Sektor Basis dan Sektor Unggulan dalam

4.3.3. Sektor Basis dan Sektor Unggulan dalam

Perekonomian KabupatenKota di Kawasan Mebidangro Sumatera Utara Analisis Location Quotient LQ Analisis Location Quotient LQ digunakan untuk mengetahui sektor- sektor ekonomi yang termasuk ke dalam sektor basis atau berpotensi ekspor dan sektor nonbasis. Apabila hasil perhitungannya menunjukkan angka lebih dari satu LQ 1 berarti sektor tersebut merupakan sektor basis. Sebaliknya apabila hasilnya menunjukkan angka kurang dari satu LQ 1 berarti sektor tersebut bukan sektor basis. Tabel 4.32. Hasil perhitungan Location Quotient LQ rata-rata kabupatenkota di kawasan Mebidangro tahun 2008-2012 Sumber: Lampiran 45, 46, 47, 48 dan 49 Keterangan: 1. Pertanian; 2. Pertambangan dan Penggalian; 3. Industri Pengolahan; 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih; 5. Konstruksi;6. Perdagangan, Hotel dan Restoran; 7. Pengangkutan Komunikasi; 8. Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan; 9. Jasa-jasa nb = sektor nonbasis b = sektor basis Jika dilihat secara keseluruhan, maka kawasan Mebidangro memiliki enam sektor basis secara rata-rata. Sektor-sektor tersebut adalah sektor listrik, gas, dan air bersih; sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Sektor pengangkutan dan komunikasi merupakan sektor basis Jumlah Sektor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Basis 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Mebidangro 0.40 0.51 0.90 1.37 1.24 1.30 1.47 1.44 1.15 nb nb nb b b b b b b Medan 0.09 0.00 0.61 1.86 1.63 1.43 2.09 1.92 1.03 nb nb nb b b b b b b Binjai 0.30 5.47 0.98 2.00 1.35 0.88 0.48 2.14 1.70 nb b nb b b nb nb b b Deli Serdang 0.70 1.13 1.80 0.30 0.41 1.13 0.21 0.44 1.36 nb b b nb nb b nb nb b Karo 2.47 0.31 0.03 0.40 0.52 0.78 0.92 0.22 1.17 b nb nb nb nb nb nb nb b 2 Uraian Sektor 6 5 4 6 Universitas Sumatera Utara di kawasan Mebidangro yang memiliki nilai LQ terbesar yaitu 1,47. Sedangkan sektor jasa-jasa merupakan sektor basis dengan nilai LQ terkecil yaitu 1,15. Sisanya merupakan sektor nonbasis. Berdasarkan hasil perhitungan LQ sembilan sektor ekonomi, terdapat beberapa daerah di kawasan Mebidangro yang mempunyai lebih dari dua sektor basis di sepanjang tahun analisis yakni dari tahun 2008 hingga 2012. Kota Medan merupakan daerah yang paling banyak memiliki sektor basis yaitu sebanyak 6 sektor. Sektor-sektor tersebut adalah sektor listrik, gas, dan air bersih; sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Sektor pengangkutan dan komunikasi merupakan sektor basis di Kota Medan yang memiliki nilai LQ terbesar yaitu 2,09. Sedangkan sektor jasa-jasa merupakan sektor basis dengan nilai LQ terkecil yaitu 1,03 Kota Binjai merupakan kawasan Mebidangro yang memiliki sektor basis terbanyak kedua setelah Kota Medan yaitu 5 sektor. Sektor-sektor tersebut adalah sektor pertambangan dan penggalian; sektor listrik, gas, dan air bersih; sektor konstruksi; sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Sektor pertambangan dan penggalianmerupakan sektor basis di Kota Binjai yang memiliki nilai LQ terbesar yaitu 5,47. Sedangkan sektor konstruksi merupakan sektor basis dengan nilai LQ terkecil yaitu 1,35. Kabupaten Deli Serdang merupakan kawasan Mebidangro yang memiliki sektor basis terbanyak ketiga yaitu 4 sektor. Sektor-sektor