25
metode NHT, dan f peserta didik mendapatkan penghargaan atas kerja sama dalam kelompok tersebut.
4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together
NHT
NHT adalah salah satu dari strategi pembelajaran tipe kooperatif. Model ini dikembangkan oleh Spenser Kagan Shoimin, 2013: 107. NHT
adalah suatu model pembelajaran berkelompok yang setiap anggota kelompoknya bertanggung jawab atas tugas kelomponya, sehingga tidak
ada pemisahan antar peserta didik yang satu dengan yang lain dalam satu kelompok untuk saling memberi dan menerima antara satu dengan yang
lain Shoimin, 2013: 108. Model NHT mengacu pada belajar kelompok peserta didik, masing-masing anggota memiliki bagian tugas pertanyaan
dengan nomor yang berbeda-beda. Aris Shoimin 2013: 108-109 menjelaskan langkah-langkah dan
kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Berikut adalah langkah-langkah penerapan model NHT:
a. Peserta didik dibagi dalam kelompok. Setiap peserta didik dalam kelompok mendapat nomor.
b. Guru memberikan
tugas dan
masing-masing kelompok
mengerjakannya c. Kelompok mendiskuksikan jawaban yang benar dan memastikan tiap
anggota kelompok dapat mengerjakannya megetahui jawaban dengan baik
26
d. Guru memanggil salah satu nomor peserta didik dan nomor yang dipanggil keluar dari kelompoknya melaporkan atau menjelaskan hasil
kerja sama mereka e. Tanggapan dengan teman lain, kemudian guru menunjuk nomer lain
f. Kesimpulan
Kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together NHT adalah
a. Setiap peserta didik menjadi siap b. Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh
c. Peserta didik yang pandai dapat mengajari yang kurang pandai d. Terjadi interaksi secara intens antar peserta didik dalam menjawab
soal e. Tidak ada peserta didik yang mendominasi dalam kelompok karena
ada nomor yang membatasi
5. Model Ekspositori
Roy Killen Sanjaya, 2008: 179 mendifinisikan pengertian strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi yang menekankan kepada proses
penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok peserta didik dengan maksud agar peserta didik dapat menguasai materi
pelajaran secara optimal direct instruction. Jadi yang dimaksud dengan strategi pembelajaran ekspositori adalah
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan tertentu dan berfungsi sebagai
27
pedoman bagi perancang pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas strategi pembelajaran ekspositori lebih mengarah kepada
tujuannya dan dapat diajarkan atau dicontohkan dalam waktu yang relatif pendek.
Sanjaya 2008: 179 menjelaskan pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada
guru teacher centered approach. Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini guru memegang peran yang sangat dominan. Melalui strategi ini guru
menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pembelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai peserta didik dengan baik.
Pembelajaran ekspositori menekankan pada proses bertutur, materi pelajaran diberikan secara langsung dan peran peserta didik adalah menyimak. Secara
langsung disini maksudnya adalah proses penyampaian materi dilakukan secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok peserta didik dengan
maksud agar peserta didik dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Dimyati 2006: 172 menyatakan prilaku mengajar dengan strategi
ekspositori juga dinamakan model ekspositori pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara langsung dari seorang guru kepada
peserta didik nya dengan maksud agar peserta didik dapat menguasai materi pembelajaran secara optimal. Tujuan utama dalam pembelajaran ekspositori
adalah “memindahkan” pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kepada peserta didik Dimyati, 2006: 172. Materi pembelajaran telah disiapkan,
peserta didik tidak dituntut untuk menemukan materi yang akan diajarkan
28
melainkan hanya menerima. Secara umum terdapat beberapa karakteristik strategi ekpsositori . Penyampaian materi disampaikan secara verbal, artinya
bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini, oleh karena nya strategi ekspositori juga sering di samakan dengan ekspositori.
Materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang pada umumnya telah jadi, seperti data atau fakta data, konsep-konsep tertentu yang
dituntut untuk dihafal sehingga tidak menuntut peserta didik untuk berfikir ulang. Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi itu sendiri.
Artinya setelah proses pembelajaran berakhir peserta didik diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara mengungkapkan kembali materi
yang telah diuraikan. Guru sangat dominan memegang peranan dalam pembelajaran ini. Melalui
pendekatan ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi yang disampaikan dapat dikuasai peserta didik dengan
baik. Fokus utama dalam strategi ini adalah kemampuan akademik peserta didik academic achievement.
Menurut Dimyati 2006:173 peranan guru dalam strategi pembelajaran ekspositori adalah penyusun program pembelajaran, pemberi informasi yang
benar, pemberi fasilitas belajar yang baik. pembimbing peserta didik dalam memperoleh informasi yang benar, penilai pemerolehan informasi. Sementara
peranan peserta didik dalam strategi pembelajaran ekspsositori adalah pencari informasi yang benar, pemakai media dan sumber yang benar, menyelesaikan
tugas sehubungan dengan penilaian guru.
