Kelebihan analisisLQ yang lainnya adalah dapat menjadi menarik apabila dilakukan dalam bentuk time seriestren, artinya dianalisis selama kurun waktu
tertentu. Dalam hal ini perkembangan LQ bisa dilihat untuk suatu komoditi tertentu dalam kurun waktu yang berbeda, apakah terjadi kenaikan atau penurunan
Tarigan, 2005.
2.7. Model Gravitasi
Model gravitasi adalah model yang paling banyak digunakan untuk melihat besarnya daya tarik suatu potensi yang berada pada suatu lokasi. Model
ini sering digunakan untuk melihat kaitan potensi suatu lokasi dan besarnya wilayah pengaruh dari potensi tersebut Tarigan, 2007.
Misalnya, ada dua kota kota X dan Y yang berdekatan, ingin diketahui berapa besar interaksi yang terjadi antara dua kota tersebut, interaksi itu
ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor pertama adalah besarnya kedua kota tersebut, dapat diukur dari jumlah penduduk, banyaknya lapangan kerja, total
pendapatan, jumlah atau luas bangunan, banyaknya fasilitas kepentingan umum, dan lain-lain. Kemudahan dalam mendapatkan data membuat ukuran jumlah
penduduk lebih sering digunakan sebagai alat ukur. Ukuran jumlah penduduk bukanlah arbiter karena jumlah penduduk juga terkait langsung dengan berbagai
ukuran lain yang dikemukakan di atas. Faktor kedua yang mempengaruhi interaksi adalah jarak antara kota X dan Y. jarak mempengaruhi orang untuk
bepergian karena menempuh jarak tersebut diperlukan waktu, tenaga dan biaya.
Universitas Sumatera Utara
2.8. Penelitian Terdahulu
Reniwati 2013 melakukan studi tentang Analisis Sektor-sektor Ekonomi di Sulawesi Selatan Periode 2007-2011, menggunakan metode analisisshift share.
Hasilstudi menunjukkan bahwa sektor yang berkembangng pesat adalah sektor listrik, gas dan air bersih; sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan
restoran; sektor angkutan dan komunikasi; sektor keuangan dan persewaan; serta sektor jasa-jasa.
Nurfatimah 2013 melakukan studi tentang Analisis Potensi Pertumbuhan Ekonomi KabupatenKota di Provinsi Bali, menggunakan metode Location
Quotient LQ, Sift Share dan Gravitasi. Hasil studi menunjukkan
terjadi penyebaran sektor-sektor ekonomi yang basis di Provinsi Bali dan pemerataan
pembangunan daerah Bali. Pembangunan di Bali tidak dikhususkan untuk satu sektor di setiap kabupatenkota tetapi terbagi-bagi untuk saling memenuhi kebutuhan tiap-
tiap daerah. Hasil dari analisis gravitasi dengan nilai indeks terbesar menunjukkan keterkaitan atau daya tarik menarik potensi ekonomi antara Kota Denpasar dengan
kabupaten lain di sekitarnya paling kuat adalah pertama dengan Kabupaten Klungkung, kedua interaksi dengan Kabupaten Tabanan, ketiga interaksi dengan
Kabupaten Badung, keempat interaksi dengan Kabupaten Gianyar, kelima interaksi dengan Kabupaten Bangli, keenam interaksi dengan Kabupaten Buleleng, ketujuh
interaksi dengan Kabupaten Karangasem, dan kedelapan interaksi dengan Kabupaten Jembrana. Keterkaitan dengan Kota Denpasar ini paling besar karena kedua daerah
tersebut mempunyai jarak yang cukup dekat sehingga interaksi keduanya paling kuat. Interaksi dengan daerah ini dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan jarak antara kedua
daerah.
Ningsih 2010 melakukan studi tentang Analisis Komoditi Unggulan
Universitas Sumatera Utara
Sektor Pertanian Kabupaten Sukoharjo Sebelum dan Selama Otonomi Daerah dengan menggunakan alat analisis Location Quotient LQ. Hasil studi
menunjukkan pada masa sebelum otonomi daerah dapat diketahui komoditi yang teridentifikasi sebagai komoditi basis yaitu subsektor tanaman bahan makanan
dan subsektor peternakan. Sedangkan selama pelaksanaan otonomi daerah, komoditi yang teridentifikasi sebagai komoditi basis yaitu subsektor tanaman
bahan makanan, subsektor perkebunan dan subsektor peternakan. Novrilasari 2008 melakukan studi dengan judul Analisis Sektor
Unggulan dalam Meningkatkan Perekonomian dan Pembangunan Wilayah Kabupaten Kuantan Singingi, menggunakan alat analisis Klassen Typologi dan
Location Quotient. Hasil dari analisis Klassen Typologi dengan pendekatan sektoral, menunjukkan bahwa sektor pertambangan dan poenggalian menduduki
kuadran I yaitu sektor maju dan tumbuh cepat. Disusul oleh sektor pertanian pada kuadran II yaitu sektor maju tetapi tertekan. Hasil perhitungan LQ diseluruh
sektor perekonomian berdarkan indikator pendapatan terdapat dua sektor yang menjadi basis perekonomian Kabupaten Singingi yang dapat diprioritaskan
menjadi sektor unggulan pada tahun 2002-2006 yaitu sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian.
Universitas Sumatera Utara
2.9. Kerangka Konseptual