Pengertian Anak Autis Tinjauan Tentang Anak Autis
11 tidak biasa terhadap aspek sensori lingkungan misalnya respon yang tidak
tepat pada rasa sakit, panas, atau dingin. Pada bunyi, aroma, serta sentuhan. Kriteria C yaitu gejala-gejala tersebut harus mulai terlihat pada masa
kanak-kanak awal sehingga anak tidak dapat memenuhi tuntutan secara sosial. Kriteria D yaitu gejala-gejala tersebut di atas terjadi secara
bersamaan sehingga membatasi dan mengganggu fungsi keseharian. Kriteria C dan D tersebut merupakan kriteria prasyarat ketika seorang anak diduga
memiliki gejala autis yang ditunjukkan oleh kriteria A dan B. Menurut Mohanmad Sugiarmin 2005 : 11, anak autis memiliki pola
bermain yang berbeda dengan anak normal pada umumnya. Ia juga kurang atau tidak kreatif dan imajinatif dalam bermain, tidak bermain sesuai dengan
fungsi mainan, misalnya sepeda dibalik dan rodanya diputar-putar, senang akan benda-benda berputar, seperti kipas angin atau roda sepeda. Dapat
lekat dengan benda-benda tertentu dan tidak bisa lepas kadang dibawa kemana-mana.
Menurut Vregteveen Dyah Puspita, 2005: 3-4 ciri-ciri anak autis adalah Vredgteveen, Autisma dan Spektrum Autisma,yaitu tidak ada kontak mata atau
terbatas, sulit menerima perubahan, gangguan kognisi, menyukai kegiatan rutin, lebih berminat kepada benda daripada orang, hambatan motorik, kurang
imajinasi, kurang berminat bermain dengan teman, kurang mengerti peraturan sosial, suka bermain sendiri.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas dapat ditegaskan bahwa anak autis memiliki beberapa karakteristik yang berkaitan dengan
12 kemampuan berinteraksi, bersosialisasi serta perilaku yang mengalami
gangguan. Anak autis juga memiliki kesulitan untuk berpikir abstrak kemampuan imajinatif yang kurang. Anak autis lebih menyukai benda
dibandingkan orang, inilah yang membuatnya terlihat lebih senang menyendiri. Ia tidak dapat menjalin hubungan baik dengan orang lain dan
seperti hidup dalam dunianya sendiri yang tidak bisa dicampuri oleh orang lain. Beberapa anak autis memiliki karakteristik emosi yang tidak stabil
serta sering tertawa dan marah-marah tanpa sebab serta memiliki pola kebiasaan tertentu yang dapat membuat anak distress yang berkebihan saat
pola kebiasaan tersebut sedikit mengalami perubahan, ia juga memiliki pola bermain yang berbeda dengan anak normal pada umumnya.