29
Prinsip-prinsip pembelajaran dengan model ekspositori yang harus diperhatikan oleh setiap guru antara lain Wina Sanjaya, 2008:181
a. Berorientasi pada Tujuan
Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam metode ini, namun tidak berarti proses penyampaian materi tanpa tujuan
pembelajaran, justru tujuan itulah yang harus menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan model ini.
b. Prinsip Komunikasi Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi, yang
menunjuk pada proses penyampaian pesan dari seseorang sumber pesan kepada seseorang atau sekelompok orang penerima pesan. Pesan yang ingin
disampaikan dalam hal ini adalah materi pelajaran yang telah diorganisir dan disusun dengan tujuan tertentu yang ingin dicapai. Dalam proses komunikasi
guru berfungsi sebagai sumber pesan dan peserta didik berfungsi sebagai penerima pesan.
c. Prinsip Kesiapan
Dalam teori belajar koneksionisme, “kesiapan” merupakan salah satu hubelajar.Inti dari hukum ini adalah guru harus terlebih dahulu memosisikan
peserta didik dalam keadaan siap baik secara fisik maupun psikis untuk menerima pelajaran. Jangan memulai pelajaran, manakala peserta didik
belum siap untuk menerimanya. d. Prinsip Berkelanjutan
30
Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong peserta didik untuk mau mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan
hanya berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya. Pelaksanaannya model ekspositori memiliki prosedur-prosedur , secara
garis besar
digambarkan oleh
Sanjaya 2008:
185-200 :
a. Persiapan Preparation Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan peserta didik untuk
menerima pelajaran. Dalam model ekspositori, keberhasilan pelaksanaan pembelajaran sangat bergantung pada langkah persiapan. Tujuan yang
ingin dicapai adalah mengajak peserta didik keluar dari kondisi mental yang pasif, membangkitkan motivasi dan minat peserta didik untuk
belajar, merangsang dan mengubah rasa ingin tahu peserta didik, menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka.
b. Penyajian Presentation Tahap penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai
dengan persiapan yang telah dilakukan.Hal yang harus diperhatikan oleh guru adalah bagaimana materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap
dan dipahami oleh peserta didik. Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini diantaranya :
Penggunaan bahasa, intonasi suara, Menjaga kontak mata dengan peserta didik, serta menggunakan kemampuan guru untuk menjaga agar suasana
kelas tetap hidup dan menyenangkan. c. Korelasi Correlation
31
Tahap korelasi adalah langkah yang dilakukan untuk memberikan makna terhadap materi pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur
pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir dan kemampuan motorik
peserta didik. d. Menyimpulkan Generalization
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti core dari materi pelajaran yang telah disajikan. Sebab melalui langkah menyimpulkan,
peserta didik dapat mengambil inti sari dari proses penyajian. Menyimpulkan berarti pula memberikan keyakinan kepada peserta didik
tentang kebenaran suatu paparan. Sehingga peserta didik tidak merasa ragu lagi akan penjelasan guru. Menyimpulkan bisa dilakukan dengan cara
mengulang kembali inti- inti materi yang menjadi pokok persoalan, memberikan beberapa pertanyaan yang relevan dengan materi yang
diajarkan, dan membuat maping atau pemetaan keterkaitan antar pokok- pokok materi.
e. Mengaplikasikan Aplication Tahap aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan peserta didik setelah
mereka menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting dalam proses pembelajaran ekspositori. Sebab melalui
langkah ini guru akan dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah diajarkan.
Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini diantaranya, dengan
32
membuat tugas yang relevan, serta dengan memberikan tes materi yang telah diajarkan untuk dikerjakan oleh peserta didik.
Model pembelajaran lain yang biasanya digunakan bersamaan dengan model ekspositori adalah metode tanya jawab. Selama proses
model ekspositori akan ada oertanyaan yang diajukan peserta didik kepada guru atau dari guru kepada peserta didik. Metode tanya jawab adalah
metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog
antara guru dan peserta didik Sudjana, 2010: 78-79. Guru bertanya peserta didik menjawab atau peserta didik bertanya guru menjawab.
Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru. Beberapa hal yang penting diperhatikan dalam
metode tanya jawab ini antara lain: a. Tujuan yang akan dicapai dari metode tanya jawab.
1 Untuk mengetahui sampai sejauh mana materi pelajaran yang telah
dikuasai oleh peserta didik. 2
Untuk merangsang peserta didik berfikir. 3
Memberi kesempatan pada peserta didik untuk mengajukan masalah yang belum dipahami.
b. Jenis pertanyaan. Pada dasarnya ada dua pertanyaan yang perlu diajukan,
yakni pertanyaan ingatan dan pertanyaan pikiran:
33
1 Pertanyaan ingatan, dimaksudkan untuk mengetahui sampai
sejauh mana pengetahuan sudah tertanam pada peserta didik. Biasanya pertanyaan berpangkal kepada apa, kapan, di mana,
berapa, dan yag sejenisnya. 2
Pertanyaan pikiran, dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana cara berpikir anak dalam menanggapi suatu
persoalan. Biasanya pertanyaan ini dimulai dengan kata mengapa, bagaimana.
c. Tehnik mengajukan pertanyaan Berhasil tidaknya metode tanya jawab, sangat bergantung
kepada teknik guru dalam mengajukan pertanyaan. Hal pokok yang harus diperhatikan adalah:
1 Perumusan pertanyaan harus jelas dan terbatas, sehingga tidak
menimbulkan keraguan pada peserta didik.
2 Pertanyaan hendaknya terlebih dahulu diajukan untuk seluruh
peserta didik sebelum menunjuk peserta didik perorangan untuk menjawabnya.
3 Memberi kesempatan atau waktu bagi kepada peserta didik untuk
berpikir. 4
Hargailah pendapat atau pertanyaan dari peserta didik. 5
Distribusi atau pemberian pertanyaan harus merata.
34
6 Membuat ringkasan hasil dari kegiatan bertanya dalam proses
pembelajaran sehingga
memperoleh pengetahuan
secara sistematik.
Metode tanya jawab biasanya dipergunakan apabila: a. Bermaksud mengulang bahan pelajaran
b. Ingin membangkitkan peserta didik relajar. c. Tidak terlalu banyak peserta didik.
d. Sebagai selingan model ekspositori.
6. Prestasi Belajar