tersebut adalah sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan; sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor jasa-jasa. Sektor industri pengolahan merupakan Universitas Sumatera Utara sektor basis di Kabupaten Deli Serdang yang memiliki nilai LQ terbesar yaitu 1,80. Sedangkan sektor pertambangan dan penggalian merupakan sektor basis dengan nilai LQ terkecil yaitu 1,13. Kabupaten Karo memiliki sektor basis yang paling sedikit yaitu hanya 2 sektor basis saja. Sektor-sektor tersebut adalah sektor pertanian dan sektor jasa- jasa. Sektor pertanian merupakan sektor basis di Kabupaten Karo yang memiliki nilai LQ terbesar yaitu 2,47. Sedangkan sektor jasa-jasa merupakan sektor basis dengan nilai LQ terkecil yaitu 1,17. Sektor-sektor nonbasis di masing-masing daerah yang termasuk kawasan Mebidangro selama periode 2008-2012 belum mampu mencukupi kebutuhannya dan berpotensi untuk impor dari daerah lain. Meskipun sektor basis merupakan sektor yang paling potensial untuk dikembangkan dan untuk memacu pertumbuhan ekonomi di kawasan Mebidangro, akan tetapi tidak boleh melupakan sektor nonbasis. Hal ini dikarenakan sektor-sektor nonbasis untuk masing-masing daerah kawasan Mebidangro dapat dikembangkan terutama sektor yang memiliki nilai LQ mendekati 1. Bersama sektor basis yang ada, sektor nonbasis dapat dibantu untuk dikembangkan menjadi sektor basis baru. 1 Sektor Pertanian Hasil analisis LQ rata-rata kawasan Mebidangro, sektor pertanian menjadi sektor basis hanya di Kabupaten Karo. Sektor ini menjadi sektor basis terbesar di Kabupaten Karo yang nilainya sebesar 2,47. Sektor pertanian ini disumbang oleh subsektor tanaman bahan makanan dan perkebunan. Di kawasan Mebidangro lainnya, sektor ini nilai LQ 1 yang menunjukkan potensi pertanian di kawasan Mebidangro lainnya masih kecil atau lambat. Universitas Sumatera Utara 2 Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor pertambangan dan penggalian merupakan sektor basis di dua daerah yang termasuk kawasan Mebidangro yaitu Kota Binjai dan Kabupaten Deli Serdang. Sektor ini menjadi sektor basis terbesar di Kota Binjai yang nilainya sebesar 5,47. 3 Sektor Industri Pengolahan Hasil analisis LQ rata-rata seperti pada Tabel 4.32. menunjukkan bahwa hanya terdapat satu kabupaten yang memilki sektor basis industri pengolahan yaitu Kabupaten Deli Serdang. Sektor ini menjadi sektor basis terbesar di Kabupaten Deli Serdang yang nilainya sebesar 1,80.Sektor ini disumbang terbesar oleh subsektor industri tanpa migas seperti industri pupuk, kimia dan barang dari karet dan industri makanan, minuman dan tembakau. 4 Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Sektor listrik, gas dan air bersih merupakan sektor basis di dua daerah yang termasuk kawasan Mebidangro yaitu Kota Medan dan Kota Binjai. Sektor ini menjadi sektor basis terbesar di Kota Binjai yang nilainya sebesar 2,00 bila dibandingkan dengan sektor lainnya di Kota Binjai. 5 Sektor Konstruksi Untuk sektor bangunan menjadi sektor basis di dua kota di kawasan Mebidangro. Kota-kota tersebut adalah Kota Medan dan Kota Binjai. Pembangunan ini sebagai bukti kemajuan daerah dan tempat-tempat bisnis dan industri serta bertujuan untuk menarik para wisatawan.Namun sektor bangunan membuat pemerintah daerah menggunakan lahan pertanian untuk mendirikan bangunan guna menunjung bisnis yang lebih menjanjikan. Hal ini Universitas Sumatera Utara menyebabkan penurunan konstribusi sektor pertanian. 