Level menerapkan Level menganalisis

Gambar 2. Grafik hubungan antara persentase skor terhadap bidang-bidang dalam Fisika. Pada bidang Mekanika, siswa memperoleh skor paling tinggi pada soal nomor 30 dengan skor 53. Soal tersebut berbicara tetang prinsip yang diterapkan pada dongkrak hidraulik. Prinsip kerja dongkrak hidraulik yaitu hukum Pacal. Tetapi pada kenyataannya hampir seluruh siswa menjawab bahwa prinsip kerja dari dongkrak hidraulik adalah hukum Archimedes. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa di Kabupaten Sleman mempunyai konsep yang sangat rendah tentang prinsip kerja benda secara Fisika. Sedangkan skor paling rendah pada soal nomor 4 dengan skor 2,5 . Soal ini tentang menghitung resultan tiga buah vektor gaya dengan titik tolak yang berbeda dan arah yang berbeda. Dari soal tersebut siswa menghitung komponen-komponen resultan gaya pada sumbu x dan y.

4. Kemampuan Siswa Persekolah

Berikut adalah tabel distribusi skor pada setiap sekolah di Kabupaten Sleman. Dari Tabel 19. Ini terlihat bahwa tidak semua sekolah berada pada kategori E sangat rendah. Ada sekolah di Kabupaten Sleman yang berada pada kategori C cukup artinya kemampuan Fisika siswanya cukup. Distribusi skor pada setiap sekolah dapat dilihat pada Lampiran 14. Tabel 19. Distribusi Skor Setiap Sekolah No. Nama Sekolah Jumlah Sampel Skor Skor Kategori 1 SMA Santo Mikael 23 187 27,10 E 2 SMA N 1 Prambanan 24 230 31,94 E 3 SMA N 1 Tempel 38 712 62,46 C 4 SMA N 1 Turi 21 151 21,97 E 5 SMA N 1 Ngaglik 86 782 30,31 E 6 SMA N 1 Cangkringan 54 318 19,63 E 7 SMA N 1 Minggir 29 151 17,36 E Persentase skor paling tinggi yang diperoleh sekolah yaitu SMA N 1 Tempel 62,46. Pada setiap soal SMA N 1 Tempel mendapat skor paling besar pada soal nomor 24 dengan jumlah siswa menjawab dengan benar 24 siswa dari 38 siswa atau dalam persentase skor yaitu 63,15 dari 100. Soal nomor 24 yaitu memahami peristiwa pemantulan dalam percobaan yang dilakukan pada cermin datar. Dari persentase skor tersebut dapat