3.3.3. Analisis Location Quotient LQ
Salah satu sasaran pembangunan ekonomi wilayah jangka panjang adalah terjadinya pergeseran pada struktur ekonomi wilayah yang terjadi akibat
kemajuan pembangunan suatu wilayah. Tidak semua sektor dalam perekonomian memiliki kemampuan tumbuh yang sama. Oleh karena itu, perencana wilayah
biasanya akan memanfaatkan sektor-sektor basis yang dianggap dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Alat analisis ini digunakan untuk menjawab rumusan
masalah yang ketiga yaitu penentuasn sektor basis dan unggulan. Tarigan 2005 mengemukakan bahwa LQ adalah suatu indeks yang
menggambarkan perbandingan antara besarnya peranan sesuatu sektorkomoditi di suatu daerah terhadap besarnya peranan sektorkomoditi tersebut secara
nasional. Ada banyak variabel yang bisa diperbandingkan, tetapi yang umum adalah nilai tambah tingkat pendapatan dan jumlah lapangan kerja. Berikut ini
yang digunakan adalah nilai tambah tingkat pendapatan. Rumusnya adalah sebagai berikut:
�� =
�
�
� ⁄
�
�
� ⁄
1 Keterangan:
LQ = Nilai Location Quotient Si = Nilai tambah sektor i kabupatenkota dikawasan Mebidangro
S = PDRB kabupatenkota di kawasan Mebidangro Ni = Nilai tambah sektor i di Provinsi Sumatera Utara
N = PDRB Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan formulasi yang ditunjukkan dalam persamaan di atas, maka
ada tiga kemungkinan nilai LQ yang dapat diperoleh, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. LQ 1 artinya tingkat spesialisasi sektor i kabupatenkota kawasan Mebidangrolebih besar dibandingkan dengan sektor yang sama dalam
perekonomian di Provinsi Sumatera Utara. 2. LQ 1 artinya tingkat spesialisasi sektor i kabupatenkota kawasan
Mebidangrolebih kecil dibandingkan dengan sektor yang sama dalam perekonomian di Provinsi Sumatera Utara.
3. LQ = 1 artinya tingkat spesialisasi sektor i kabupatenkota kawasan Mebidangroadalah sama dengan sektor yang sama dalam perekonomian di
Provinsi Sumatera Utara.
3.3.4. Analisis Model Rasio Pertumbuhan MRP
Analisis Model Rasio Pertumbuhan dilakukan untuk melihat deskripsi sektor ekonomi terutama struktur ekonomi daerah yang menekankan pada kriteria
pertumbuhan baik eksternal provinsi maupun internal kabupatenkota Yusuf, 1999. Alat analisis ini sebagai alat analisis tambahan dalam menentukan sektor
unggulan dikabupatenkota di kawasan Mebidangro Sumatera Utara yang menekankan pada kriteria pertumbuhan baik eksternal maupun internal rumusan
masalah yang ketiga. Pendekatan MRP dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Rasio Pertumbuhan Wilayah Referensi RPR Dalam hal ini RPR membandingkan laju pertumbuhan masing-masing sektor di
wilayah referensi dengan laju pertumbuhan total sektor wilayah referensi. RPR :
��
�
� �
�
� ⁄
��� �� ⁄
7
ΔE
i
R = perubahan PDRB sektor i di wilayah referensi pada awal dan akhir
Universitas Sumatera Utara
tahun penelitian ΔER
= perubahan PDRB di wilayah referensipada awal dan akhir tahun penelitian
E
i
R = PDRB sektor i di wilayah referensi pada awal tahun penelitian
ER = PDRB di wilayah referensipada awal tahun penelitian
Jika RPR 1, maka RPR dikatakan +, berarti laju pertumbuhan sektor i di wilayah referensi lebih tinggi dari laju pertumbuhan seluruh sektor di wilayah
referensi. Demikian juga sebaliknya. 2. Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi
Dalam hal ini RPS membandingkan laju pertumbuhan masing-masing sektor di wilayah studi dengan laju pertumbuhan sektor sejenis di wilayah referensi.
RPS :
��
�
� �
�
� ⁄
��
�
� �
�
� ⁄
8 ΔE
i
J = perubahan PDRB sektor i di wilayah studi pada awal dan akhir tahun
penelitian ΔE
i
R = perubahan PDRB sektor i di wilayah referensi pada awal dan akhir
tahun penelitian E
i
J = PDRB sektor i di wilayah studi pada awal tahun penelitian
EiR = PDRB sektor i di wilayah referensi pada awal tahun penelitian
Jika RPS 1, maka RPS dikatakan +, berarti bahwa laju pertumbuhan sektor i di wilayah studi lebih besar dari laju pertumbuhan sektor tersebut di
wilayah referensi. Demikian juga sebaliknya. Dari hasil analisis MRP dengan melihat nilai RPR dan RPS akan
diklasifikasikan sektor-sektor ekonomi dalam empat klasifikasi, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1 Nilai RPR + dan nilai RPS + berarti kegiatan sektor tersebut pada tingkat wilayah referensi dan tingkat wilayah studi memiliki pertumbuhan yang
menonjol. 2 Nilai RPR + dan nilai RPS - berarti sektor tersebut pada tingkat wilayah
referensi memiliki pertumbuhan yang menonjol, tetapi tingkat wilayah studi kurang menonjol.
3 Nilai RPR - dan nilai RPS + berarti sektor tersebut pada tingkat wilayah referensi memiliki pertumbuhan kurang menonjol tetapi di tingkat wilayah
studi memiliki pertumbuhan yang menonjol. 4 Nilai RPR - dan nilai nilai RPS - berarti sektor tersebut pada tingkat wilayah
referensi maupun di tingkat wilayah studi memiliki pertumbuhan yang tidak menonjol.
3.3.5. Analisis Tipologi Overlay