakan dalam kajian ini adalah pohon berdiri jati yang dipilih secara acak dan tersebar menurut bonita dan kelas umurnya. 3. Melakukan pengukuran variabel tegakan dalam petak ukur. Variabel yang diukur adalah keliling pohon dan jumlah N pohon. Pohon yang dipilih merupakan pohon berdiri dengan keliling lebih dari 20 cm. Keliling pohon diukur setinggi dada manusia normal sekitar 1,3 m, dilakukan menggunakan pita ukur. Sedangkan untuk pohon berbanir diukur 20 cm diatas banir. Jumlah N pohon ditentukan dari pohon yang mempunyai diameter 20 cm. 4. Data pohon contoh yang digunakan sebanyak 983 pohon sesuai dengan Kelas Umur masing-masing dari dua Bagian Hutan yang masih termasuk ke dalam wilayah KPH Madiun, yaitu: Bagian Hutan Caruban dan Ponorogo Timur. Bagian Hutan Caruban diambil contoh sebanyak 45 petak ukur yang tersebar di BKPH Ngadirejo dan BKPH Dungus. Sedangkan 29 petak ukur lainnya tersebar di Bagian Hutan Ponorogo Timur, yaitu: di BKPH Pulung dan BKPH Bondrang. Semua petak ukur yang dijadikan contoh di lapangan dianggap dapat mewakili keseluruhan bagian hutan jati yang terdapat di KPH Madiun. Dari 74 petak ukur tersebut, hanya 71 petak ukur yang datanya dapat diambil untuk penaksiran produksi kayu. Hal ini dikarenakan ada tiga petak ukur yang tidak dapat diambil datanya karena ketiga petak ukur tersebut merupakan trubusan. Sedangkan untuk menentukan penaksiran produksi kayu dibutuhkan data keliling pohon dari hutan yang mempunyai status sebagai kelas umur dan bukan trubusan. Dua petak ukur yang merupakan trubusan berada di RPH Ngadirejo dan satu berada di RPH Centong. 3.4 Analisis Data 3.4.1 Penaksiran Produksi Kayu