Pengertian Kemampuan Penjumlahan pada Anak Autis Pengertian Media Papan Manik-manik

10 Kendala dalam mengembangkan dan mempertahankan hubungan sosial yang sesuai dengan usia perkembangannya selain dengan pengasuh ditunjukkan dengan beberapa contoh di bawah ini. Misalnya, anak autis tidak dapat mengadaptasikan perilakunya terhadap keadaan sosial yang berbeda-beda, tidak dapat bermain pura-pura seperti anak sebayanya yang biasanya bermain permainan imajinatif seperti permainan memasak, ibu- ibuan, dokter-dokteran, dan lain-lain. Anak autis bahkan terlihat seperti tidak memiliki ketertarikan dengan orang lain, sehingga anak seringkali terlihat menikmati kesendiriannya dan memiliki dunia lain saat anak bermain sendiri. Pada kriteria B, anak autis memiliki pola perilaku yang terbatas dan berulang, ketertarikan paling tidak pada dua hal yaitu gerakan motorik atau penggunaan obyek yang stereotip atau berulang, ketaatan pada rutinitas yang berlebihankaku dan akan terjadi distress berlebihan saat pola kebiasaan itu mengalami perubahan yang kecil, adanya pola ritualistik perilaku verbal dan non verbal atau kesulitan untuk berubah misalnya menanyakan suatu hal dengan terus menerus. Adanya keterbatasan yang tinggi, ketertarikan pada sesuatu yang terbatas dengan intensitas dan fokus yang abnormal ditunjukkan dengan minat atau ketertarikan anak yang berlebihan pada benda-benda yang tak lazim seperti lampu, dan benda- benda yang berputar. Reaksi yang berlebihan hyperreactive atau sangat kekurangan hyporeactive terhadap rangsang sensori atau ketertarikan yang 11 tidak biasa terhadap aspek sensori lingkungan misalnya respon yang tidak tepat pada rasa sakit, panas, atau dingin. Pada bunyi, aroma, serta sentuhan. Kriteria C yaitu gejala-gejala tersebut harus mulai terlihat pada masa kanak-kanak awal sehingga anak tidak dapat memenuhi tuntutan secara sosial. Kriteria D yaitu gejala-gejala tersebut di atas terjadi secara bersamaan sehingga membatasi dan mengganggu fungsi keseharian. Kriteria C dan D tersebut merupakan kriteria prasyarat ketika seorang anak diduga memiliki gejala autis yang ditunjukkan oleh kriteria A dan B. Menurut Mohanmad Sugiarmin 2005 : 11, anak autis memiliki pola bermain yang berbeda dengan anak normal pada umumnya. Ia juga kurang atau tidak kreatif dan imajinatif dalam bermain, tidak bermain sesuai dengan fungsi mainan, misalnya sepeda dibalik dan rodanya diputar-putar, senang akan benda-benda berputar, seperti kipas angin atau roda sepeda. Dapat lekat dengan benda-benda tertentu dan tidak bisa lepas kadang dibawa kemana-mana. Menurut Vregteveen Dyah Puspita, 2005: 3-4 ciri-ciri anak autis adalah Vredgteveen, Autisma dan Spektrum Autisma,yaitu tidak ada kontak mata atau terbatas, sulit menerima perubahan, gangguan kognisi, menyukai kegiatan rutin, lebih berminat kepada benda daripada orang, hambatan motorik, kurang imajinasi, kurang berminat bermain dengan teman, kurang mengerti peraturan sosial, suka bermain sendiri. Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas dapat ditegaskan bahwa anak autis memiliki beberapa karakteristik yang berkaitan dengan