6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sektor perdagangan, hotel da restoran merupakan sektor basis di dua daerah yang termasuk kawasan Mebidangro yaitu Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang. Sektor ini menjadi sektor basis terbesar di Kota Medan yang nilainya sebesar 1,43 bila dibandingkan dengan Kabupaten Deli Serdang.Sektor ini disumbang terbesar oleh subsektor perdagangan besar dan eceran baik di Kota Medan maupun Kabupaten Deli Serdang. 7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Hasil analisis LQ pada sektor pengangkutan dan komunikasi seperti yang terlihat dalam Tabel 4.32. menunjukkan bahwa sektor ini menjadi sektor basis hanya di Kota Medan saja. Kota Medan merupakan pusat pemerintahan sehingga dibutuhkan pengangkutan dan komunikasi yang lancar ke daerah- daerah lainnya. Sehingga sektor ini menjadi sektor basis di Kota Medan.Sektor ini menjadi sektor basis terbesar di Kota Medan yang nilainya sebesar 2,09.Sektor ini disumbang terbesar oleh subsektor pengangkutan khususnya angkutan udara. Hal ini dikarenakan adanya bandara polonia yang terletak di Kota Medan. 8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan. Dari Tabel 4.32. terlihat ada dua Kota yang mempunyai LQ 1 untuk sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yaitu Kota Medan dan Kota Binjai. Hal ini terjadi karena Kota Medan adalah pusat pemerintahan dan tempat-tempat kantor-kantor pengatur pemasaran dari kegiatan bisnis di kawasan Mebidangro sehingga sektor ini menjadi sektor basis. Sektor ini Universitas Sumatera Utara disumbang terbesar oleh subsektor sewa bangunan baik di Kota Medan maupun di Kota Binjai. 9 Sektor Jasa-jasa Hasil analisis LQ pada sektor jasa-jasa menunjukkan bahwa sektor ini merupakan sektor basis di seluruh kabupatenkota yang termasuk kawasan strategis Mebidangro yaitu Kota Medan, Kota Binjai, Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Karo.Sektor ini disumbang terbesar oleh subsektor jasa pemerintahan umum seperti jasa administrasi pemerintahan dan pertahanan untuk Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Karo. Sedangkan untuk Kota Binjai disumbang terbesar oleh subsektor jasa swasta seperti jasa perorangan dan rumah tangga. Analisis Model Rasio Pertumbuhan MRP Analisis MRP merupakan alat analisis untuk melihat deskripsi kegiatan atau sektor ekonomi yang potensial berdasarkan pada kriteria pertumbuhan struktur ekonomi wilayah baik eksternal maupun internal. Dalam analisis ini terdapat dua jenis rasio pertumbuhan yaitu Rasio Pertumbuhan Wilayah Referensi RPR yaitu Provinsi Sumatera Utara dan Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi RPS yaitu Kota Medan, Kota Binjai, Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Karo. Hasil perhitungan analisis MRP yang disajikan Tabel 4.33. menunjukkan bahwa ada 2 sektor ekonomi di kawasan Mebidangro yang memiliki nilai RPR positif + dan nilai RPS negatif +. Sektor-sektor tersebut adalah sektor konstruksi dan sektor jasa-jasa. Hal ini berarti sektor-sektor tersebut mempunyai pertumbuhan yang menonjol baik pada tingkat provinsi maupun pada tingkat Universitas Sumatera Utara kawasan Mebidangro. Sementara