Pengertian Pembelajaran Matematika Tinjauan Tentang Pembelajaran Matematika untuk Anak Autis
18 + = ... , maka guru mengajarkan bahwa soal tersebut sama
dengan 2 + 1 = ... , yaitu dengan mengajarkan bahwa gambar banyaknya 2, dan gambar banyaknya 1. Kegiatan belajar mengajar
perlu didahului dengan pengenalan materi yang akan disampaikan pada anak di setiap awal kegiatan belajar itu dimulai, anak harus terlebih dahulu
paham dengan apa yang dipelajarinya, baru kemudian difokuskan menuju indikator yang harus dicapai oleh anak tersebut. Bahasa lisan maupun
tulisan guru dalam prosedur mengajar juga harus diperhatikan. Bahasa yang digunakan hendaknya baku dan konsisten, mengingat subyek dalam
penelitian ini merupakan anak autis. Cara mengajar pun harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing anak dan masing-masing gangguan anak.
Dalam penelitian ini subjek merupakan anak autis, maka guru juga harus mengembangkan kemampuan berkomunikasi anak sambil melatih dan
meningkatkan kemampuan penjumlahan angka dalam pelajaran matematika. Materi matematika dasar untuk anak berkesulitan belajar, meliputi:
keterampilan dasar berhitung, keterampilan numeral, keterampilan membilang dan operasi bilangan bulat. Prinsip pembelajaran matematika
anak autis sama dengan pembelajaran matematika pada sekolah formal biasa. Hanya saja pada pembelajaran matematika anak autis dibutuhkan
beberapa pra syarat menurut Endang Novalina 2012 : 21, yaitu: 1. Penanaman kontak dan komunikasi antara guru dan anak, mengingat
anak autis memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi atau kontak sosial.
19 2. Adanya persamaan konsepsi dan simbol antara guru dan anak.
Penanaman kontak dan komunikasi antara guru dan anak dilakukan dengan keaktifan guru untuk menjalin komunikasi dengan anak di dalam
proses belajar. Dalam hal ini saat guru atau peneliti melakukan serangkaian proses penelitian penerapan media papan manik-manik pada anak autis. Di
samping mengembangkan akademiknya, guru juga dapat mengembangkan kemampuan komunikasi serta interaksi sosial anak.
Menanamkan persamaan konsepsi dan simbol antara guru dan anak dilakukan dengan mengajarkan anak konsep penjumlahan dan simbol
penjumlahan. Misalnya pada penelitian ini anak sudah mampu menghitung gambar himpunan, maka guru mengajarkan bahwa jumlah 2 biji manik-
manik yaitu sama dengan angka 2, jumlah 3 biji manik-manik yaitu sama dengan angka 3, dan seterusnya. Dengan begitu akan terjadi persamaan
konsepsi dan simbol antara guru dengan anak autis.