Analisis Tipologi Overlay Analisis Gravitasi

1 Nilai RPR + dan nilai RPS + berarti kegiatan sektor tersebut pada tingkat wilayah referensi dan tingkat wilayah studi memiliki pertumbuhan yang menonjol. 2 Nilai RPR + dan nilai RPS - berarti sektor tersebut pada tingkat wilayah referensi memiliki pertumbuhan yang menonjol, tetapi tingkat wilayah studi kurang menonjol. 3 Nilai RPR - dan nilai RPS + berarti sektor tersebut pada tingkat wilayah referensi memiliki pertumbuhan kurang menonjol tetapi di tingkat wilayah studi memiliki pertumbuhan yang menonjol. 4 Nilai RPR - dan nilai nilai RPS - berarti sektor tersebut pada tingkat wilayah referensi maupun di tingkat wilayah studi memiliki pertumbuhan yang tidak menonjol.

3.3.5. Analisis Tipologi Overlay

Analisis Tipologi Overlay merupakan penggabungan atau penampilan lebih dari satu alat analisis dengan tujuan untuk menyaring hasil analisis yang paling baik, dimana hasil akhir dapat merupakan kemungkinan ataupun hanya merupakan hasil yang diinginkan saja Mikhail, 1991. Analisis Tipologi Overlay dalam penelitian ini merupakan rangkuman antara analisis Location Quotient LQ dan analisis Model Rasio Pertumbuhan MRP yaitu nilai RPS. Analisis ini digunakan untuk menentukan sektor-sektor ekonomi unggulan rumusan masalah yang ketiga maupun potensial berdasarkan kriteria pertumbuhan RPS dan kriteria kontribusi LQ. Dengan mempertimbangkan kedua kriteria tersebut, penentuan kegiatan ekonomi yang unggul dan potensal dapat lebih akurat. Menurut Maulana Yusuf 1999, pengelompokannya adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara a. RPS + dan LQ +, berarti bahwa sektor tersebut merupakan sektor unggulan dan layak mendapat prioritas dalam pembangunan. b. RPS + dan LQ -, berarti bahwa sektor tersebut merupakan sektor yang potensial. Sektor ini sedang mengalami perkembangan yang perlu mendapat perhatian untuk kontribusinya dalam pembentukan PDRB. c. RPS - dan LQ +, berarti bahwa sektor tersebut merupakan sektor yang potensial namun ada kecenderungan menurun. Sektor ini menunjukkan sedang mengalami penurunan sehingga perlu dipacu pertumbuhannya. d. RPS - dan LQ -, berarti bahwa sektor tersebut merupakan sektor yang rendah dari segi pertumbuhan dan kontribusi sektor tertinggal. Sektor ini tidak layak mendapat prioritas dalam pembangunan.

3.3.6. Analisis Gravitasi

Penelitian ini menggunakan analisis gravitasi untuk melihat besarnya daya tarik dari suatu potensi yang berada pada suatu lokasi rumusan masalah yang keempat. Model ini digunakan untuk melihat kaitan suatu potensi dan besarnya wilayah pengaruh dari potensi tersebut. Model gravitasi dapat digunakan untuk menghitung besarnya interaksi yang terjadi antara dua wilayah Tarigan, 2005. Dalam konteks penelitian ini, analisis gravitasi digunakan untuk mengidentifikasikan interaksi ekonomi atau keterkaitan antara Kota Medan dengan kabupatenkota lainnya yang termasuk kawasan Mebidangro. Menurut analisis ini daya tarik menarik antar pusat pertumbuhan dengan daerah sekitarnya merupakan perbandingan terbalik antara besarnya pengaruh pusat wilayah dan kuadrat jarak antara dua wilayah. Rumus analisis gravitasi adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara � �� = � � � � � � � �� 9 Keterangan : T ij = Daya tarik menarik antara daerah i dan j P i = Besarnya massa dari wilayah i yang menggunakan tolak ukur jumlah penduduk wilayah i P j = Besarnya massa dari wilayah j yang menggunakan tolak ukur jumlah penduduk wilayah j d ij = Jarak antara wilayah i dengan wilayah j b = Konstanta yang nilainya 2 Pengukuran dari analisis ini adalah: a. Bila T ij nilainya semakin besar maka daya tarik menarik antara daerah i dan j semakin kuat dan bisa dikatakan indikator kegiatan sosial ekonomi keduanya besar kaitannya. b. Bila T ij nilainya semakin kecil maka daya tarik menarik antara daerah i dan j semakin lemah dan bisa dikatakan indikator kegiatan sosial ekonomi keduanya kecil kaitannya.

3.4. Definisi dan Batasan Variabel Penelitian