Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

9 atau gangguan dalam berperilaku motorik, misalnya ia sering melakukan gerakan berulang-ulang, memiliki minat yang terbatas hanya pada beberapa benda dan beberapa kegiatan, serta kurang dapat memberikan respon sensoris saat orang lain mengajaknya berkomunikasi dengan berbicara dan saling memandang. Sering kali anak mengalihkan mata nya untuk memandang objek lain. Karakteristik anak autis menurut Diagnostic and Statistical Manual or Mental Disorder atau yang biasa disebut DSM V, American Psychiatric Association 2013 : 16-17 pada kriteria A, meliputi adanya kekurangan yang relatif menetap dalam semua hal yaitu kendala dalam hubungan sosial- emosional timbal balik, kendala atau kurangnya kemampuan dalam penggunaan komunikasi non-verbal dalam interaksi sosial, Kendala dalam mengembangkan dan mempertahankan hubungan sosial yang sesuai dengan usia perkembangannya selain dengan pengasuh. Pada pola hubungan timbal balik, misalnya, anak autis tidak dapat melakukan komunikasi dua arah dengan orang lain. Komunikasi sering kali hanya terjadi satu arah antara orang lain dengan anak autis, itupun anak autis belum tentu merespon dengan baik. Anak autis juga tidak memiliki rasa empati dengan orang lain. Kendala pada penggunaan bahasa verbal-non verbal dapat ditunjukkan dengan kontak mata yang terbatas, bahasa tubuh dan ekspresi wajah yang aneh bahkan kekurangan secara total, serta kurangnya bahasa verbal yang anak lakukan. 10 Kendala dalam mengembangkan dan mempertahankan hubungan sosial yang sesuai dengan usia perkembangannya selain dengan pengasuh ditunjukkan dengan beberapa contoh di bawah ini. Misalnya, anak autis tidak dapat mengadaptasikan perilakunya terhadap keadaan sosial yang berbeda-beda, tidak dapat bermain pura-pura seperti anak sebayanya yang biasanya bermain permainan imajinatif seperti permainan memasak, ibu- ibuan, dokter-dokteran, dan lain-lain. Anak autis bahkan terlihat seperti tidak memiliki ketertarikan dengan orang lain, sehingga anak seringkali terlihat menikmati kesendiriannya dan memiliki dunia lain saat anak bermain sendiri. Pada kriteria B, anak autis memiliki pola perilaku yang terbatas dan berulang, ketertarikan paling tidak pada dua hal yaitu gerakan motorik atau penggunaan obyek yang stereotip atau berulang, ketaatan pada rutinitas yang berlebihankaku dan akan terjadi distress berlebihan saat pola kebiasaan itu mengalami perubahan yang kecil, adanya pola ritualistik perilaku verbal dan non verbal atau kesulitan untuk berubah misalnya menanyakan suatu hal dengan terus menerus. Adanya keterbatasan yang tinggi, ketertarikan pada sesuatu yang terbatas dengan intensitas dan fokus yang abnormal ditunjukkan dengan minat atau ketertarikan anak yang berlebihan pada benda-benda yang tak lazim seperti lampu, dan benda- benda yang berputar. Reaksi yang berlebihan hyperreactive atau sangat kekurangan hyporeactive terhadap rangsang sensori atau ketertarikan yang