itu, sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan memiliki nilai RPR positif + dan nilai RPS negatif - yang berarti kedua sektor tersebut pada tingkat provinsi mempunyai pertumbuhan yang menonjol tetapi pada tingkat kawasan Mebidangro belum menonjol. Sedangkan sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran bersih memiliki nilai RPR negatif - dan nilai RPS positif +. Hal ini menunjukkan sektor-sektor tersebut pada tingkat kawasan Mebidangro mempunyai pertumbuhan yang menonjol tetapi pada tingkat provinsi belum menonjol. Hasil perhitungan MRP kawasan Mebidangro juga menunjukkan ada dua sektor ekonomi yang mempunyai nilai RPR negatif - dan nilai RPS negatif -. Sektor-sektor tersebut adalah sektor pertanian dan sektor listrik, gas dan air bersih. Hal ini berarti sektor-sektor tersebut mempunyai pertumbuhan yang rendah baik di tingkat provinsi maupun di tingkat kawasan Mebidangro itu sendiri. Hasil perhitungan analisis MRP yang disajikan Tabel 4.33. juga menunjukkan bahwa ada 4 sektor ekonomi di Kota Medan yang memiliki nilai RPR positif + dan nilai RPS negatif -. Sektor-sektor tersebut adalah sektor konstruksi; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Hal ini berarti sektor-sektor tersebut mempunyai pertumbuhan yang menonjol hanya pada tingkat provinsi sedangkan pada tingkat kota itu sendiri belum menonjol. Universitas Sumatera Utara Selain itu 5 sektor ekonomi lainnya di Kota Medan mempunyai nilai RPR dan RPS negatif -. Sektor-sektor tersebut adalah sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan; sektor listrik, gas dan air bersih serta sektor perdagangan, hotel dan restoran. Hal ini berarti sektor- sektor tersebut mempunyai pertumbuhan yang rendah baik di tingkat provinsi maupun di tingkat kota itu sendiri. Tabel 4.33. Hasil perhitungan MRP kabupatenkota di kawasan Mebidangro Tahun 2008-2012 Sumber: Lampiran 55, 56, 57, 58, 59 dan 60 Hasil perhitungan MRP Kota Binjai menunjukkan ada dua sektor ekonomi yang mempunyai nilai RPR positif + dan nilai RPS positif + yaitu sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Hal ini berarti kedua sektor tersebut merupakan sektor yang potensial baik di tingkat Provinsi Sumatera Utara maupun di tingkat Kota Binjai karena mempunyai pertumbuhan yang menonjol dari sektor ekonomi yang lain. Sektor-sektor ekonomi lain seperti sektor konstruksi dan sektor pengangkutan dan komunikasi memiliki nilai RPR positif + dan nilai RPS negatif - yang berarti kedua sektor tersebut pada tingkat provinsi mempunyai pertumbuhan yang menonjol tetapi pada tingkat kota belum menonjol. Sedangkan Riil Nominal Riil Nominal Riil Nominal Riil Nominal Riil Nominal Riil Nominal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1. Pertanian 0.89 - 0.98 - 0.70 - 0.99 - 1.45 + 1.25 + 2. Pertambangan dan Penggalian 0.87 - 1.14 + 0.03 - 1.04 + 1.33 + 1.28 + 3. Industri pengolahan 0.78 - 1.29 + 0.80 - 1.31 + 1.32 + 1.04 + 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 0.83 - 0.84 - 0.78 - 1.34 + 1.09 + 0.51 - 5. Konstruksi 1.32 + 1.09 + 0.97 - 0.96 - 1.14 + 0.71 - 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 0.97 - 1.14 + 0.95 - 0.87 - 1.02 + 0.98 - 7. Pengangkutan dan Komunikasi 1.20 + 0.90 - 0.82 - 0.97 - 0.78 - 0.62 - 8. Keuangan, persewaan, dan Jasa Perusahaan 1.30 + 0.69 - 0.85 - 1.19 + 0.95 - 0.53 - 