Sapaan Kata Ganti Orang Kedua Tunggal

60

d. Sapaan Kata Ganti dan Jabatan

Sapaan kata ganti yang dapat digabungkan dengan profesi hanyalah sapaan ite, sama halnya sapaan kata ganti digabungkan dengan profesi, kata hau dan meu tidak sopan apabila digunakan untuk menyapa seseorang dengan jabatan tertentu. Berikut contoh 79 penggunaan kata ite apabila digabungkan dengan jabatan tertentu seseorang, dalam contoh ini adalah bupati. 79 Ema Bupati, cala nganceng ite lut acara pembukaan pameran diang? „Bapak Bupati, apakah anda bisa mengikuti upacara pembukaan pameran besok?‟

e. Sapaan Gabungan Kekerabatan dan Nama Diri

Sapaan ini menggabungkan sapaan kekerabatan dengan nama diri seorang mitra tutur. Gabungan kedua jenis sapaan ini dalam penggunaannya menunjukkan keakraban dari kedua mitra tutur atau dengan kata lain sudah saling mengenal. Misalnya mama Ipong contoh 80, bapa Anus, Tanta Via, Om Jho, Weta Serli, Nara Selis , dan sebagainya. Kata mama, bapa, tanta, om, weta, dan nara merupakan kata sapaan kekerabatan dan kata Ipong, Anus, Via, Jho, Serli, dan Selis adalah nama dari mitra tutur. Berikut contoh 80 melukiskan seorang ibu mengingatkan rekannya untuk mengikuti arisan. 80 Mama Ipong, neka hemong arisan jam 10 tong. „Mama Ipong, jangan lupa nanti arisan jam 10.‟ f. Kata Ganti + Kekerabatan + Nama Diri Sapaan kata ganti dalam penggunaannya juga dapat digabungkan dengan sapaan kekerabatan dan nama diri. Gabungan jenis sapaan kata ganti, kekerabatan 61 dan nama diri dapat dijelaskan melalui contoh berikut. Contoh 81 melukiskan seorang perempuan menanyakan pamannya yang tidak ke kantor untuk bekerja. 81 Amang Laus, co tara toe ngo kantor ite leso ho bo? „ Amang Laus , mengapa hari ini anda tidak ke kantor? g. Profesi dan Nama Diri Dalam bahasa Manggarai dikenal juga sapaan gabungan dengan menyebut profesi dari mitra tutur dan diikuti dengan nama diri mitra tutur. Misalnya Bidan Sinta, Guru Alfons, Mentri Stanis , dan sebagainya. Bidan, guru, dan mentri menunjukkan profesi sedangkan Sinta, Alfons, dan Tanis merupakan nama diri mitra tutur. Penggunaan sapaan gabungan profesi dengan nama diri biasanya digunakan apabila kedua mitra tutur sudah saling mengenal. Berikut contoh 82 melukiskan seorang ibu meminta obat pada seorang bidan di puskesmas. 82 Bidan Sinta , nganceng tegi koe rewos beti sa’i? „Bidan Sinta, bolehkah saya meminta obat sakit kepala?