35
akan mudah bosan; 4 peserta didik lebih aktif melakukan kegiatan belajar seperti: mengamati, melakukan, dan mendemonstrasikan dan
sebagainya.
b.
Kekurangan Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran Menurut Ruseffendi 1992: 144, kekurangan penggunaan alat peraga
dalam pembelajaran adalah, 1 guru lebih dituntut untuk menguasai penggunaan alat peraga; 2 banyak waktu yang diperlukan untuk
persiapan penggunaan alat peraga; 3 membutuhkan tambahan biaya
dalam pengadaannya. Dari penjelasan kelebihan alat peraga di atas dapat disimpulkan
bahwa alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran matematika akan mempermudah siswa dalam memahami pembelajaran.
Dari kelebihan ada juga kekurangannya, guru dituntut untuk mempersiapkan waktu yang lebih banyak. Tetapi, alat peraga juga dapat
lebih mudah dalam mengerjakannya yaitu dengan cara membuat alat peraga yang lebih simpel, hemat biaya, dan mudah dipahami.
H. Kerangka Berfikir
Jeanne Ellis Ormrod 2018: 101 menjelaskan “minat interest adalah bahwa mereka menganggap topik atau aktivitas tersebut menarik dan
menantang”. Selanjutnya McDaniel, dkk dalam Jeanne Ellis Ormrod 2008: 102 menjelaskan bahwa “siswa yang tertarik pada sebuah topik tertentu
36 mencurahkan perhatian yang lebih banyak pada topik itu dan menjadi lebih
terlibat secara kognitif di dalamnya”.
Minat belajar siswa terhadap pembelajaran matematika tergantung dari model pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Pada kenyataannya masih
banyak guru yang belum menyadari tentang ketidak sesuaian model yang diterapkan dalam pembelajaran, guru hanya menggunakan buku dalam
pembelajaran sehingga siswa tidak mendapatkan pengalaman langsung tentang materi yang diajarkan. Hal tersebut membuat siswa merasa bosan
terhadap pembelajaran yang mengakibatkan minat siswa menurun, padahal
yang dapat memicu siswa dalam suatu keberhasilan adalah minat.
Media pembelajaran dekak multifungsi dipilih, karena sesuai dengan karakteristik siswa kelas IVB SD Negeri Kotagede 1 Yogyakarta yaitu anak
mengembangkan kemampuan untuk mempermudah dalam memahami konsep tentang FPB. Adapun skema kerangka berfikir dapat digambarkan sebagai
berikut:
37 Gambar 2. Skema Kerangka Berfikir
I. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian bab II, maka hipotesis penelitian ini adalah “minat
belajar matematika dengan materi tentang FPB pada siswa kelas IVB SD Negeri Kotagede 1 Yogyakarta dapat ditingkatkan dengan menggunakan
media dekak multifungsi”.
Siswa
Minat belajar matematika
materi FBP
Guru
Belum menggunaka
n media
dalam pembelajaran
matematika
Siklus 1
Menggunakan dekak
multifungsi dalam
pembelajaran matematika
Menggunakan media dekak
multifungsi dalam
pembelajaran matematika
Siklus 2
Menggunakan dekak
multifungsi dalam
pembelajaran matematika
Diperkirakan melalui
penggunaan media dekak
multifungsi dapat
meningkatkan minat belajar
matematika tentang materi
FPB
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir
38
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas. Wina Sanjaya 2009: 25 mengungkapkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah
penerapan berbagai fakta yang ditemukan untuk memecahkan masalah dalam situasi sosial untuk meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan dengan
melibatkan kolaborasi dan kerja sama para peneliti dan praktisi. Carr dan Kemmis Wijaya Kusumah Dedi Dwitagama, 2010: 8
mengungkapkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah sesuatu bentuk penelitian refleksi diri self reflective yang dilakukan oleh para partisipan
dalam situasi sosial untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran: 1.
Praktik-praktik sosial atau pendidikan yang dilakukan sendiri. 2.
Pengertian mengenai praktik-praktik tersebut. 3.
Situasi-situasi di mana praktik-praktik tersebut dilaksanakan. McNiff Wijaya Kusumah Dedi Dwitagama, 2010: 8 memandang
bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai
alat untuk pengembangan keahlian mengajar. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian tentang, untuk, dan oleh masyarakatkelompok sasaran
dengan memanfaatkan interaksi, partisipasi, dan kolaboratif antara peneliti dan kelompok sasaran.