9. Jasa-jasa 1.29 + 1.19 + 0.90 - 1.00 + 0.79 - 0.96 - RPS Karo Sektor RPR Sumut RPS Medan RPS Binjai RPS Deli Serdang RPS Mebidangro Universitas Sumatera Utara sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih memiliki nilai RPR negatif - dan nilai RPS positif +. Hal ini menunjukkan sektor-sektor tersebut pada tingkat Kota Binjai mempunyai pertumbuhan yang menonjol tetapi pada tingkat provinsi belum menonjol. Hasil perhitungan MRP Kota Binjai juga menunjukkan ada dua sektor ekonomi yang mempunyai nilai RPR negatif - dan nilai RPS negatif -. Sektor-sektor tersebut adalah sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Hal ini berarti sektor-sektor tersebut mempunyai pertumbuhan yang rendah baik di tingkat provinsi maupun di tingkat kota itu sendiri. Untuk Kabupaten Deli Serdang, hasil perhitungan MRP menunjukkan hanya ada satu sektor yang memiliki nilai RPR positif + dan nilai RPS positif + yaitu sektor konstruksi. Hal ini berarti sektor tersebut merupakan sektor yang potensial baik di tingkat provinsi maupun di tingkat kabupaten karena mempunyai pertumbuhan yang menonjol dari sektor ekonomi yang lain. Sektor-sektor ekonomi lain seperti sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa memiliki nilai RPR positif + dan nilai RPS negatif - yang berarti ketiga sektor tersebut pada tingkat provinsi mempunyai pertumbuhan yang menonjol tetapi pada tingkat kabupaten belum menonjol. Sedangkan sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih dan sektor perdagangan, hotel dan restoran memiliki nilai RPR negatif - dan nilai RPS positif +. Hal ini menunjukkan sektor-sektor tersebut pada tingkat Kabupaten Deli Serdang mempunyai pertumbuhan yang menonjol tetapi pada tingkat Provinsi Sumatera Utara belum menonjol. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil perhitungan MRP, Kabupaten Karo memiliki empat sektor dengan nilai RPR positif + dan nilai RPS negatif - yaitu sektor konstruksi; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa. Hal ini mempunyai arti bahwa sektor- sektor tersebut mempunyai pertumbuhan menonjol hanya pada tingkat provinsi, sedangkan pada tingkat kabupaten tidak menonjol. Sebaliknya, sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan memiliki nilai RPR negatif - dan nilai RPS positif +. Sektor-sektor ini mempunyai pertumbuhan yang menonjol hanya di tingkat kanupaten saja, sedangkan tingkat provinsi tidak menonjol. Kabupaten Karo hanya mempunyai satu sektor dengan nilai RPR dan RPS negatif - yaitu sektor listrik, gas dan air bersih. Hasil ini menunjukkan bahwa sektor tersebut tidak memiliki pertumbuhan yang menonjol baik di tingkat provinsi maupun di tingkat kabupaten. Analisis Overlay Analisis ini digunakan untuk menentukan sektor-sektor ekonomi unggul maupun potensial berdasarkan kriteria pertumbuhan dan kriteia kontribusi. Dalam analisis ini kriteria pertumbuhan dalam analisis MRP digunakan nilai RPS rata- rata selama periode 2008-2012, sedangkan untuk nilai kontribusi yang dipergunakan adalah nilai LQ rata-rata selama periode 2008-2012. Dengan mempertimbangkan kedua kriteria tersebut, penentuan kegiatan ekonomi yang unggul dan potensial dapat lebih akurat. Hasil analisis overlay pada Tabel 4.34. menunjukkan bahwa terdapat tiga sektor ekonomi yang dominan dikembangkan di kawasan Mebidangro dengan LQ Universitas