keseimbangan antara fotosintesis dan respirasi. Fotosintesis mengakibatkan peningkatan berat kering tanaman karena pengambilan CO
2
sedangkan respirasimengakibatkan penurunan berat kering karena pengeluaran CO
2
Gardner et al
.,1991.
4.8. Diameter Umbi cm
Data pengamatan diameter umbi disajikan pada Lampiran 46. Dari hasil analisis sidik ragam Lampiran 47 menunjukkan bahwa teknik aplikasi ZPTdan
umur bibit saat pindah tanam berpengaruh tidak nyata terhadap diameter umbi dan tidak terdapat interaksi antara kedua perlakuan.
Rata-rata diameter umbi akibat perlakuan teknik aplikasi ZPT dan umur bibit saat pindah tanam tertera pada Tabel 9 berikut ini :
Tabel 9.Rata-rata diameter umbibawang merah akibat perlakuan teknik aplikasi ZPT Z dan umur bibit saat pindah tanam T
Teknik Aplikasi ZPT Diameter Umbi cm
Z0 4.23
Z1 4.32
Z2 4.22
Z3 4.02
Umur Bibit Saat Pindah tanam Diameter Umbi cm
T1 4.20
T2 3.99
T3 4.31
T4 4.30
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf P
≤0,05 Uji Tukey
Hasil dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa diameter umbi akibat perlakuan teknik aplikasi ZPT berpengaruh tidak nyata. Namun demikian, diameter umbi
akibat pengaruh perendaman benih dalam larutan ZPT lebih besar daripada teknik yang lain. Hal ini diduga bahwa dengan perlakuan perendaman dalam larutan zat
pengatur tumbuh seperti auksin dan sitokinin dapat mempengaruhi besarnya umbi.
Ubiversitas Sumatera Utara
Sesuai dengan pendapat Smith dan Palmer 1970 dalamNurmayulis 2005 yang menyatakan bahwa sitokinin yang terdapat dalam larutan zat pengatur tumbuh
tersebut dapat memacu pertumbuhan umbi dengan jalan menghambat aktivitas hidrolisis pati dan sebaliknya merangsang aktivitas pati.
Umur bibit saat pindah tanam juga berpengaruh tidak nyata terhadap diameter umbi. Namun diameter umbi terbesar diperoleh pada perlakuan umur
bibit 5 MSS T3 dan diikuti oleh T4 umur bibit 6 MSS dan T1 umur bibit 3 MSS dan yang diameter terkecil dijumpai pada T2 umur bibit 4 MSS. Hal ini
sangat berbeda dengan pendapat Nurshanti 2008 yang menyatakan bahwa tanaman dengan bibit yang berumur 5 MSS mempunyai malaiberukuran lebih
kecil dibandingkan malai dari tanaman dengan umur bibit 3 MSS dan 4 MSS.
4.9.Jumlah Umbi Umbi
Data pengamatan terhadap jumlah umbi disajikan pada Lampiran 48. Dari hasil analisis sidik ragam Lampiran 49 menunjukkan bahwa teknik aplikasi ZPT
berpengaruh nyata terhadap jumlah umbidan tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah umbi akibat perlakuan umur bibit saat pindah tanam serta tidak terdapat
interaksi antara kedua perlakuan. Rata-rata jumlah umbi akibat perlakuan teknik aplikasi ZPT dan umur bibit
saat pindah tanam tertera pada Tabel 10 berikut ini : Hasil dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa teknik aplikasi ZPT berpengaruh
nyata terhadap jumlah umbi. Jumlah umbi yang terbanyak akibat perlakuan teknik aplikasi ZPT diperoleh pada perlakuan perendaman dalam larutan ZPT Z1 diikuti
oleh pengaruh penyemprotan dengan larutan ZPT Z2, dan perlakuan perendaman dan penyemprotan dengan larutan ZPT Z3 dan jumlah umbi yang paling sedikit
Ubiversitas Sumatera Utara
dijumpai pada perlakuan tanpa aplikasi ZPT atau hanya dilakukan perendaman dalam air saja Z0. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan zat
pengatur tumbuh dengan teknik aplikasi yang berbeda akan meningkatkan jumlah umbi bawang merah asal biji. Menurut diskripsi bawang merah asal biji varietas
TUK TUK, bawang merah ini hanya mampu menghasilkan jumlah umbi 1-2 umbi atau anakan saja Lampiran 3. Namun dengan pengaplikasian ZPT dengan teknik
aplikasi yang berbeda dapat meningkatkan jumlah umbi bawang merah asal biji. Tabel 10. Rata-rata jumlah umbi bawang merah akibat perlakuan teknik aplikasi
ZPT Z dan umur bibit saat pindah tanam T Teknik Aplikasi ZPT
Jumlah Umbi umbi Z0
1.00 c Z1
1.98 a Z2
1.66ab Z3
1.51 b Umur Bibit Saat Pindah Tanam
Jumlah Umbi umbi T1
1.75 T2
1.55 T3
1.61 T4
1.73
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf P
≤0,05 Uji Tukey
Sedangkan perlakuan umur pindah bibit TSS berpengaruh tidak nyataterhadap jumlah umbi. Namun jumlah umbi yang terbanyak diperoleh pada
perlakuan umur bibit 3 MSS T1 diikuti oleh perlakuan umur bibit 6 MSS T4 dan umur bibit 5 MSS T3 dan jumlah umbi yang paling sedikit dijumpai pada
perlakuan umur bibit 4 MSS T2.Menurut Tamrin dan Azis 2009, tanam bibit umur 8 HSS hari setelah semai menghasilkan jumlah anakan yang banyak dan
jumlah anakan produktif juga lebih banyak, serta hasil panen lebih tinggi daripada tanam bibit umur 16 hari setelah semai.
Ubiversitas Sumatera Utara
4.10. Umur Panen Hari 4.10.1. Umur Panen Hari Setelah Pindah Tanam atau HSPT