Banyaknya responden yang berada pada masing-masing kategori dapat dilihat pada Tabel 16. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa hampir
seluruh siswa yaitu 267 dari 275 siswa berada pada kategori E sangat rendah dengan rata-rata skor 8. Dan sebagian kecil berada pada kategori
D rendah dengan rata-rata skor 22. Tidak ada seorang pun siswa yang berada pada kategori C cukup, B tinggi, dan A sangat tinggi.
Distribusi skor pada pilihan jawaban dapat di lihat pada Lampira 8.
Tabel 16. Distribusi Frekuensi dan Mean Pada Setiap Kategori
Kategori Interval Skor
Mean Persentase Skor
Frekuensi Persentase Jumlah
Siswa A
81-100 B
66-80 C
56-65 D
46-55 22
8 2
E 0-45
8 267
33
2. Kemampuan siswa berdasarkan tingkatanlevel dalam aspek kognitif
Berdasarkan tingkatan pada aspek kognitif maka skor rata-rata yang diperoleh oleh siswa terpapar pada Tabel 17. Analisis dari pada masing-
masing level dapat dilihat pada Lampiran 10. Dari tabel menunjukkan bahwa sebagian besar kemampuan siswa berada pada level mengingat
dengan persentase skor 37,22. Pada level mengingat ini siswa mampu menerapkan kembali informasi yang telah diperoleh. Siswa yang berada
pada level ini banyak menghafal teks atau nama dan mengungkapkan kembali.
Tabel 17. Rata-rata Skor Tiap Tingkatan Pada Aspek Kognitif
Level kognitif Mean
Kategori Mengingat
37,22 Sangat rendah
Memahami 27,43
Sangat rendah Menerapkan
31,00 Sangat rendah
Menganalisi 24,57
Sangat rendah Tabel 17 menunjukkan bahwa rata-rata skor paling rendah yaitu pada
level menganalisis dengan persentase skor 24,57. Artinya, pada level ini siswa belum mampu untuk menguraikan komponen-komponen pembentuk
atau penyusun suatu konsep Fisika. Dari Tabel dapat dilihat bahwa terjadi anomali skor atau ketidak normalan skor. Terlihat bahwa skor pada level
mengingat dan level menerapkan lebih besar dari pada skor pada level menganalisis. Hal ini disebabkan oleh soal-soal yang digunakan peneliti
pada level menganalisis merupakan soal-soal yang menganalisis suatu konsep Fisika. Dapat dilihat bahwa siswa sangat kurang dalam menguasai
konsep-konsep Fisika. Tetapi pada level menerapkan dan level mengingat peneliti menggunakan soal-soal konseptual tentang Fisika dan
menggunakan soal-soal yang membutuhkan perhitungan serta penurunan rumus. Terlihat bahwa siswa lebih mampu menyelesaikan soal-soal
perhitungan dari pada menyelesaikan soal-soal menganalisis suatu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
konseptual. Hal ini terlihat pada persentase skor rata-rata pada level mengingat dan level menerapkan lebih besar dari pada persentase skor
rata-rata pada level menganalisis. Jika dilihat pada masing-masing soal maka persentase skor paling
tinggi yaitu diperoleh siswa pada soal nomor 30 dengan skor 53. Skor pada masing-masing butir soal dapat dilihat pada Lampiran 8. Soal
tersebut adalah “
Prinsip yang diterapkan pada dongkrak hidraulik adalah
…’’. Sedangkan skor paling rendah yang diperoleh siswa yaitu pada soal nomor 4 dengan skor 2,5. Soal tersebut adalah
’’
Vektor gaya F
1
, F
2
, dan F
3
terletak pada sebuah diagram kartesius. Dimana F
1
= 20 N, F
2
= 20 N, dan F
3
= 8 N. Sudut yang dibentuk antara F
1
terhadap sumbu x adalah 30
dan sudut yang dibentuk F
3
terhadap sumbu y adalah 60 . Maka
resultan ketiga vektor adalah…”. Dari soal ini terlihat bahwa keseluruhan siswa belum mampu menguasai konsep vektor. Lampiran jawaban siswa
dapat dilihat pada Lampiran 12.
a. Level mengingat
Pada level ini diperoleh persentase skor rata-rata yaitu 37,22 dengan kategori E sangat rendah. Artinya pada level ini siswa belum
mampu mengungkapkan kembali apa yang telah dipelajari. Skor yang paling tinggi yang diperoleh siswa pada level ini yaitu soal nomor 30
dan soal nomor 16. Soal nomor 30 yaitu
mengetahui prinsip yang diterapkan pada dongkrak hidraulik.
Terlihat bahwa 53 siswa dapat mengetahui prinsip yang diterapkan pada dongkrak hidraulik sedangkan