5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kemampuan Berdasarkan Hakikat Fisika
Kemampuan merupakan kecakapan, kepandaian, atau kepiawaian yang dimiliki seseorang. Dalam dunia pendidikan, kemampuan atau kecakapan
sering kali dilihat pada prestasi yang dimiliki oleh seorang siswa. Pembelajaran fisika dipandang sebagai suatu proses untuk mengembangkan
kemampuan memahami konsep, prinsip maupun hukum-hukum fisika sehingga dalam proses pembelajarannya harus mempertimbangkan strategi
atau metode pembelajaran yang efektif dan efisien. Pembelajaran fisika di sekolah menengah pertama merupakan salah satu mata pelajaran IPA yang
dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Dalam pembelajaran fisika, pengalaman proses sains dan pemahaman
produk sains dalam bentuk pengalaman langsung akan sangat berarti dalam membentuk konsep siswa.
Berdasarkan hakekatnya sains mempunyai tiga aspek yaitu aspek produk, aspek proses, dan aspek sikap. Aspek produk dalam sains memberikan
gambaran mengenai bagaimana para ilmuwan bekerja melakukan penemuan- penemuan, jadi sains sebagai proses memberikan gambaran mengenai
pendekatan yang digunakan untuk menyusun pengetahuan. Melalui prinsip, hukum, dan teori yang dirumuskan mampu menjelaskan fenomena yang
terjadi, memprediksi peristiwa yang akan terjadi dan dapat diuji dengan eksperimen yang berkaitan Carin Sund. 1998:4.
Aspek proses pada sains tampak terlihat bahwa penyusunan pengetahuan fisika diawali dengan kegiatan-kegiatan kreatif seperti pengamatan,
pengukuran dan penyelidikan atau percobaan, yang kesemuanya itu memerlukan proses mental dan sikap yang berasal dan pemikiran.
Berdasarkan proses yang dicapai untuk mendapatkan produk dalam sains maka membentuk keilmuan. Sikap keilmuan ini merupakan salah satu aspek
dalam sains yaitu aspek sikap. Aspek sikap ini merupakan hasil dari proses yang dilalui oleh seorang ilmuan. Aspek sikap adalah berbagai keyakinan,
opini dan nilai-nilai yang harus dipertahankan oleh seorang ilmuan ketika mengembangkan pengetahuan baru. Nilai-nilai ini diantaranya adalah
bertanggung jawab, rasa ingin tahu, disiplin, tekun, dan terbuka terhadap
pendapat orang lain Sarkim :2013. B.
Tujuan Pembelajaran Menurut Sanjaya 2008:125, tujuan pembelajaran atau tujuan
instruksional merupakan kemampuan yang harus dimiliki siswa setelah mempelajari bahasan tertentu. Menurut Bloom dalam Sanjaya, 2008:125-
130, tujuan pembelajaran yang harus dirumuskan terbagi dalam tiga domain, yaitu domain kognitif pengetahuan, afektif sikap, dan psikomotorik
keterampilan. Domain kognitif adalah tujuan pembelajaran dalam bidang kemampuan intelektual atau kemampuan berpikir. Domain kognitif menurut
Bloom terdiri dari 6 tingkatan yaitu: pengetahuan, pemahaman, aplikasipenerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Pengetahuan merupakan tingkatan paling rendah dalah tujuan kognitif. Pada tingkatan ini, siswa mampu mengingat informasi yang sudah
dipelajarinya. Kemampuan ini kebanyakan dicapai dengan menghafalkan teks atau rumus yang telah diberikan. Misalnya, siswa mampu menyebutkan bunyi
hukum Newton 1, mampu menyebutkan rumus kecepatan, dan sebagainya. Tingkatan ini sangat penting untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran
yang lebih tinggi. Pemahaman merupakan tingkatan yang bukan hanya mengingat fakta.
Kemampuan yang dicapai pada tingkatan ini yaitu kemampuan menjelaskan, menafsirkan atau kemampuan menangkap makna atau arti suatu konsep.
Misalnya, siswa mampu menjelaskan transfer panas secara konveksi. Pemahaman untuk menafsirkan sesuatu, contohnya yaitu menjelaskan grafik
kecepatan terhadap perpidahan posisi. Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan atau memecah suatu bahan
pelajaran ke dalam bagian-bagian atau unsur-unsur serta hubungan antar bahan tersebut Sanjaya, 2008:127. Tujuan kognitif ini merupakan tujuan
pembelajaran yang kompleks dan hanya mungkin dipahami dan dikuasai oleh siswa yang telah menguasai kemampuan memahami atau menerapkan.
tingkatan ini digunakan untuk pencapaian tujuan pembelajaran tingkat atas. Sintesis adalah kemampuan untuk menghimpun bagian-bagian ke dalam
suatu keseluruhan yang bermakna, seperti merumuskan tema, melihat hubungan abstrak dari berbagai informasi yang tersedia. Sintesis merupakan
kebalikan dari analisis. Analisis mampu menguraikan menjadi bagian-bagian, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI