34
6 Membuat ringkasan hasil dari kegiatan bertanya dalam proses
pembelajaran sehingga
memperoleh pengetahuan
secara sistematik.
Metode tanya jawab biasanya dipergunakan apabila: a. Bermaksud mengulang bahan pelajaran
b. Ingin membangkitkan peserta didik relajar. c. Tidak terlalu banyak peserta didik.
d. Sebagai selingan model ekspositori.
6. Prestasi Belajar
Tujuan pembelajaran dalam ranah kognitif adalah peserta didik mampu memahami satu bahan kajian tertentu dari kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan yang ditunjukkan dengan perubahan tingkah laku peserta didik salah satunya berupa hasil belajar yang optimal Mulyati,
2005: 13-14. Proses pembelajaran melibatkan dua subjek, yaitu guru dan peserta didik akan menghasilkan suatu perubahan pada diri peserta didik
sebagai hasil dari kegiatan pembelajaran yang bersifat non-fisik seperti perubahan sikap, pengetahuan, maupun kecakapan Widoyoko, 2009: 25.
Dalam mencapai prestasi belajar tentu dibutuhkan tes prestasi belajar. Tes prestasi belajar bertujuan untuk mengukur prestasi atau hasil
yang telah dicapai oleh peserta didik dalam belajar. Gronlund Azwar, 2007: 18-21 merumuskan beberapa prinsip dasar dalam pengukurn
prestasi sebagai berikut:
35
a. Tes prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi secara jelas sesuai dengan tujuan intruksional.
b. Tes prestasi harus mengukur suatu sampel yang representatif dari hasil belajar dan dari materi yang dicakup oleh program intruksional atau
pengajaran. c. Tes prestasi harus berisi item-item dengan tipe yang paling cocok guna
mengukur hasil belajar yang diinginkan. d. Tes prestasi harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan
penggunaan hasilnya. e. Reliabilitas tes prestasi harus diusahakan setinggi mungkin dan hasil
ukurnya ditafsirkan dengan hati-hati. f. Tes prestasi harus dapat digunakan untuk meningkatkan belajar para
anak didik.
7. Motivasi Belajar
Motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik
dalam memenuhi kebutuhannya Uno, 2009: 3. Dalam memenuhi kebutuhannya pada pembelajaran, peserta didik membutuhkan adanya
dorongan-dorongan. Beberapa difinisi motivasi erat kaitanyya dengan kebutuhan, banyak teori motivasi yang didasarkan dari asas kebutuhan.
Kebutuhan yang membuat seseorang dapat memenuhinya atau mencpai tujuaannya. Proses motivasi dasar basic motivation process dapat
dideskripsikan dengan Uno, 2009: 5 Gambar 1.
36
Gambar 2. Proses Motivasi Dasar Basic Motivation Process
Menurut Prastya Indrawan Suprijono, 2011: 162-163 bahwa dari tiga faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu latar belakang
keluarga, kondisi atau konteks sekolah dan motivasi mempunyai kontribusi antara 11 sampai 20 persen terhadap prestasi belajar. Studi yang
dilakukan Suciati menyimpulkan bahwa kontribusi motivasi sebesar 36 persen, sedangkan Mc Cleland menunjukan bahwa motivasi berprestasi
mempunyai kontribusi sampai 64 persen terhadap prestasi belajar. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada korelasi signifikan antara
motivasi dan belajar. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif
permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik penguatan
Need desire
Behavior
Goals Feedback
37
motivasi yang dilandasi tujuan tertentu. Korelasi ini menguatkan urgensitas motivasi belajar.
Oemar Hamalik 2001: 161 membagi motivasi menjadi dua yaitu : 1 motivasi instrinsik dan 2 motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik
adalah motivasi yang tercakup di dalam situasi belajar dan menemui kebutuhan dan tujuan-tujuan peserta didik. Motivasi ini sering juga disebut
motivasi murni. Motivasi yang sebenarnya yang timbul dalma diri peserta didik sendiri, misalnya keinginan untuk mendapat keterampilan tertentu,
memperoleh informasi dan pengertian, mengembangkan sikap untuk berhasil, menyenangi kehidupan, menyadari sumbangannya terhadap
usaha kelompok, keinginan diterima oleh orang lain, dan lain-lainnya. Jadi, motivasi ini timbul tanpa pengaruh dari luar. Motivasi instrinsik
adalah motivasi yang hidup dalam diri peserta didik dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional. Dalam hal ini pujian atau sejenisnya tidak
diperlukan oleh karena tidak akan menyebabkan peserta didik bekerja atau belajar untuk mendapatkan pujian atau hadiah itu. Motivasi ekstrinsik
adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti angka kredit, ijazah, tingkatan hadiah, medali, dan
hukuman. Motivasi ekstrinsik ini tetap diperlukan sekolah, sebab pengajaran di sekolah tidak semuanya menarik minat peserta didik atau
sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Lagi pula seringkali para peserta didik belum memahami untuk apa ia belajar hal-hal yang diberikan oleh
sekolah. Karena itu, motivasi terhadap pelajaran itu perlu dibangkitkan
38
oleh guru sehingga peserta didik mau dan ingin belajar. Sesuai dengan pendapat Agus Suprijono 2011: 162 dalam pembelajaran kooperatif guru
berperan sebagai fasilitator dan motivator. Menu
rut Mc. Donald Hamalik, 2008:159 bahwa: “Motivation is an energy change within the person characterized by affective arousal and
anticipatory goal reaction ”. Motivasi adalah perubahan energi dalam diri
pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Di dalam perumusan ini kita dapat lihat, bahwa
ada tiga unsur yang saling berkaitan, yaitu sebagai berikut: a. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi.
