Langkah-langkah Penggunaan Media Papan Manik-manik untuk

31

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen yang bertujuan untuk memperoleh data yang diperlukan dengan melihat hasil atau akibat dari suatu perlakuan atau treatment dalam penerapan penggunaan media papan manik-manik terhadap kemampuan operasi hitung penjumlahan anak autis kelas IV di sekolah khusus autis Bina Anggita, Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak variabel bebas yang secara sengaja dimunculkan terhadap variabel terikat dalam penelitian sehingga penelitian ini berbentuk kuasi eksperimen. Variabel yang sengaja dimunculkan adalah penggunaan media papan manik-manik sebagai variabel bebas. Menurut Emzir 2008: 65 menyebutkan bahwa ada tiga hal yang menjadi karakteristik penelitian kuasi eksperimen yakni 1 manipulasi, 2 pengendalian, dan 3 pengamatan. Manipulasi dalam penelitian ini dilakukan pada variabel bebas penelitian yakni media papan manik-manik. Pengendalian dalam penelitian ini untuk menyingkirkan pengaruh variabel lain yang dapat mempengaruhi variabel terikat yakni kondisi kelas dan waktu pemberian perlakuan. Aspek yang diamati dalam penelitian ini adalah membandingkan kemampuan operasi hitung penjumlahan dengan hasil sampai 10 dengan menggunakan media papan manik-manik dengan 32 pemberian tes sebelum dan sesudah perlakuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian kuasi eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain subjek tunggal. Pengukuran variabel terikat dalam penelitian subjek tunggal ini dilakukan secara berulang-ulang dengan periode waktu tertentu misalnya perminggu, perhari, atau perjam. Perbandingan ini tidak dilakukan baik antar individu maupun kelompok, akan tetapi perbandingan dilakukan terhadap subjek yang sama dalam kondisi yang berbeda. Kondisi yang dimaksud di sini adalah kondisi baseline dan eksperimen intervensi. Bordens. Kenneth S Bruce B. Abbott. 2010 : 286 menjelaskan bahwa “baseline adalah kondisi di mana pengukuran target behavior dilakukan pada keadaan natural sebelum dilakukan intervensi apapun. Kondisi eksperimen adalah kondisi di mana suatu intervensi telah diberikan dan target behavior diukur di bawah kondisi tersebut. Pada penelitian dengan desain subjek tunggal selalu dilakukan perbandingan antara fase baseline dengan sekurang- kurangnya satu fase intervensi” Juang Sunanto, 2005 : 54. Eksperimen desain tunggal memiliki beberapa variasi desain. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata 2006 : 211 “desain eksperimen desain tunggal yaitu desain A-B, desain A-B-A, dan desain jamak”. Pola desain penelitian subjek tunggal yang dipakai dalam penelitian ini adalah bentuk rancangan desain A-B-A. Juang Sunanto 2005 : 50 menjelaskan bahwa “desain A-B-A telah menunjukkan adanya hubungan sebab akibat antara variabel terikat 33 dengan variabel bebas”. Pada penelitian ini, tujuan digunakannya pola desain A-B-A yaitu untuk mengetahui besarnya pengaruh media manik-manik terhadap kemampuan operasi hitung penjumlahan anak autis. Pola desain penelitian subjek tunggal yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk rancangan desain A-B-A. Juang Sunanto 2006: 44 menjelaskan bahwa desain A-B-A ini, menunjukkan adanya hubungan sebab akibat antara variabel terikat dan variabel bebas yang lebih kuat dibandingkan dengan desain A-B. Dalam penelitian ini, tujuan digunakannya pola desain A- B-A yaitu untuk mengetahui besarnya pengaruh media papan manik-manik terhadap kemampuan operasi hitung penjumlahan anak autis kelas IV di SLB Bina Anggita. Berikut ini adalah penjelasan mengenai pola desain A-B-A, yaitu: 1. A-1 baseline-1 adalah lambang dari garis dasar baseline dasar. Baseline adalah kondisi dimana pengukuran perilaku sasaran dilakukan pada keadaan natural sebelum diberikan intervensi apapun. Pengukuran pada fase ini dilakukan sebanyak 3 sesi dengan durasi waktu disesuaikan dengan kebutuhan. Pengukuran pada fase baseline-1 dilakukan sampai data stabil. Pengukuran pada fase ini dilakukan dengan mengukur kemampuan awal anak dalam operasi hitung penjumlahan, sebelum diberikan perlakuan apapun. 2. B intervensi yaitu suatu gambaran mengenai kemampuan yang dimiliki anak dalam kemampuan operasi hitung penjumlahan selama diberikan intervensi atau perlakuan secara berulang-ulang dengan melihat hasil pada