27 diberikan. Materi operasi hitung penjumlahan yang menggunakan bantuan
media papan manik-manik dirasa peneliti akan dapat meningkatkan motivasi serta minat siswa autis karena penyampaian materi penjumlahan
ini dilakukan sambil bermain.
D. Langkah-langkah Penggunaan Media Papan Manik-manik untuk
Penjumlahan
Media papan manik-manik merupakan media visual. Media papan manik-manik digunakan karena media visual dalam penggunaannya
melibatkan indera penglihatan. Hal ini dikuatkan melalui teori yang dikemukakan Edgar Dale Azhar Arsyad, 2009 : 10 bahwa pengetahuan
seseorang itu diperoleh melalui indrawi, 75 melalui indra mata, 13 melalui indra telinga dan selebihnya melalui indra lain.
Penggunaan media papan manik-manik sangat mudah dan praktis dalam penggunaannya. Bentuk pengajaran dengan media papan manik-
manik dalam pembelajaran operasi hitung penjumlahan ini adalah kegiatan belajar ini dilakukan siswa dengan cara belajar sambil bermain, sehingga
anak autis dalam menerima materi pembelajaran seolah-olah dalam suasana bermain yang dapat mengusir rasa jenuh saat pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan media papan manik-manik. Pembelajaran melalui media papan manik-manik ini siswa diajak aktif untuk menemukan jumlah
dan lambang bilangan. Dalam skripsi Supiyah 2012 : 31 disebutkan bahwa prinsip kerja media ini yaitu dengan menggeser papan manik-manik sesuai
jumlah yang akan dihitung. Subyek diminta untuk menghitung dengan
28 menggunakan papan manik-manik dengan hasil sampai 10 dilakukan secara
berulang-ulang. Langkah-langkah penerapan media papan manik-manik mengalami
sedikit modifikasi terkait subjek yang akan diberikan intervensi adalah anak autis. Hasil modifikasi ini berdasarkan pada langkah-langkah penerapan
media papan manik-manik menurut Supiyah 2012 : 32. Berikut ini adalah langkah-langkah penggunaan media papan manik untuk penjumlahan yang
sudah dimodifikasi oleh peneliti : 1.
Mula-mula siswa diberikan soal penjumlahan, misalnya 2 + 3 = ... tanpa menggunakan media.
2. Jika siswa tidak dapat mengerjakan, maka guru mengajarkan siswa
dengan menggunakan media papan manik-manik. 3.
Siswa diberikan soal sama seperti yang dilakukan pada permulaan, misalnya 2 + 3 = ...
4. Guru meminta anak untuk menyebutkan angka yang ditunjuk guru pada
soal, misal dengan menunjuk angka 2, guru bertanya “ ini angka berapa?”
5. Siswa menjawab “dua”, lalu guru berkata “tarik ke atas sebanyak 2
butir manik-manik ” 6.
Setelah siswa sudah menarik 2 butir manik-manik, guru kemudian bertanya kembali angka yang ditunjuk kepada siswa, misal menunjuk
angka 3 pada soal 2 + 3 = ... 7.
Jika anak dapat menjawab dengan betul, maka guru melanjutkan pada langkah berikutnya yaitu menarik sebanyak 3 butir angka ke atas.
8. Guru meminta siswa untuk menghitung jumlah butir manik-manik yang
ditarik ke atas. 9.
Guru memberikan perintah kepada siswa untuk melihat angka hasil di sebelah kanan media papan manik-manik.
29 10.
Menulis jawaban hasil penghitungan pada lembar soal yang diberikan.
E. Keefektifan Media Papan Manik-Manik
“Keefektifan dalam penggunaan media berarti dengan penggunaan media maka informasi pengajaran dapat diserap oleh anak didik dengan
optimal sehingga menimbulkan perubahan tingkah lakunya” Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, 2010 : 130. Keefektifan media papan
manik-manik berkaitan langsung dengan keberhasilan pencapaian pengalaman belajar.
Media papan manik-manik dapat dikatakan efektif jika dengan penggunaan media papan manik-manik ini siswa mampu memahami materi
operasi hitung penjumlahan secara optimal dengan mencapai indikator dan kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan di sekolah. Kemampuan
tersebut ditunjukkan dengan kemampuan siswa untuk menyelesaikan soal operasi hitung penjumlahan setelah belajar dengan menggunakan media
papan manik-manik lebih baik dibandingkan sebelum menggunakan media papan manik-manik hasil baseline-2 lebih tinggi dari hasil baseline-1.