Pembelajaran Kimia Deskripsi Teori

11

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Pembelajaran Kimia

Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Selain itu, terdapat suatu pengertian lain tentang belajar yaitu suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Dibandingkan dengan pengertian pertama, pada prinsipnya pengertian dari belajar memiliki suatu tujuan yaitu perubahan tingkah laku. Pengertian belajar menurut Hamzah B. Uno 2009: 22 adalah 1 memodifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman, 2 proses perubahan tingkah laku individu dengan lingkungannya, 3 perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan penggunaan dan penilaian atau mengenai sikap dan nilai-nilai pengetahuan dan kecakapan dasar, yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau lebih luas lagi dalam berbagai aspek kehiduan atau pengalaman yang terorganisasi, 4 belajar selalu menunjukan suatu proses perubahan prilaku atau pribadi seorang berdasarkan praktik atu pengalaman tertentu. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasul atau tujuan. Secara lebih jauh bahwa belajar adalah sesuatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interkasi dengan lingkukannya. 12 Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yaitu mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan Hamalik, 2001: 27. Pengertian tersebut menitikberatkan pada belajar bukan hasil tetapi proses dan di dalam proses itulah tercipta serangkaian pengalaman belajar. Hamalik 2008: 27-48 menyebutkan definisi dari mengajar adalah usaha untuk mengorganisasi lingkungan sehingga tercipta suatu suasana belajar bagi peserta didik. Pada pengertian tersebut, proses mengajar menitik beratkan pada unsur peserta didik, lingkungan, dan proses belajar. Dalam hal ini, guru memiliki peran utama di dalam kelas. Rumusan tersebut sejalan dengan tujuan dari pendidikan yaitu mengembangkan atau mengubah tingkah laku peserta didik. Mengajar dan pembelajaran memiliki pengertian yang berbeda berdasarkan peran guru di dalam kelas. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran Hamalik, 2008: 57. Jadi, kegiatan pembelajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan yang saling berhubungan dan memiliki interaksi bolak-balik yang masing-masing komponennya saling menunjang satu sama lain. Pembelajaran yang memiliki interaksi bolak-balik melibatkan peran aktif peserta didik dalam proses pembelajarannya, tidak hanya peran guru. Pembelajaran dalam konteks standar proses pendidikan tidak hanya diartikan sebagai proses menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi 13 dimaknai juga sebagai proses mengatur lingkungan supaya peserta didik belajar. Menurut Sanjaya 2006: 91-92 dominasi guru dalam proses pembelajaran dapat menimbulkan kekeliruan yang berdampak negatif pada peserta didik terkait pemahaman materi pelajaran sebagai berikut. a. Guru tidak berusaha untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik yang berarti guru tidak memahami keadaan peserta didik terkait tingkat pemahaman terhadap materi pembelajaran. b. Guru tidak pernah mengajak peserta didik untuk berpikir tentang materi yang dipelajari padahal mengajar bukan hanya menyampaikan materi pelajaran tetapi melatih kemampuan peserta didik untuk berpikir, menggunakan strutur kognitifnya secara penuh dan terarah. c. Guru tidak berusaha memperoleh umpan balik yang berarti guru tidak memahami makna pembelajaran sebagai proses bertujuan yang salah satu tujuannya adalah kemampuan peserta didik menguasai materi pelajaran. d. Guru menganggap bahwa ia adalah orang yang paling mampu dan menguasai pelajaran. Hal ini merupakan kekeliruan yang sangat besar, karena guru seharusnya tidak lagi berperan sebagai satu-satunya sumber belajar akan tetapi guru lebih berperan sebagai pengelola pembelajaran. Pembelajaran dalam konteks standar proses pendidikan tidak hanya diartikan sebagai proses menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi dimaknai juga sebagai proses mengatur lingkungan supaya peserta didik belajar. Pembelajaran yang memposisikan peran aktif peserta didik sebagai subjek belajar dapat digunakan untuk mengurangi dominasi guru dalam 14 pelaksanaan pembelajaran. Proses membelajarkan peserta didik menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran kimia pada intinya memiliki makna yang sama dengan mata pelajaran yang lain, akan tetapi berbeda bidang ilmu yang diajarkan. Ilmu kimia merupakan cabang ilmu pengetahuan alam yang diajarkan di sekolah menengah pertama dan menengah atas. Sesuai dengan tingkat kesulitan materi pelajaran kimia, maka kimia diajarkan secara lebih detail di sekolah menengah atas karena disesuaikan dengan perkembangan intelektual peserta didik. Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari gejala khusus yang terjadi ada zat atau sesuatu yang berhubungan dengan zat yaitu komposisi, struktur dan sifat transformasi, dinamika, dan energitika zat Sukarjo, 2009 :1. Mata pelajaran kimia perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus yaitu memberikan peserta didik pengetahuan, pemahaman, dan sejumlah kemampuan yang dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tingi serta mengembangkan ilmu dan teknologi. Menurut Mulyasa 2006: 133 –134, mata pelajaran kimia di SMAMA bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a. membentuk sikap positif terhadap kimia dan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa b. memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat bekerja sama dengan orang lain c. memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui percobaan atau eksperimen, dimana peserta didik melakukan pengujian hipotesis dengan merancang percobaan melalui pemasangan instrumen, 15 pengambilan, pengolahan, dan penafsiran data, serta menyampaikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis d. meningkatkan kesadaran tentang terapan kimia yang dapat bermanfaat dan juga merugikan bagi individu, masyarakat, dan lingkungan serta menyadari pentingnya mengelola dan melestarikan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat e. memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi. Pembelajaran kimia merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran kimia. Kualitas pembelajaran atau ketercapaian tujuan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Misalnya, strategi belajar mengajar, metode dan pendekatan pembelajaran, serta sumber belajar yang digunakan baik dalam bentuk buku, modul, lembar kerja, media, dan lain-lain.

2. Kondisi Pembelajaran yang Efektif

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25