Sumatera Utara dan nilai RPS positif selama periode 2008-2012. Sektor-sektor tersebut adalah sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor jasa-jasa. Selain itu, juga terdapat tiga sektor yang memiliki pertumbuhan yang kecil bertanda negatif tetapi kontribusinya besar bertanda positif. Sektor-sektor tersebut adalah sektor listrik, gas dan air bersih; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Sektor-sektor ini dimungkinkan sektor yang potensial namun ada kecenderungan menurun sehingga perlu dipacu pertumbuhannya. Tabel 4.34. Hasil Analisis Overlay sektor-sektorekonomi kawasan Mebidangro tahun 2008-2012 Uraian RPS Tanda LQ Tanda 1 2 3 4 5 1. Pertanian 0.98 - 0.40 - 2. Pertambangan dan Penggalian 1.14 + 0.51 - 3. Industri pengolahan 1.29 + 0.90 - 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 0.84 - 1.37 + 5. Konstruksi 1.09 + 1.24 + 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 1.14 + 1.30 + 7. Pengangkutan dan Komunikasi 0.90 - 1.47 + 8. Keuangan, persewaan, dan Jasa Perusahaan 0.69 - 1.44 + 9. Jasa-jasa 1.19 + 1.15 + Sumber: Lampiran 61 Sedangkan sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan memiliki pertumbuhan yang dominan tetapi kontribusinya kecil. Artinya, kedua sektor ini perlu lebih ditingkatkan dan dikembangkan untuk menjadi sektor yang dominan. Satu sektor lainnya yaitu sektor pertanian merupakan sektor yang rendah baik dari segi pertumbuhan maupun dari segi kontribusi. Sektor ini tidak layak mendapat prioritas dalam pembangunan. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.35. Hasil Analisis Overlay sektor-sektorekonomi Kota Medan tahun 2008-2012 Sektor RPS Tanda LQ Tanda 1 2 3 4 5 1. Pertanian 0,70 - 0,09 - 2. Pertambangan dan Penggalian 0,03 - 0,00 - 3. Industri pengolahan 0,80 - 0,61 - 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,78 - 1,86 + 5. Konstruksi 0,97 - 1,63 + 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 0,95 - 1,43 + 7. Pengangkutan dan Komunikasi 0,82 - 2,09 + 8. Keuangan, persewaan, dan Jasa Perusahaan 0,85 - 1,92 + 9. Jasa-jasa 0,90 - 1,03 + Sumber: Lampiran 62 Hasil analisis overlay pada Tabel 4.35. menunjukkan bahwa tidak dijumpai sektor ekonomi yang sangat dominan dikembangkan di Kota Medan dengan LQ dan nilai RPS positif selama periode 2008-2012. Selain itu, terdapat enam sektor yang memiliki pertumbuhan yang kecil bertanda negatif tetapi kontribusinya besar bertanda positif. Sektor-sektor tersebut adalah sektor listrik, gas dan air bersih; sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Sektor-sektor ini dimungkinkan sektor yang potensial namun ada kecenderungan menurun sehingga perlu dipacu pertumbuhannya. Sedangkan ketiga sektor lainnya, antara lain sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan merupakan sektor yang tidak potensial baik dari segi pertumbuhan maupun dari kontribusi. Sektor- sektor ini tidak layak mendapat prioritas dalam pembangunan. