bahwapenyemaian langsungtelah memberikanhasil tertinggidibandingkan dengantanam. Selain itu,tanam benih langsungbisamempercepatpanen3-4
mingguLesly, 2003, namun menurut Rosliani et al., 2002 dan Sumarnidan Rosliani, 2010 penanaman biji secara langsung membutuhkan benih yang lebih
banyak.
3.4. Zat Pengatur Tumbuh dan Peranannya.
Zat pengatur tumbuh yang juga dikenal dengan sebutan hormon tumbuhan
adalah senyawa organik yang disintesis di salah satu bagian tumbuhan dan dipindahkan ke bagian lain, dan pada konsentrasi yang sangat rendah mampu
menimbulkan suatu respon fisiologis Salisbury dan Ross, 1995. Istilah zat pengatur tumbuh lebih digunakan oleh umumnya ahli fisiologi tumbuhan karena
zat pengatur tumbuh bersifat endogenous endogen, dihasilkan sendiri oleh individu yang bersangkutan, maupun exogenous eksogen, diberikan dari luar
sistem individu. Zat pengatur tumbuh yang dihasilkan oleh tanaman disebut fitohormon sedangkan yang sintetik disebut zat pengatur tumbuh sintetik
Wattimena, 1987. Zat pengatur tumbuh menentukan perkembangan tanaman, baik zat
pengatur tumbuh alamiah maupun sintetik. Ada 6 golongan zat pengatur tumbuh yaitu auksin, sitokinin, giberelin, ethylen, abscisic acid dan retardan. Senyawa-
senyawa lain seperti poliamin, polidenolik dan triakontanol juga digolongkan ke dalam zat pengatur tumbuh Armini et al., 1992 dalam Widyaningrum, 2002.
Seperti halnya hewan, tumbuhan memproduksi ZPT dalam jumlah yang sangat sedikit, akan tetapi jumlah yang sedikit ini mampu mempengaruhi sel
target. ZPT menstimulasi pertumbuhan dengan memberi isyarat kepada sel target
Ubiversitas Sumatera Utara
untuk membelah atau memanjang, beberapa ZPT menghambat pertumbuhan dengan cara menghambat pembelahan atau pemanjangan sel. Sebagian besar
molekul ZPT dapat mempengaruhi metabolisme dan perkembangan sel-sel tumbuhan. ZPT melakukan ini dengan cara mempengaruhi lintasan sinyal
tranduksi pada sel target. Pada tumbuhan seperti halnya pada hewan, lintasan ini menyebabkan respon selular seperti mengekspresikan suatu gen, menghambat atau
mengaktivasi enzim, atau mengubah membran Wattimena, 1987. Pengaruh dari suatu ZPT bergantung pada spesies tumbuhan, situs aksi
ZPT pada tumbuhan, tahap perkembangan tumbuhan dan konsentrasi ZPT. Satu ZPT tidak bekerja sendiri dalam mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan, pada umumnya keseimbangan konsentrasi dari beberapa ZPT-lah yang akan mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan Dewi, 2008.
Pembentukan umbi bawang merah di lapangan pada tanaman bawang merah berlangsung sebagai akibat dari respon terhadap lamanya fotoperiodisme,
temperatur yang relatif tinggi, dan perbedaan kultivar yang dapat dibedakan dari panjang hari minimal yang dibutuhkan untuk menginduksi setiap kultivar dalam
membentuk umbi. Pembentukan umbi juga dipengaruhi oleh komposisi media dan zat penghambat tumbuh Rabinowitch dan Kamenetsky, 2002.
Dalam kultur jaringan terdapat 2 golonganZPT yang sangat penting, yaitu auksin dansitokinin. Interaksi antara ZPT tersebut denganhormon yang diproduksi
oleh sel secara endogenmenentukan arah perkembangan suatu kultur.Menurut Gunawan 1987 penambahan auksindan sitokinin eksogen mengubah level
ZPTendogen sel. Level ZPT ini merupakanfaktor pemicu triggeringfactor untuk proses-proses yang tumbuh danmorfogenesis.
Ubiversitas Sumatera Utara
Pada umumnya auksin digunakan dalamkultur jaringan untuk merangsang pertumbuhankalus, suspensi sel, dan organ. Auksin berfungsiuntuk pembentukan
akar dan kuncup sampingdalam konsentrasi tertentu.Menurut Wetherel 1982 dalam
Yunus, 2007 sitokinin merupakan ZPT yang penting dalampengaturan pembelahan sel dan morfogenesis.Salah satu jenis sitokinin sintetik adalah
BAPbenzil adenin atau benzil aminopurin. Fungsisitokinin bersama dengan auksin berpengaruhterhadap pembentukan batang dan akar.Perbandingan relatif
konsentrasi ZPT golonganauksin dan sitokinin dapat mengatur prosesdiferensiasi secara in vitro. Perbandingankonsentrasi auksin yang lebih tinggi dari
sitokinindapat menyebabkan terangsangnya pembentukanakar. Sebaliknya bila konsentrasi sitokinin lebihtinggi dari auksin, maka akan terbentuk pucuk. Wareing
dan Philips 1970 menambahkan, apabila sitokinin dan auksin berimbang maka pertumbuhan tunas, daun dan akar akan berimbang pula.