Perubahan-perubahan dalam motivasi timbul dari perubahan- perubahan tertentu di dalam sistem neuropisiologis dalam manusia.
Tapi ada juga perubahan energi yang tidak diketahui; b. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan affective arousal. Mula-
mula merupakan ketegangan psikologis, lalu merupakan suasana emosi. Suasana emosi ini menimbulkan kelakuan yang bermotif.
Perubahan ini mungkin biasa dan mungkin juga tidak, kita hanya dapat melihatnya dalam perbuatan.
c. Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi yang bermotivasi mengadakan respon-respon yang tertuju ke arah
suatu tujuan. Respon-respon itu berfungsi mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh perubahan energi dalam dirinya. Setiap respons
merupakan suatu langkah ke arah mencapai tujuan.
39
Hakikatnya motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan
perilaku. Motivasi belajar adalah suatu proses, proses yang memberi semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang
termotivasi adalah perilaku yang penuh energi. Motivasi belajar bertalian erat dengan tujuan belajar. Jika motivasi besar diharapkan tujuan belajar
yang akan dicapai juga masksimal. Terkait dengan hal tersebut motivasi mempunyai fungsi Suprijono, 2011: 163 :
a. Mendorong peserta didik untuk berbuat. Motivasi sebagai pendorong atau motor dari setiap kegiatan belajar.
b. Menentukan arah kegiatan pembelajaran yakni ke arah tujuan belajar yang hendak dicapai. Motivasi belajar memberikan arah dan kegiatan
yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan pembelajaran. c. Menyeleksi kegiatan pembelajaran, yakni menentukan kegiatan-
kegiatan apa yang harus dikerjakan sesuai guna mencapai tujuan pembelajaran dengan menyeleksi kegiatan-kegiatan yang tidak
menunjang bagi pencapaian tujuan tersebut. Fungsi motivasi dalam belajar dari uraian diatas, jelaslah bahwa
motivasi mendorong timbulnya kelakuan dan mempengaruhi serta mengubah kelakukan. Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi
motivasi menurut Oemoar Hamalik 2008: 161, yaitu: a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi
maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar.
40
b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan.
c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya
suatu pekerjaan. Berdasarkan fungsi-sungsi motivasi di atas, dapat dilihat motivasi
adalah salah satu faktor peserta didik berkeinginan belajar untuk suatu tujuan yang dicapai. Capat atau lambatnya pencapaian juga tergantung ada
motivasi peserta didikmasing-masing. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1 adanya hasrat dan keinginan untuk
berhasil, 2 adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, 3 adanya harapan dan cita-cita masa depan, 4 adanya penghargaan dalam belajar, 5
adanya kegiatan yang menarik dalam pembelajaran, dan 6 adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seorang
peserta didik dapat belajar dengan baik Uno, 2009 : 23. Menurut Oemar Hamalik 2001:161 nilai motivasi dalam
pengajaran adalah tanggung jawab guru agar pengajaran diberikannya berhasil dengan baik. Keberhasilan ini banyak bergantung pada usaha guru
membengkitkan motivasi belajar peserta didik. Secara garis besar motivasi mengandung nilai-nilai sebagai berikut :
a. Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya perbuatan belajar peserta didik. Belajar tanpa adanya motivasi kiranya sulit untuk
berhasil.
41
b. Pengajaran yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang ada pada
peserta didik. Pengajaran demikian sesuai dengan tuntutan demokrasi dalam pendidikan.
c. Pengajaran yang bermotivasi menuntut kreatifitas dan imajinasi guru untuk berusaha sungguh-sungguh mencari cara-cara yang relevan dan
sesuai guna membangkitkan dan memelihara motivasi belajar peserta didik. Guru senantiasa berusaha agar peserta didik memiliki self
motivation yang baik. d. Berhasil atau gagalnya dalam membangkitkan motivasi dalam
pengajaran erat pertaliannya dangan pengaturan disiplin kelas. Kegagalan dalam hal ini mengakibatkan timbulnya masalah disiplin
didalam kelas. e. Asas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral daripada asas-
asas mengajar. Penggunaan motivasi dalam mengajar buku saja melengkapi prosedur mengajar, tetapi juga menjadi faktor yang
menentukan pengajaran yang efektif. Demikian penggunaan asas motivasi adalah sangat essensial dalam proses belajar mengajar.
8. Materi Pokok Pembelajaran