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.36. Hasil Analisis Overlay sektor ekonomi Kota Binjai tahun 2008-2012 Sektor RPS Tanda LQ Tanda 1 2 3 4 5 1. Pertanian 0,99 - 0,30 - 2. Pertambangan dan Penggalian 1,04 + 5,47 + 3. Industri pengolahan 1,31 + 0,98 - 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 1,34 + 2,00 + 5. Konstruksi 0,96 - 1,35 + 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 0,87 - 0,88 - 7. Pengangkutan dan Komunikasi 0,97 - 0,48 - 8. Keuangan, persewaan, dan Jasa Perusahaan 1,19 + 2,14 + 9. Jasa-jasa 1,00 + 1,70 + Sumber: Lampiran 63 Di Kota Binjai, hasil analisis overlay pada tahun 2008-2012 menunjukkan terdapat empat sektor ekonomi yang merupakan sektor unggulan atau sangat dominan dikembangkan. Hal ini dikarenakan sektor-sektor tersebut memiliki pertumbuhan dan kontribusi yang sangat besar terhadap pembentukan PDRB dan pembangunan di Kota Binjai. Sektor-sektor tersebut adalah sektor pertambangan dan penggalian; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa. Sementara itu, sektor industri pengolahan menunjukkan sektor yang pertumbuhannya dominan tetapi kontribusinya kecil. Artinya, sektor ini perlu lebih ditingkatkan dan dikembangkan untuk menjadi sektor yang dominan. Sektor konstruksi menunjukkan sektor yang pertumbuhannya kecil tetapi kontribusinya besar. Hal ini dimungkinkan oleh sektor tersebut sedang mengalami penurunan sehingga perlu dipacu pertumbuhannya. Sedangkan tiga sektor lainnya merupakan sektor yang rendah dari segi pertumbuhan dan kontribusi sektor tertinggal. Sektor ini tidak layak mendapat prioritas dalam pembangunan. Ketiga Universitas Sumatera Utara sektor tersebut adalah sektor pertanian; sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor pengangkutan dan kmunikasi. Tabel 4.37. Hasil Analisis Overlay sektor ekonomi Kabupaten Deli Serdang tahun 2008-2012 Sektor RPS Tanda LQ Tanda 1 2 3 4 5 1. Pertanian 1,45 + 0,70 - 2. Pertambangan dan Penggalian 1,33 + 1,13 + 3. Industri pengolahan 1,32 + 1,80 + 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 1,09 + 0,30 - 5. Konstruksi 1,14 + 0,41 - 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 1,02 + 1,13 + 7. Pengangkutan dan Komunikasi 0,78 - 0,21 - 8. Keuangan, persewaan, dan Jasa Perusahaan 0,95 - 0,44 - 9. Jasa-jasa 0,79 - 1,36 + Sumber: Lampiran 64 Hasil analisis overlay pada Tabel 4.37. menunjukkan bahwa dijumpai tiga sektor ekonomi yang sangat dominan dikembangkan di Kabupaten Deli Serdang dengan LQ dan nilai RPS positif selama periode 2008-2012. Sektor- sektor tersebut adalah sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Kemudian, sektor jasa-jasa menunjukkan sektor yang pertumbuhannya kecil tetapi kontribusinya besar. Hal ini dimungkinkan oleh sektor tersebut sedang mengalami penurunan sehingga perlu dipacu pertumbuhannya. Selain itu, hasil analisis juga menunjukkan ada tiga sektor yang pertumbuhannya dominan tetapi kontribusinya kecil. Ketiga sektor tersebut adalah sektor pertanian; sektor listrik, gas dan air bersih dan sektor konstruksi. Artinya, ketiga sektor ini perlu lebih ditingkatkan dan dikembangkan untuk menjadi sektor yang dominan. Dua sektor lainnya yaitu sektor pengangkutan dan komunikasi dan Universitas Sumatera Utara sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan merupakan sektor yang rendah baik dari segi pertumbuhan maupun dari segi kontribusi. Sektor-sektor ini tidak layak mendapat prioritas dalam pembangunan. Tabel 4.38. Hasil Analisis Overlay sektor ekonomi Kabupaten Karo tahun 2008-2012 Sektor RPS Tanda LQ Tanda 1 2 3 4 5 1. Pertanian 1,25 + 2,47 + 2. Pertambangan dan Penggalian 1,28 + 0,31 - 3. Industri pengolahan 1,04 + 0,03 - 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,51 - 0,40 - 5. Konstruksi 0,71 - 0,52 - 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 0,98 - 0,78 - 7. Pengangkutan dan Komunikasi 0,62 - 0,92 - 8. Keuangan, persewaan, dan Jasa Perusahaan 0,53 - 0,22 - 9. Jasa-jasa 0,96 - 1,17 + Sumber: Lampiran 65 Di Kabupaten Karo, hasil analisis overlay pada tahun 2008-2012 menunjukkan hanya terdapat satu sektor ekonomi yaitu sektor pertanian yang merupakan sektor unggulan atau sangat dominan dikembangkan. Sektor ini memiliki pertumbuhan dan kontribusi yang besar terhadap pembentukan PDRB dan pembangunan di Kabupaten Karo. Sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan memiliki pertumbuhan yang dominan tetapi kontribusinya kecil. Hal ini berarti kedua sektor ini perlu lebih ditingkatkan dan dikembangkan untuk menjadi sektor yang dominan. Sebaliknya, sektor jasa-jasa memiliki pertumbuhan yang kecil tetapi kontribusi besar. Hal ini menunjukkan sektor ini mengalami penurunan.sehingga perlu dipacu pertumbuhannya. Kelima sektor lainnya merupakan sektor yang tidak potensial baik dari segi pertumbuhan maupun dari segi kontribusi. Sektor- Universitas Sumatera Utara sektor tersebut adalah sektor listrik, gas dan air bersih; sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Sektor-sektor ini tidak layak mendapat prioritas dalam pembangunan di Kabupaten Karo. 4.3.4. Keterkaitan Daya Tarik Potensi Ekonomi antara Kota Medan dengan KabupatenKota Lainnya di Kawasan Mebidangro Sumatera Utara Analisis gravitasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa kuat keterkaitan inter linkage antara Kota Medan sebagai salah satu wilayah yang termasuk kawasan Mebidangro, ibukota Provinsi dan pusat pertumbuhan dengan kabupatenkota lainnya yang termasuk kawasan Mebidangro yaitu Kota Binjai, Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Karo. Tabel 4.39. Peringkat atau level Analisis Gravitasi antara Kota Medan dengan kabupatenkota lainnya di kawasan Mebidangro tahun 2008-2012 Peringkat Wilayah Nilai Gravitasi Makna 1 2 3 4 1 Deli Serdang 4.505.885.058,97 Keterkaitan dengan Kota Medan kuat 2 Binjai 1.095.058.846,58 Keterkaitan dengan Kota Medan cukup kuat 3 Karo 124.674.818,00 Keterkaitan dengan Kota Medan lemah Sumber: Lampiran 66 Berdasarkan Tabel 4.39. dapat dilihat peringkat dari hasil perhitungan analisis gravitasi selama periode 2008-2012. Kabupaten Deli Serdang merupakan kabupaten yang paling kuat interaksinya dengan Kota Medan dengan nilai rata- rata indeks gravitasi sebesar 4.505.885.058,97. Kedua interaksi dengan Kota Binjai dengan nilai rata-rata indeks gravitasi sebesar 1.095.058.846,58 menunjukkan keterkaitan gravitasi cukup kuat dengan Kota Medan. Terakhir dengan Kabupaten Karo yang memiliki nilai rata-rata Universitas Sumatera Utara indeks gravitasi sebesar 124.674.818,00, menunjukkan keterkaitan gravitasi lemah dengan Kota Medan. Kuatnya daya tarik wilayah Kabupaten Deli Serdang dan Kota Medan sebagai kota inti kawasan Mebidangro memberikan kontribusi terciptanya lapangan kerja, yang telah memancing tingginya migrasi ke Kota Medan dan sekitarnya yang datang dari wilayah lain di Sumatera Utara. Pertumbuhan Kota Medan menghasilkan kemajuan-kemajuan dalam berbagai bidang penghidupan dan kehidupan perkotaan. 4.4. Pembahasan Persektor Kawasan Mebidangro 4.4.1. Pembahasan Persektor Kawasan Mebidangro