Menurut Hasani et al., 2009 dan Subbiah and Reddy 2010, sitokinin BAP, BA, dan kinetin juga berperan dalam merangsang perkecambahan benih
tanaman yang diaplikasikan langsung pada benih seed treatment. Daya berkecambah benih TSS yang dihasilkan pada perlakuan BAP 50–100 ppm di atas
standar sertifikasi mutu benih 75 yang dikeluarkan oleh Direktorat Bina Perbenihan 2007, yaitu mencapai 77,87–78,13. Data ini menunjukkan bahwa
aplikasi BAP pada konsentrasi tersebut memberikan mutu benih yang baik. Menurut Palmer dan Smith 1969, hormon tumbuh merupakan faktor
penting dalam pembentukan umbi. Sitokinin berperan karena memacupembelahan sel, menghambat pemanjangan sel, dan memacu pembesaran sel. Mauk dan
Langile 1978 menyatakan bahwa kinetin merangsang pembentukan umbi pada
Ubiversitas Sumatera Utara
stolon yang dikulturkan. Hayata dan Suzuki 1982 menyatakan bahwa kadar sitokinin naik dengan tajam sesaat sebelum inisiasi umbi. Kadar sitokinin tersebut
tetap tinggi sampai umbi mendekati masak, kemudian turun Okazawa, 1967. Sitokinin memacu pembentukan umbi dengan jalan menghambat aktivitas
hidrolisis pati dan sebaliknya merangsang aktivitas sintesis pati Smith dan Palmer, 1970. Ahmed dan Sagar 1981 menyatakan bahwa pemberian BA
sitokinin dan NAA auksin melalui daun atau akar dapat menambah bobot dan jumlah umbi walaupun pemberiannya dilakukan setelah saatinisiasi umbi.
Auksin
Istilah auksin diberikan pada sekelompok senyawa kimia yang memiliki fungsi utama mendorong pemanjangan kuncup yang sedang berkembang.
Beberapa auksin dihasikan secara alami oleh tumbuhan, misalnya IAA indoleacetic acid, PAA Phenylacetic acid, 4-chloroIAA 4-chloroindole acetic
acid dan IBA indolebutyric acid dan beberapa lainnya merupakan auksin
sintetik, misalnya NAA Napthalene Acetic Acid, 2,4 D 2,4 dichlorophenoxyacetic acid
dan MCPA 2-methyl-4 chlorophenoxyacetic acid Ratna, 2008.
Fungsi utama dari auksin antara lain adalah mempengaruhi pertambahan panjang batang, pertumbuhan, diferensiasi dan percabangan akar; perkembangan
buah; dominansi apikal; fototropisme dan geotropisme Davies, 2004.Menurut Salisbury dan Ross 1995, NAA bekerja lebih efektif daripada IAA, tampaknya
NAA tidak dirusak oleh IAA oksidase atau enzim lain sehingga bisa bertahan lebih lama.
Ubiversitas Sumatera Utara
Hasil penelitian Febrianti 2013 tentang peran vernalisasi dan zat pengatur tumbuh terhadap pembungaan dan produksi biji bawang merah di dataran
rendah dan dataran tinggi dengan menggunakan GA3 dan NAA. NAA yang digunakan dengan konsentrasi 50 ppm dengan cara disemprot pada umur 3 dan 5
minggu setelah tanam dapat meningkatkan pembungaan dan produksi biji.
Sitokinin
Sitokinin ada dua macam, yaitu sitokinin alami seperti zeatin dan sintetik Bensil Adenin BA, Bensil Amino Purin BAP, dan kinetin. Sitokinin berperan
dalam metabolisme asam nukleat dan sintesa protein. Sitokinin juga mencegah terjadinya penguningan daun yang umumnya timbul pada proses penuaan
senescence Wattimena, 1987. Sitokinin merupakan ZPT yang penting dalampengaturan pembelahan sel
dan morfogenesis.Salah satu jenis sitokinin sintetik adalah BAPbenzil adenin atau benzil aminopurin
. Fungsisitokinin bersama dengan auksin berpengaruhterhadap pembentukan batang dan akar. Hasil terbaik dari masing-masing peubah yaitu
perlakuan tanpa NAA dengan BAP 2,5-7,5 mgl untuk jumlah daun, tanpa NAA dengan BAP 2,5 mgl untuk tinggi plantlet dan NAA 2,5 mgl dengan BAP 2,5
mgl untuk jumlah akar Karjadi dan Buchory, 2007. Salisbury dan Ross 1995 menambahkan fungsi lain dari sitokinin adalah
mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar; mendorong pembelahan sel dan pertumbuhan secara umum, mendorong perkecambahan; dan menunda penuaan.
