Penelitian yang dilakukan oleh Afidatul Muniroh 2015 dengan judul Profil “Pemahaman Berdasarkan Taksonomi Bloom Siswa kelas XI IPA MA
Pembangunan Pacitan Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Materi Suku Banyak Ditinjau Dari Kemampuan Akademik” menunjukkan hasil
pemahaman siswa kelompok kemampuan akademik tinggi kelas XI IPA dalam menyelesaikan soal Matematika materi Suku Banyak berdasarkan
Taksonomi. Penelitian ini lebih menekankan ada pengerjaan soal secara sistematis. Sedangkan pada penelitian ini lebih ingin mengetahui kemampuan
siswa dalam bidang fisika dimana bidang fisika di bagi dalam 3 kategori yaitu mekanika, optika, dan termofisika. Sedangkan pada penelitian ini hanya ingin
mengetahui kemampuan siswa nya dalam mengerjakan soal fisika secara sistematis dan hanya melihat bagaimana dalam pengerjaan soal yang
diberikan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode penelitian survei. Penelitian kuantitatif
adalah desain riset yang mengunakan data berupa skor atau angka yang kemudian akan dianalisis dengan statistik Suparno, 2014: 119. Tujuan dari
penelitian survei adalah memperoleh gambaran atau deskripsi secara lebih rinci dari hal atau objek yang diteliti, tanpa melakukan intervensi atau
pengubahan apapun terhadap objek Paidi, 2012: 46. Menurut Kerlinger dalam Syofian, 2013: 4 penelitian survei memiliki karakteristik yaitu objek
penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut,
sehingga dapat ditemukan kejadian-kejadian relatif, dan penelitian survei pada umumnya dilakukan untuk mengambil generalisasi dari pengamatan
yang tidak mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai
kemampuan siswa SMA kelas XI IPA dalam bidang Fisika di kabupaten Sleman. Data kuantitatif diperoleh dengan menyebarkan kuisioner yang
berupa soal-soal Fisika kepada siswa kelas XI IPA.
B. Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah siswa SMA kelas XI IPA di kabupaten Sleman. Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik
pengambilan sampling secara
convenience sampling
. Teknik
convenience sampling
yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan saja, anggota populasi yang ditemui peneliti dan bersedia untuk menjadi sampel atau
peneliti memilih orang-orang terdekat saja Syofian, 2013: 30. Untuk menggambarkan keterwakilan seluruh siswa di kabupaten Sleman,
maka dipilih 1 SMA dalam 1 kecamatan untuk mewakili daerah di bagian utara, timur, bagian barat, dan bagian tengah kabupaten Sleman. Dengan
mempertimbangkan kemungkinan untuk diterima lebih besar untuk bisa melakukan penelitian maka peneliti lebih banyak memilih SMA negri untuk
dijadikan tempat penelitian. Kabupaten Sleman terdiri dari 17 kecamatan. Berikut adalah daftar SMA yang dijadikan tempat penelitian ini.
Tabel 4. Daftar Sekolah berdasarkan Kecamatan No.
Kecamatan Sekolah
1. Cangkringan
SMA N 1 Cangkringan 2.
Depok SMA N 1 Depok
3. Gamping
SMA N 1 Gamping 4.
Godean SMA N 1 Godean
5. Kalasan
SMA N Kalasan 6.
Minggir SMA N 1 Minggir
7. Mlati
SMA N 1 Mlati 8.
Ngaglik SMA N 2 Ngaglik
9. Ngemplak
SMA N 1 Ngemplak 10. Pakem
SMA N 1 Pakem 11. Prambanan
SMA N 1 Prambanan 12. Sayegan
SMA N 1 Sayegan 13. Sleman
SMA N 2 Sleman 14. Tempel
SMA N 1 Tempel 15. Turi
SMA N 1 Turi 16. Berbah
SMA Institut Indonesia Sleman 17. Moyudan
SMA Islam 2 Moyudan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sesuai dengan lokasi penelitian yang telah ditentukan, maka pengambilan data dilakukan di 17 SMA di kabupaten Sleman yang sudah
ditentukan berdasarkan kecamatan. Adapun realisasi lokasi SMA yang dijadikan tempat untuk pengambilan data seperti terlihat di Tabel .
Tabel 5. Jumlah Sekolah Sampel Jumlah
Presentase
Target SMA Sampel 17
100 Terealisasi
7 42
Berdasarkan Tabel, pengambilan data dilakukan di 7 SMA dari 17 SMA yang direncanakan atau terealisasi sebesar 42. Hal ini disebabkan
terbatasnya waktu untuk peneliti menjangkau 17 sekolah tersebut dan ada beberapa SMA yang menolak untuk dijadikan lokasi pengambilan data
karena ada kebijakan dari Kepala Sekolah untuk menolak ijin dijadikan tempat pelaksanaan penelitian. Alasan adanya kebijakan tersebut diantaranya
adalah guru dan siswa pada sekolah tersebut sedang sibuk untuk mengejar materi pelajaran yang belum terselesaikan guna mempersiapkan diri
menghadapi ujian akhir semester genap tahun ajaran 20152016. Ada beberapa SMA yang dijadikan pengganti bagi SMA yang tidak
bersedia menjadi tempat melakukan penelitian tetapi sekolah tersebut tetap berada dalam 1 kecamatan. Contohnya: SMA N 1 Mlati yang digantikan
dengan SMA Santo Mikael, SMA N 2 Ngaglik yang digantikan dengan SMA N 1 Ngaglik.