Benzylaminopurine BAP merupakan sitokinin sintetik pertama yang
dibentuk, dengan rumus kimia 6-benzylaminopurine 6-BA. Bentuk fisik BAP berupa kristal putih dengan kemurnian 99 dan titik lebur 230-233
C. Fungsi
Ubiversitas Sumatera Utara
BAP adalah menghambat degradasi klorofil, asam nukleat dan protein, merangsang pengiriman asam amino, garam anorganik dan zat pengatur tumbuh.
Selain itu menyebabkan tanaman agar tetap hijau dan memperlambat proses penuaan. BAP ini dapat digunakan pada berbagai fase tumbuh mulai dari
perkecambahan hingga panen Salisbury dan Ross, 1995. Konsentrasi sitokonin yang dibutuhkan untuk merangsang tunas tanaman
di lapang umumnya lebih tinggi daripada konsentrasi sitokinin untuk perbanyakan invitro
. Menurut Wetter dan Costabel 1991, sitokinin seperti kinetin atau Benzil Adenin 0.1-10 µM kadang dibutuhkan bersama 2,4 D atau NAA untuk
mendapatkan pembentukan kalus yang baik. George dan Sherrington 1984 menyatakan bahwa kinetin yang digunakan untuk membutuhkan kalus dari
endosperm tanaman dikotil berkisar antara 0,5 – 5 mgl. beberapa kenyataan menunjukkan bahwa sitokinin berperan dalam metabolisme asam nukleat dan
sintesa protein. Sitokinin mempunyai cincin adenine, suatu basa purin yang terdapat pada DNA dan RNA. Sitokinin juga diekstrak dari jaringan-jaringan
meristematik tanaman, daerah-daerah dimana terjadi pembentukan asam-asam nukleat dan protein dengan sangat aktif. Fosket et al., 1981 dalam Salisbury dan
Ross.,1995 menyimpulkan bahwa sitokinin mendorong pembelahan sel dalam kultur jaringan dengan cara meningkatkan G2 ke fase mitosis. Hal tersebut terjadi
karena sitokinin menaikkan laju sintesis protein. Beberapa protein itu berupa protein struktural atau enzim yang dibutuhkan untuk mitosis.
Pembentukan umbi merupakan peristiwa hormonal. Mauk dan Langille 1978 menyatakan bahwa sitokinin adalah salah satu hormon yang berperan
Ubiversitas Sumatera Utara
dalampembentukan umbi. Oleh karena itu pemberian sitokinin dengan konsentrasi dan teknik aplikasi yang tepat diharapkan akan meningkatkan pembentukan umbi.
Hasil penelitian Sumarni, et al.,2005 menunjukkan bahwa aplikasi ZPT mepiquat klorida 50 AS tidak meningkatkan pertumbuhan dan hasil umbi bawang
merah asal biji TSS, tetapi pada konsentrasi 6 mll air dapat meningkatkan persentase jumlah umbi berukuran besar 7,5 gumbi. Rosliani, et al., 2005
juga menyatakan bahwa ZPT mepiquat klorida tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan vegetatif, pembungaan dan pembijian bawang merah asal biji TSS
namun tanaman bawang merah yang disemprot dengan ZPT tersebut lebih hijau dan lebih tebal sehingga dapat meningkatkan 50-80 kandungan khlorofil dan
kekuatan daun sebesar 30. Menurut Hasani et al.,2009 dan Subbiah dan Reddy 2010, sitokinin
BAP, BA, dan kinetin juga berperan dalam merangsang perkecambahan benih tanaman yang diaplikasikan langsung pada benih Seed treatment. Daya
kecambah benih TSS yang dihasilkan pada perlakuan BAP 50-100 ppm dengan cara disiram pada umur 1, 3 dan 5 MST Rosliani et al., 2012 diatas standar
sertifikasi mutu benih 75 yang dikeluarkan oleh Direktorat Bina Perbenihan 2007, yaitu 77,87-78,13. Data ini menunjukkan bahwa aplikasi BAP pada
konsentrasi tersebut memberikan mutu benih yang baik. Pemberian BAP sampai konsentrasi tertentu dapat meningkatkan
pembungaan persentase tanaman berbunga, jumlah bunga per umbel, viabilitas, dan jumlah serbuk sari, serta persentase benih bernas, tetapi tidak meningkatkan
produksi benih TSS Rosliani et al., 2012
Ubiversitas Sumatera Utara
Teknik aplikasi ZPT dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu 1 perendaman; 2 penyemprotan; 3 perendaman dan penyemprotan. Hasil
penelitian Sumarni et al., 2013 bahwa jumlah tanaman yang berbunga paling banyak 89,70 dan jumlah umbel bunga paling banyak 672,75 umbel bunga per
petakdiperoleh dengan cara kombinasi perendaman umbi bibit selama 30 menit pada larutan GA3 sebelum tanam + penyemprotan bagian tanaman dengan larutan
GA3 pada umur 3 dan 5 minggu setelah tanam.
3.5. Umur Pindah Tanam